|
|
|
Halaman Artikel |
Manfaat Dan Tipe Hutan
[Artikel
Tentang Hutan) Bag.1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hutan
adalah suatu wilayah luas yang ditumbuhi pepohonan, termasuk juga
tanaman kecil lainnya seperti, lumut, semak belukar, dan bunga liar.
Ditambah dengan beberapa jenis burung, serangga, dan binatang lainnya
yang menghuni hutan tersebut. Berjuta-juta makhluk hidup yang hanya
dapat dilihat dibawah microskop juga menghuni hutan.
Iklim, kesuburan tanah, dan air menentukan jenis-jenis tumbuhan dan
binatang yang dapat hidup di dalam hutan tersebut. Mahkluk hidup
dengan alam sekitar bersama-sama membentuk ekosistem. Suatu ekosistem
terdiri dari mahkluk hidup dan benda mati dalam suatu wilayah tertentu
yang saling berhubungan satu sama lain.
Ekosistem hutan adalah sangat kompleks, pohon-pohon dan tanaman hijau
lainnya membutuhkan sinar matahari untuk memproses makanan yang
diambil dari udara, air dan mineral dari dalam tanah. Tanaman memberi
makan pada beberapa binatang tertentu. Binatang pemakan tumbuhan ini
dimakan oleh binatang pemangsa daging. Tanaman dan binatang yang mati
diurai oleh bakteri dan organisme lainnya seperti protosoa dan jamur.
Proses ini mengembalikan mineral ke dalam tanah, yang dapat digunakan
lagi oleh tumbuhan untuk ber-fotosintesis.
Meskipun berbagai mahkluk hidup secara sendiri-sendiri telah mati,
hutan itu sendiri tetap hidup. Jika hutan dikelola secara bijaksana
dapat menghasilkan kayu dan berbagai hasil hutan lainnya secara
kontinyu.
Sebelum orang membuka hutan untuk pertanian dan perkotaan, 60 persen
daratan adalah berupa hutan. Namun kini hanya tinggal sekitar 30
persen daratan yang masih tertutup hutan. Hutan di satu tempat berbeda
dengan tempat lainnya. Misal hutan di lereng gunung gede berbeda
dengan hutan di lereng gunung merbabu.
Manfaat Hutan
Hutan sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia jaman dahulu
mencari makan dengan cara berburu dan mengumpulkan tanaman liar di
hutan. Beberapa orang masih tinggal dan hidup di dalam hutan, menjadi
bagian alami dari hutan. Meskipun manusia telah membangun pemukiman
pedesaan atau perkotaan tetapi masih sering memasuki hutan untuk
berburu atau mencari kayu.
Sekarang ini orang lebih memperhatikan hutan dibanding sebelumnya
terutama karena faktor : manfaat ekonomi, manfaat bagi lingkungan, dan
manfaat hiburan.
Manfaat ekonomi
Hutan menghasilkan beberapa produk. Kayu gelondongan dapat diolah
menjadi kayu, kayu lapis, bantalan kereta api, papan, kertas. Rotan
dapat digunakan untuk furniture. Hutan dapat juga menghasilkan minyak
dan berbagai produk lainnya, latex dapat digunakan untuk membuat karet,
terpentin, berbagai jenis lemak, getah, minyak, dan lilin. Bagi
masyarakat pedalaman binatang dan tanaman hutan menjadi sumber makanan
pokok mereka.
Tidak seperti sumber alam lainnya misal batubara, minyak, dan tambang
mineral, sumber alam yang berasal dari hutan dapat tumbuh kembali,
sejauh manusia dapat memperhitungkan pengelolaannya.
Manfaat lingkungan
Hutan membantu konservasi dan memperbaiki lingkungan hidup dalam
berbagai bentuk. Misalnya hutan membantu menahan air hujan, sehingga
mencegah tanah longsor dan banjir, air hujan diserap menjadi air tanah
yang muncul menjadi mata air bersih yang mengalir membentuk sungai,
danau, dan untuk air sumur.
Tumbuhan hijau membantu memperbaiki lapisan atmosfir menghasilkan
oksigen yang sangat diperlukan oleh mahkluk hidup dan mengambil karbon
dioksida dari udara. Jika tumbuhan hijau tidak menghasilkan oksigen
lagi, maka hampir semua kehidupan akan berhenti. Jika karbon dioksida
bertambah banyak di atmosfer hal ini dapat merubah iklim di bumi
secara drastis.
Hutan menjadi tempat tinggal beberapa jenis tanaman dan binatang
tertentu yang tidak bisa hidup di tempat lainnya. Tanpa hutan berbagai
tumbuhan dan hewan langka akan musnah.
Manfaat hiburan
Keindahan alam dan kedamaian di dalam hutan dapat menjadi hiburan yang
sangat luar biasa dan langka. Mengamati burung atau hewan langka
menjadi kegiatan yang sangat menarik. Beberapa hutan dapat
dimanfaatkan untuk berkemah, hiking dan berburu. Banyak juga yang
hanya menikmati suasana dan bersantai di keheningan yang menyertai
keindahan alam.
Tipe Hutan Pegunungan
Hutan pegungan dibagi menjadi empat tipe:
1. Hutan dataran rendah pada ketinggian 0 - 1.200m
2. Hutan pegunungan bawah pada ketinggian 1.200 - 1.800m
3. Hutan pegunungan atas pada ketinggian 1.800 - 3.000m
4. Hutan subalpin pada ketinggian di atas 3.000m
Sejarah
Penebangan Hutan
Pada jaman dahulu hampir seluruh Jawa pernah ditutupi oleh berbagai
bentuk hutan dengan tipe yang ditentukan oleh ketinggian, musim , dan
jenis tanah. Manusia menghuni Jawa sedikitnya 1 juta tahun yang lalu.
Pengaruh terhadap hutan dimulai setelah mereka menemukan alat-alat
potong dan api.
Kehilangan sebagian besar hutan alam yang pertama terjadi sekitar
tahun 200-400M, setelah kayu jati diperkenalkan. Menurut naskah kuno
menjelang tahun 1000 sudah terdapat 1,5 juta ha hutan jati. Sekitar
tahun 900 M terdapat jabatan "Tuan Pemburu" yang diyakini pula
berkaitan dengan kegiatan kehutanan.
Pada masa candi Hindu-Budha dibangun di Jawa Tengah cukup banyak hutan
berharga di dataran aluvial daerah pantai yang ditebang. Gunung-gunung
di daki oleh para peziarah hindu dan ada anggapan bahwa klimaks
kebakaran hutan cemara gunung Casuaarina junghuhniana yang mengitari
hampir seluruh gunung di Jawa Timur, mungkin bermula dari api yang
secara tidak sengaja dinyalakan oleh para peziarah berabad-abad yang
lalu.
Babad tanah jawa adalah sebuah naskah kuno yang menceritakan pembukaan
hutan-hutan di jawa untuk keperluan perluasan pemukiman dan kerajaan.
Selama penjajahan Belanda, memaksa para petani menanam tanaman ekspor
(cengkeh , gula, kopi, teh) diantara tanaman pangan yang ditanam di
atas tanah milik bersama (umumnya hutan). Hingga pertengahan abad yang
lalu dataran tinggi pengalengan di antara Gn.Malabar, Gn.Tilu,
Gn.Wayang masih memiliki hutan, sampai pada saat daerah-daerah yang
lebih datar dibuka untuk perkebunan kopi dan teh.
Beberapa gunung benar-benar gundul tidak berhutan mulai dari kaki
gunung sampai ke puncaknya misalnya Gn.Merbabu, Sumbing, Sindoro.
Antara tahun 1898 dan 1937 telah terjadi kehilangan hutan alam seluas
22.000 km2, terutama untuk pembangunan rel kereta api yang sangat
panjang.
|
|