Hanya Punya Pelabuhan

Jumat, 10/07/2015 12:18 WIB


Nama Singapura ikut diseret-seret saat Presiden Joko Widodo mengomel akibat lambatnya proses impor barang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Semua membandingkan leletnya proses di Tanjung Priok dengan kecepatan di pelabuhan Singapura.

Di Indonesia, proses peti kemas dari turun kapal sampai ke luar gerbang pelabuhan rata-rata 5,5 hari. Sedangkan dwelling time ini di Singapura kurang dari dua hari. “Paling baik adalah di Singapura, yang bisa selesai dalam sehari,” kata Menteri Koordinator Maritim Indroyono Soesilo, pekan lalu.

Berbeda dengan Indonesia, yang dibuai oleh kepercayaan bahwa tanahnya subur dengan kekayaan alam berlimpah, Singapura sangat sadar tak punya sumber daya alam apa pun. Hal inilah yang agaknya mendorong negara itu benar-benar berkonsentrasi mengembangkan pelabuhannya sehingga menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Pada saat masih bergabung dengan Malaysia, setidaknya Singapura menjadi pelabuhan impor ke wilayah Semenanjung Melayu. Mereka juga menjadi pintu ekspor bagi komoditas Malaysia, seperti karet. Tapi, setelah terpisah dari Malaysia, ceritanya berbeda. Singapura berusaha mengimpor komoditas, memberi nilai tambah, dan mengekspor kembali.


.