SALJU DI MUSIM PANAS by MUHAMMAD CHAIDIR
Sebuah realitas yang terjadi akhir-akhir ini, bahkan
semenjak kita telah merdeka. Hal-hal yang diperlihatkan
kepada bangsa lain adalah dusta belaka, pada faktanya kita
menangis dibelakangnya, sadarkah kita akan kemiskinan yang
terjadi, bukan hanya kemiskinan harta, tetapi juga
kemiskinan dalam hal cara berpikir.
Sebuah kisah tentang sebuah keluarga yang keadaan ekonominya
menengah ke bawah, seorang suami yang bernama Rama dan
istrinya Ratih hidup rukun, mereka termasuk pasangan suami
istri yang menikah muda, karena kebiasan penduduk ditempat
mereka tinggal. Berbeda dengan pasangan muda lainnya yang
sering bertengkar, mereka hidup damai dan rukun.
Rama pernah berkata, “Istriku, apakah kau mau hidup dengan
keadaanku yang seperti ini?”
Istrinya menjawab, “Aku terima kamu apa adanya, kita bisa
terus berusaha. Aku akan selalu mendukungmu.” Rama pun
meneteskan air mata sambil memeluk Ratih.
Hari demi hari berlalu, Rama terus mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya. Ratih pun terus berusaha
memberikan yang terbaik untuk suaminya.
”Bagaimana pekerjaannya hari ini?” Tanya Ratih ketika suami
pulang ke rumah.
“Biasalah dek, kerjaan serabutan, padahal aku ini lulusan
D3, kenapa Tuhan belum memberikan pekerjaan yang tetap
untukku.” Rama menjawab sambil menunjukkan kekesalannya
terhadap dirinya sendiri.
“Tidak apa-apa mas, mungkin belum waktunya.” Jawab Ratih
sambil memegang tangan suaminya.
Pada suatu ketika, “Alhamdulillah ya Allah, engkau telah
memberikanku anugerah terindah.” Ratih berkata sambil
melihat alat tes kehamilan yang dipegangnya.
Langsung saja ketika suaminya pulang, “Mas, aku ada berita
gembira buatmu.” “Berita apa itu dek?” Rama betanya dengan
penasarannya.
Sambil menunjukkan hasil tes kehamilan, “In…ini mas anugerah
terindah dari Tuhan.” Rama pun tersenyum dan berkata,
“Alhamdulillah, akhirnya Tuhan mengabulkan do’aku selama ini.”
Rama dan Ratih pun terharu.
Continue reading
1
2
3 4