Sepanjang masa hidupnya beliau mencurahkan segala daya, tenaga dan perhatiannya untuk menyelidiki alam kejiwaan diri pribadi manusia yang membawa kebahagiaan atau kesusahan dalam hidup manusia.

Wejangan-wejangan Ki Ageng Suryomentaram biasanya diawali sebagai bahan yang dibicarakan atau diceramahkan di pelbagai tempat yang beliau datangi, kemudian barulah disusun dalam naskah tertulis yang hampir seluruhnya dalam bahasa Jawa. Cukup banyak yang sudah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia.

Secara berkala dan bergantian di berbagai kota, para peminat wejangan Ki Ageng ini mengadakan pertemuan besar yang disebut "Junggring Salaka Agung". Dalam pertemuan tersebut Ki Ageng juga menyampaikan ceramah-ceramahnya.

Karya dan wejangan-wejangan Ki Ageng Suryomentaram ini juga telah digunakan sebagai bahan skripsi/tesis/disertasi, antara lain oleh: Dr. J. Darminta S.J. (disertasi di Universitas Gregoriana, Roma, 1980); Drs. Darmanto Jatman (tesis Fakultas Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta, 1985); Drs. Josephus Sudiantara (skripsi Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta, 1983); Drs. A. Widyahadi Seputra (skripsi Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, 1986); Drs. Nur Satwika (skripsi Fakultas Sastra UNS, Surakarta, 1989).
Marcell Bonneff, peneliti dari Universitas Paris, telah mempelajari wejangan Ki Ageng ini secara lengkap dan kemudian menulis buku tentang hal ini dalam bahasa Perancis, berjudul "Ki Ageng Suryomentaram, Prince Et Philosophe Javanais".

Cukup lama wejangan-wejangan Ki Ageng ini, baik dalam bahasa aslinya maupun yang sudah diterjemahkan, tidak lagi beredar di masyarakat sehingga sukar didapatkan. Baru pada pertengahan tahun 2002, buku yang berisi wejangan-wejangan Ki Ageng Suryomentaram mulai diterbitkan kembali. --->

Pembuatan situs ini di samping sebagai penghormatan kepada Ki Ageng Suryomentaram, juga bertujuan agar wejangan-wejangan Ki Ageng Suryomentaram ini mudah diperoleh oleh siapa saja yang berminat.

Semoga bermanfaat.

| RIWAYAT SINGKAT | | DAFTAR NASKAH |
1892-1962

Ki Ageng Suryomentaram dilahirkan di Kraton Yogyakarta pada tanggal 20 Mei 1892 sebagai salah seorang putra Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Beliau meninggalkan kehidupan sebagai pangeran dalam kraton dan memilih hidup sebagai petani di desa Bringin, Salatiga, sampai wafat pada tanggal 18 Maret 1962.

Hosted by www.Geocities.ws

1