Seri Anggrek: Pendek pun Aksi

, , Komentar Dinonaktifkan pada Seri Anggrek: Pendek pun Aksi

Tengok saja di kebun Ery Hanandita di Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan. Di sebelah kiri baris ke-2, rak copper king diberi pembatas dari tali rafia. Itu tanda anggrek tersebut telah terjual. Anggrek berwarna merah tembaga campur kuning itu telah dipesan penganggrek dari Bali. Ada 50 pot tengah menanti pemberangkatan ke Pulau Dewata.

Di kavling sama, burana stripe juga menanti pengangkutan. Sebanyak 20 anggrek berwarna dasar putih dan bergaris pink turun dari rak, siap diberangkatkan ke Solo. Bersama dengannya, diangkut pula candy stripe. Copper king, burana stripe, dan candy stripe, sekadar menyebut contoh dendrobium yang kini tengah digemari. Anggrek-anggrek itu berbatang pendek.

Copper king yang ada di kebun Ery berbunga dari anakan ke-3 yang cuma setinggi 15 cm. Bunga muncul setelah bibit dirawat selama 6—8 bulan dari seedling. Bandingkan dengan dendrobium lama yang baru berbunga setelah 1—1,5 tahun dirawat. Batangnya pun tinggi-tinggi.

Yang menakjubkan, panjang tangkai bunga dendrobium pendek 2—4 kali tinggi batang. Tangkainya kokoh dan tegak meski digelayuti puluhan bunga yang tersusun rapi. Lebih menarik lagi karena bunga yang berwarna cemerlang itu tahan lama. “Warnanya yang kini digemari hijau, merah, dan cokelat,” tutur Ayub. S Pamata, pemulia kawakan di Cikole, Lembang, Bandung.

Asal muasal

Dendrobium-dendrobium itu sebenarnya anggrek-anggrek lawas yang bersosok bongsor. Penangkar di Thailand memodifikasinya menjadi pendek. Itu tuntutan konsumen Jepang yang jadi pasar utama dendrobium negeri Gajah Putih.

Caranya, setiap kali melakukan klonisasi, mereka memasukkan sejumlah formula untuk mengubah sifat sesuai permintaan konsumen. Hasilnya muncul klon baru berpenampilan selalu beda. Burana stripe koleksi Ery—klon ke-11— tampil dengan sosok pendek.

Tak melulu berbatang pendek, kualitas bunga terus diperbaiki. Motif garis burana stripe juga lebih cerah, rajin berbunga; 4 tangkai pada bunga pertama, dan tangkai lebih panjang. Sosok seperti itu dialami bertha chong, klon ke-6. Sebenarnya, anggrek “kontet” ada pula buatan pekebun lokal. Contohnya candy stripe itu. Batangnya gendut dan pendek. Sayang, kalah rajin berbunga, hanya 1—2 tangkai yang digelayuti 6—10 kuntum.

Si pendek lokal dihasilkan dari persilangan anggrek unggul dengan jenis compactum, misal Dendrobium canaliculatum, D. compactum. Di Bandung, Ayub S. Pamata, getol mengawinkan D. capra dengan hibrida yang ada, seperti darrel gard, krakatau, kyoshi izumi. (Syah Angkasa)