Semarak Indonesia Horticulture Festival 2019

, , Komentar Dinonaktifkan pada Semarak Indonesia Horticulture Festival 2019

Bukan tanpa alasan pameran Indonesia Horticulture Festival yang di gelar di Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP) itu disebut akbar. Hampir seluruh dinas pertanian di seluruh Indonesia ambil bagian dalam kegiatan itu. “Peserta dinas saja ada 26,” ujar Utami. Pesta para pemain di dunia agribisnis itu tambah semarak dengan kehadiran 180 stan yang memamerkan produknya masing-masing.

Menurut Utami, acara bertajuk maju bersama hortikultura itu bertujuan untuk membangun sinergi yang kuat antara pekebun dan pengusaha sebagai pelaku agribisnis dengan pemerintah sebagai pengambil kebijakan. “Potensi agribisnis di Indonesia sangat besar, tapi seolah tidak bermakna karena tidak dikelola dengan baik. Sinergi bisa menjadi salah satu jalan keluar dari masalah itu,” kata alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya itu.

Tancap gas

Lantaran acara itu, sehari setelah pemilu pasukan Trubus langsung menggelar rapat persiapan terakhir. “Selamat pagi, waktu hajatan sudah semakin dekat. Kita harus tancap gas menjalankan tugas masing-masing,” ujar Utami membuka pembicaraan.

Konsekuensinya belas wartawan diterjunkan. Peliputan ke luar daerah diminimalisasi. “Mau nggak mau hanya 2 wartawan yang ke luar kota,” kata Onny Untung, Pemimpin Redaksi pertanianterpadu, sambil menunjuk Laksita Wijayanti dan Dian Adijaya Susanto.

Tim redaksi yang bertugas di dalam kota pun harus all out di acara yang digelar pada minggu terakhir September itu. Akibatnya waktu santai selepas deadline harus rela dikorbankan untuk pagelaran bertarap nasional itu. “Waduh, kita main bulutangkis di TAIP aja,” kata Pupu Marfu’ah, wartawan pertanianterpadu yang gemar memegang raket setiap habis deadline.

Sebetulnya kesibukan rekan-rekan di kantor sudah berlangsung sejak lama untuk mempersiapkan acara yang digagas oleh Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Direktorat Tanaman Buah, Direktorat Tanaman Sayuran dan Biofarmaka itu. Sejak awal Januari 2004, bagian pengembangan Trubus harus bolak-balik ke kantor Departemen Pertanian RI. Awak yang lain, sibuk mengirimkan proposal dan melobi pengusaha untuk berpartisipasi di acara itu.

Digelar terpadu

Agar pameran Indonesia Horticulture Festival berlangsung meriah, dibuatlah rangkaian acara yang terpadu. Selama 11 hari mulai 23 September—03 Oktober 2004 itu berbagai lomba digelar, seperti: lomba tanaman hias kristata dan varigata, mangga unggul, merangkai buah, merangkai sayuran, membuat salad, serta menggambar dan mewarnai.

Ada juga sarasehan dan munas organisasi profesi bertaraf nasional, Masyarakat Agrobisnis Jamur Indonesia (MAJI) dan Himpunan Perbuahan Indonesia (HPI). Berbagai kursus seperti: makuta dewa, berkebun sayur di halaman sempit, merangkai buah dan sayur, membuat tabulampot, dan membungakan adenium dan euphorbia pun digelar secara gratis.

Melihat padatnya rangkaian kegiatan banyak pengusaha optimis pameran berlangsung sukses. Eddy Susanto dari Arumdalu misalnya. Pengusaha tanaman buah itu menduga bakal banyak pengunjung yang datang ke pameran. “Setiap hari pengunjung bisa ramai. Tidak hanya hari libur saja,” kata lelaki bertubuh tinggi besar itu kepada Fendy R Paimin, wartawan Trubus saat ditemui menjelang pameran.

Anwar, pemilik Mutia Flora juga berkeyakinan sama. Euporbia yang ia gelar pada 21 September 2004 langsung diserbu pembeli. “Nggak salah saya buka lebih dini (pemain lain baru berbenah, red). Sekarang sudah kembali modal,” katanya kepada Bertha Hapsari, bagian pengembangan Trubus.

Antusias

Karena antusiasme peserta pameran Indonesia Horticulture Festival , mereka sudah berdatangan 2 hari sebelum acara dimulai. Puluhan kendaraan bak terbuka dan truk terlihat keluar-masuk melalui pintu gerbang TAIP. Ratusan tanaman hias dan buah diturunkan dengan sigap oleh pegawai. Tanaman berukuran besar diangkut menggunakan troli ke stan
masing-masing.

Dalam sekejap, areal Taip seluas 42 ha, setengahnya bersalin rupa menjadi hutan tropis.

Berbagai tanaman dan buah^ dari seluruh nusantara tumplek. “Kalau seramai ini, Indonesia Horticulture Festival layak jadi agenda tahunan,” ujar Eddy Susanto. Keramaian itu berlanjut hingga malam hari. Esok hari pada, 23 September 2004, kesibukan kian meningkat. Ruang serbaguna Taip dihiasi rangkaian buah dan tanaman hias. Para penjaga stan mulai sibuk melayani pengunjung yang datang dari Jabotabek setelah Menteri Pertanian RI, Prof Bungaran Saragih meresmikan berlangsungnya expo hortikultura itu.

http://www.geocities.ws/pertanianterpadu/wheatgrass-cultivation-profitability-for-health-related-product/