WEJANGAN-WEJANGAN KI AGENG SURYOMENTARAM

  MAWAS DIRI  

Hal. 4/5

UNSUR-UNSUR KRAMADANGSA

Bila Kramadangsa mati, orang akan mengetahui unsur-unsur Kramadangsa. Kramadangsa itu terjadi dari catatan-catatan: harta benda, pekerjaan, kehormatan, kekuasaan, keluarga, gerombolan, bangsa, jenis, kepandaian, kepercayaan, rasa hidup dan sebagainya. Jadi bila Kramadangsa mati orang akan dapat mempelajari unsur-unsur Kramadangsa tanpa senang dan benci dan tanpa rasa ingin mengubah.

Catatan-catatan yang menjadi unsur-unsur Kramadangsa tersebut hidup, karena itu gerak dan diam dan perlu makan. Unsur-unsur Kramadangsa itulah yang mendorong dan menggerakkan Kramadangsa. Oleh karena itu bila orang tidak mengerti unsur-unsur Kramadangsa, sering terkejut akan perbuatan sendiri yang tidak diduga-duga, misalnya: bercerai dengan isterinya, menyumpahi dan mengusir anaknya, bertengkar dengan tetangga dan sebagainya.

Catatan harta benda wujudnya: catatan rumah, halaman, sawah, harta dan sebagainya. Catatan harta benda tersebut hidup, oleh karena itu ingin kelangsungan hidupnya, dan catatan tersebut dapat pula mati.

Seperti benda hidup lainnya catatan harta benda itu ada rasanya. Catatan harta benda itu rasanya lemah sekali. Misalnya rumah itu dapat bocor, lapuk dan dapat rusak.

Oleh karena merasa lemah, catatan harta benda berusaha agar menjadi kuat. Usaha untuk menjadi kuat itu menumbuhkan Kramadangsa. Jadi Kramadangsa itu pesuruh dari unsur-unsurnya.

Kramadangsa itulah yang berusaha agar harta benda menjadi kuat. Kramadangsa itu mengerti tentang aturan terjadinya benda (barang dumadi), tetapi catatan harta benda tidak. Maka Kramadangsa itu hidup dalam ukuran ketiga, sedang catatan harta benda hidup dalam ukuran kedua.

Andaikata diserang atau dirugikan, catatan harta benda tentu akan membela diri tanpa berpikir. Bila rasa membela diri itu muncul dalam perasaan, Kramadangsa akan memikir bagaimana untungnya membela diri. Jadi Kramadangsa itu adalah alat dari catatan harta-benda agar menguntungkan dan menolak bila dirugikan.

Demikian pula unsur-unsur yang lain menggunakan Kramadangsa untuk membela diri. Antara unsur-unsur Kramadangsa itu sering bertentangan antara satu dengan yang lain, sehingga menyebabkan orang menemui kesulitan.

Misalnya harta benda seseorang dihabiskan oleh anaknya. Anak adalah unsur dari Kramadangsa dan harta bendapun unsur dari Kramadangsa. Jadi dua unsur saling berselisihan.

Perselisihan antara unsur-unsur itulah yang menyebabkan orang menemui kesulitan. Bila kesulitan itu diteliti, akan ketemu, bahwa catatan-catatan yang menjadi unsur Kramadangsa itu ada yang salah. Jadi catatan itu dapat benar dan dapat pula salah.

Catatan benar rasanya enak, sedangkan catatan salah rasanya tidak enak. Bila orang mengerti bahwa catatan itu dapat benar dan dapat pula salah, dapatlah orang meneliti catatan salah untuk dibetulkan. Sebagai petunjuk yang jelas bahwa catatan itu salah bila sudah terjadi kesulitan.


Hosted by www.Geocities.ws

1