Depan
Istilah Keris
Kerisologi
Eksoteri
Keris
Pamor
Keris
...
2
...
3
Seniman
Keris
Agenda
Buku
Keris
Kontak Java Keris
FAQ
Tips
Milis
Java Keris
Daftar
Web Keris
Buku Tamu
|
Pamor Keris
SALAH
satu aspek penting dalam eksoteri keris selain dapur, tangguh, perabot, adalah
pamor keris. Mengenai sebilah keris pada umumnya orang akan bertanya, apa
dapurnya, apa pamornya, tangguh mana, dan bagaimana perabotnya. Sebagian orang
bahkan menganggap pamor paling penting dari semua aspek keris yang ada.
Kata pamor mengandung dua pengertian. Yang pertama, menunjuk gambaran tertentu
berupa garis, lengkungan, lingkaran, noda, titik, atau belang-belang yang
tampak pada permukaan bilah keris, tombak, dan tosan aji lainnya. Sedangkan
yang kedua, dimaksudkan sebagai jenis bahan pembuat pamor itu.
Motif atau pola gambaran pamor terbentuk pada permukaan bilah keris karena
adanya perbedaan warna dan berbedaan nuansa dari bahab-bahan logam yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan keris, tombak, dan tosan aji lainnya.
Dengan teknik tempa tertentu, logam bahan baku keris akan menyatu dalam bentuk
lapisan-lapisan tipis, tetapi bukan bersenyawa atau lebur satu dengan lainnya.
Karena adanya penyayatan pada permukaan bilah keris itu, gambaran pamor pun
akan terbentuk.
Gambaran pamor ini diperjelas dan diperindah dengan cara mewarangi keris,
tombak, atau tosan aji itu. Setelah terkena larutan warangan, bagian keris
yang terbuat dari baja akan menampilkan warna hitam keabu-abuan, yang dari
besi menjadi berwarna hitam legam, sedangkan yang dari bahan pamor akan
menampilkan warna putih atau abu-abu keperakan.
Teknik tempa dalam pembuatan senjata berpamor ini merupakan ketrerampilan khas
Indonesia, terutama Pulau Jawa. Bahkan seni pamor itu mungkin bisa dibilang
penemuan orang Indonesia. Tidak ada bangsa lain selain Indonesia yang dalam
catatan sejarah kebudayaannya mengenal seni tempa senjata berpamor, sebelum
abad ke-10.
Asal Mula Pamor
Tidak ada data tertulis yang pasti mengenai kapan
orang Indonesia (Jawa) menemukan teknik tempa senjata berpamor. Namun jika
dilihat bahwa sebagian bilah keris Jalak Buda sudah menampilkan gambaran
pamor, bisa diperkirakan pamor dikenal bangsa Indonesia setidaknya pada abad
ke-7. Pamor yang mereka kenal itu terjadi karena ketidaksengajaan, dengan
mencampur beberapa macam bahan besi dari daerah galian yang berbeda. Perbedaan
komposisi unsur logam pada senyawa besi yang mereka pakai sebagai bahan baku
pembuatan keris itulah yang menimbulkan nuansa warna yang berbeda pada
permukaan bilahnya, sehingga menampilkan gambaran pamor.
Keris dan tombak tangguh Jenggala sudah menampilkan rekayasa pamor yang amat
indah dan mengagumkan. Jelas pamor itu bukan berasal dari ketidaksengajaan,
melainkan karena teknik tempa dan rekayasa si empu. Inilah yang menimbulkan
tanda tanya, apakah Jenggala dalam perkerisan sama dengan Jenggala dalam ilmu
sejarah? Mengapa budaya masyarakat di kerajaan yang berdiri pada abad ke-11
itu sudah terampil membuat rekayasa seni pamor?
Bahan Pamor
Selain menunjuk pada pengertian tentang pola
gambarannya, pamor juga dimaksudkan menunjuk pengertian mengenai bahan pembuat
pamor itu.
Ada empat macam bahan pamor yang acapkali digunakan dalam pembuatan keris, dan
tosan aji lainnya. Dari yang empat itu, tiga di antaranya adalah bahan alami,
sedangkan bahan pamor yang keempat adalah unsur logam nikel yang telah
dimurnikan oleh pabrik.
Bahan pamor yang tertua adalah bahan keris dari dua atau beberaoa senyawa besi
yang berbeda. Senyawa besi yang berbeda komposisi unsur-unsurnya itu, tentunya
didapat dari daerah yang berbeda pula. Dari bahan pamor ini, pamor yang
terjadi dinamakan pamor sanak.
Bahan pamor lainnya adalah batu bintang atau batu meteor. Penggunaan bahan
meteorit untuk bahan pamor bukan hanya dilakukan oleh para empu di Pulau Jawa,
juga di daerah lain di Indonesia. Badik batu dan mandau batu, misalnya, dibuat
oleh orang Sulawesi dan Kalimantan.
Di Sulawesi selain batu bintang atau batu meteor, ada bahan pamor lain yang
banyak terdapat di daerah Luwu. Bahan pamor dari Luwu ini kemudian menjadi
komoditi dagang antarpulau, bahkan juga dikenal dan diperdagangkan di
Singapura, Semenanjung Malaya, dan Thailand. Mereka mengenalnya sebagai pamor
Luwu atau bassi pamoro.
Jenis bahan pamor yang terakhir adalah nikel. Dulu, beberapa puluh tahun yang
lalu, nikel lebih sering dijumpai sudah bercampur dengan unsur logam lainnya,
biasanya dengan besi. Tetapi kini, tahun 2000, mudah didapat nikel murni yang
dijual kiloan.
Dari empat macam bahan pamor itu, batu meteorlah yang terbaik, karena bahan
itu mengandung titanium yang banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan
bahan pamor lainnya. Bahan baku pamor meteorit yang terkenal adalah yang
berasal dari daerah Prambanan, Jawa Tengah, yang kemudian dinamakan Kanjeng
Kyai Pamor dan disimpan di halaman Keraton Kasunanan Surakarta/
Mengenai jenis-jenis pamor, klik di sini.
|