Education

Ditulis Bedasarkan Pengalaman Pribadi, True Story of Muhammad Chaidir #huahaha
Hai semua,Berawal dari sebuah telepon yang berdering pada tahun 2010, aku di undang untuk mengikuti tes masuk beasiswa, yaitu Sampoerna Foundation. Sempat merasa terhormat juga sih, udah di undang secara hormat. Dan tahukah anda, sebenarnya itu berawal dari sebuah program UWC Singapore FIB, itu D3 nya luar negeri, waaahh keren, tapi mungkin itu bukan takdir ku untuk bersekolah di sana bersama anak-anak dari belahan dunia lainnya. Aku tersisihkan pada tahap tes kedua bersama 9 orang lainnya. Dan akhirnya, saat itu aku tidak pernah berharap akan sebuah beasiswa untukku.
Aku tahu kemampuan orang tuaku, pada saat itu aku berencana untuk memilih sekolah yang biasa saja, yang tidak terlalu menghabiskan banyak biaya. Tapi orang tua ku bilang,Nak, tenang saja kalau masalah biaya, kami sudah mempersiapkannya, kamu coba tes aja di sekolah yang unggul, lagi pula nilai mu juga mendukung, kami mendukung kamu seratus ribu persen”.
Aku turuti saran mereka, dan aku lulus.Tapi, beberapa hari kemudian aku di telepon oleh orang dari Sampoerna Foundation untuk mengaplikasikan diri di SMAN SUMATRA SELATAN SAMPOENA ACADEMY, yang sebenarnya aku tidak terlalu tahu tentang sekolah itu dan aku berpikir untuk tinggal jauh dari keluargaku.
Aku disuruh untuk mengirimkan data melalui “Filling Form” yang sebenarnya sudah pernah aku lakukan sebelumnya ketika aku mendaftarkan diri di UWC Singapore itu.


Tapi sempat binggung juga, ternyata sekolah unggul di Aceh yang disarankan orang tuaku menyatakan aku lulus disana, Wow, pilihan yang berat nih. Jujur sih, aku termasuk anak yang ga bisa jauh dari orang tua. Ini JUJUR loh. hahahah. Saat itu mereka berkata:
“Yasudah, batalkan saja keinginanmu untuk mendapatkan beasiswa itu, itu terlalu jauh, transportasinya juga mahal, nanti kalau kami mau mengunjungi kamu, susah jadinya”.


Iya juga sih, beberapa hari kemudian SF (Sampoerna Foundation) menelpon lagi menanyakan sudahkah data dan formulirnya dikirim dan sebenarnya udah “Out of Date” alias telat. Terus, aku bilang, orang tua ku tidak setuju, tapi aku setuju dan mau mendapatkan beasiswa itu. Lalu dengan berbagai macam cara aku membujuk orang tuaku untuk memberi izin dan SF juga ikut membantu.
Wow, pada akhirnya aku mendapatkan izin.
Continue reading...