Home | Resensi Film

The Incredibles

Keluarga Superhero

Apa jadinya kalau para superhero dituntut pensiun, menyembunyikan identitasnya dan menjalani hidup sebagai orang biasa? Itulah nasib yang menimpa Tn. Incredible dan superhero sezamannya akibat masyarakat menganggap kekuatan super mereka malah mengganggu kesejahteraan bersama.

Kini ia menghidupi keluarganya dengan menjadi penjaja asuransi. Dalam usia separuh baya, bertumbuh gembrot, terkurung di ruang kerja yang sempit, sering lembur namun kurang dihargai oleh bosnya, diam-diam ia merindukan kejayaan masa lalu. Bersama seorang kawan lama, ia menyelinap ke luar malam-malam, menyadap radio polisi, dan mudah-mudahan bisa tampil di TKP sebagai pahlawan.

Kesempatan tak terduga muncul lewat sebuah undangan misterius, yang rupanya siasat seorang penjahat yang memiliki rencana busuk. Kembali ia harus mengerahkan kekuatan supernya untuk menyelamatkan dunia, dan juga keluarganya.

Nasib dan petualangan Tn. Incredible itu tertuang dalam The Incredibles, produksi Disney dan Pixar yang meraih Oscar sebagai Film Animasi Terbaik dalam ajang Academy Award ke-77. Sebagai film animasi, secara visual film ini tidak seelok Finding Nemo, pemenang tahun sebelumnya. Mungkin karena tokohnya manusia -- walaupun superhero -- sehingga eksplorasi imajinasinya bagaimanapun lebih terbatas. Toh film ini tak kekurangan adegan laga yang mendebarkan dan selingan humor segar. Sejumlah adegan mengingatkan kita pada film-film petualangan lain, seperti Star Wars, James Bond, Indiana Jones, X-Men dan bahkan Spider-Man 2 (yang terakhir ini mungkin bisa disebut ketaksengajaan yang sial, soalnya kedua film itu sama-sama produksi 2004).

Namun, keunggulan The Incredibles memang bukan di situ. Karakterisasi dan hubungan di antara para tokohlah yang dengan gampang menyedot simpati kita. Berbeda dari film-film superhero dengan jagoan tunggal, film ini menampilkan a family in mission, mirip dengan Spy Kids. Bila dalam Spy Kids aspek keluarga cukup dijadikan latar, The Incredibles berhasil memadukannya secara lebih tegas tanpa mesti bernada menggurui.

Tn. Incredible (Craig T. Nelson) terayun antara panggilan untuk melayani masyarakat dan panggilan untuk menjadi ayah idaman. Bagaimanapun ia ingin memberikan teladan baik bagi anak-anaknya. Sang isteri, Elastigirl (Holly Hunter), juga berusaha sebaik-baiknya menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga. Ia mesti meregangkan kesabaran -- dan tubuhnya -- untuk mengurus dan melindungi keluarganya.

Anak-anak mereka memiliki bakat istimewa masing-masing. Violet (Sarah Vowell) bisa menghilang dan membentuk gelembung perlindungan. Adiknya, Dash (Spencer Fox), pelari secepat kilat. Si bungsu yang masih bayi, Jack-Jack, baru ketahuan kehebatannya pada babak terakhir. Bakat-bakat istimewa itu menantang orang tua mereka untuk mengajarkan pertanggungjawaban dan penguasaan diri, agar mereka dapat memakainya secara positif, bukannya egois. Saat tugas memanggil, bisakah mereka menjadi tim yang sinergis?

Kehadiran keluarga utuh ini menarik dicatat. Dalam tradisi kartun Disney, konon dengan alasan demi keleluasaan plot, kehadiran orang tua cenderung diminimalkan atau ditampilkan secara negatif. Perhatikan saja daftar yang tak lengkap ini: ibu tiri kejam (Snow White, Cinderella), ayah tunggal, dan cenderung ringkih (Little Mermaid, Beauty and the Beast, Pocahontas, Finding Nemo) atau malah yatim-piatu sekalian (Alladin, Lilo & Stitch). Jadi, setelah keluarga petani Pacha dalam The Emperor's New Groove, Disney secara khusus menampilkan keluarga normal dengan pergulatan yang membumi. Motivasi utama Violet dan Dash terlibat dalam petualangan itu, misalnya, adalah kecemasan akan nasib pernikahan orang tua mereka. Ya, bukankah dengan hadirnya Mirage, ada potensi terjadinya sebuah perselingkuhan?

Brad Bird, yang sebelumnya menggarap The Iron Giant, tentang robot-alien yang mengorbankan diri untuk menyelamatkan dunia, kembali menghadirkan tontonan yang apik untuk dinikmati oleh seluruh keluarga. Selain nilai-nilai keluarga yang positif, skenarionya yang cergas juga menyisipkan komentar sosial yang kritis. Budaya mediokritas yang merebak di tengah masyarakat membuat orang tenang-tenang saja mengubur talenta, bukannya mengembangkan sebaik-baiknya. Kita dituntut untuk menjadi sama dan seragam, bukannya mengembangkan individualitas dan mengejar keunggulan.

Hm, benarkah kita tidak memerlukan lagi superhero dan cukup puas dengan kehidupan yang biasa-biasa saja? Tanyakanlah kepada keluarga Tn. Incredible. *** (23/03/2005)

THE INCREDIBLES. Sutradara & Skenario: Brad Bird. Pemain (pengisi suara): Craig T. Nelson, Holly Hunter, Samuel L. Jackson, Jason Lee, Wallace Shawn, Spencer Fox, Lou Romano, Sarah Vowell, Elizabeth Peña. Asal/Tahun: AS, 2004.

Home | Film Favorit | Email

© 2005 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1