Katalog merupakan sarana temu kembali informasi yang secara
tradisional informasi di dalamnya dapat didekati lewat tiga titik temu (access
point), yaitu pengarang, judul, dan subyek. Dalam katalog yang masih
menggunakan laci-laci dan dokumen-dokumen yang diwakilinya masih
menggunakan entri-entri berupa jajaran kartu-kartu, maka untuk satu dokumen paling tidak diwakili oleh tiga entri atau tiga kartu untuk judul,
pengarang, dan subyek. Dalam sistem temu kembali yang sudah terautomasi atau
terkomputerisasi, cantuman bibliografi di dalamnya yang menjadi
wakil-wakil dokumen titik temunya dapat saja bermacam-macam atau tidak terbatas
pada pengarang, judul, dan subyek. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan
komputer yang dapat mengolah data dengan begitu canggihnya sehingga kita tidak perlu repot-repot membuat lebih banyak kartu untuk satu
dokumen.
Dalam sebuah cantuman bibliografi terdapat dua bagian besar yaitu
bagian pengatalogan deskriptif dan pengindeksan subyek. Dalam pengatalogan
deskriptif dicatat sejumlah ciri-ciri penting dokumen untuk diketahui yang dalam kaidah pengatalogan AACR2 ada delapan daerah. Dalam
pengindeksan subyek diungkapkan tentang apa isi dokumen tersebut secara terperinci sehingga mudah untuk ditemukan kembali. Proses pengindeksan subyek
dimulai dari analisis konseptual isi dokumen yang kemudian diterjemahkan
ke dalam sebuah bahasa terkendali atau bahasa indeks. Bahasa indeks yang terkendali digunakan dalam proses temu kembali informasi karena
apabila yang digunakan adalah bahasa alamiah maka akan banyak gangguan dalam
terjadinya match (kecocokan) antara penelusur dengan informasi yang ditemukannya. Bahasa indeks sendiri ada yang berupa kosa kata-kosa kata
terpilih seperti dalam daftar tajuk subyek atau bisa pula berupa notasi atau angka-angka seperti terdapat dalam bagan klasifikasi DDC, UDC, dll.
Selain itu ada pula bahasa indeks yang terdiri dari campuran notasi dan huruf.
Pada sistem temu kembali yang masih bersifat manual—yang terdiri dari
laci dan jajaran kartu-kartu—hasil pengindeksan subyek yang diungkapkan
dalam bentuk kosa kata selalu disajikan dalam bentuk linear atau
mengikuti suatu urutan sitasi tertentu seperti P (Place) M(Matter) E (Energy)
S (Space) dan T (Time), Sehingga dalam sistem yang manual
pengindeksannya disebut sebagai pralaras/pra-koordinasi atau penggabungan istilah
indeks dilakukan pada tahap pengindeksan dengan mengikuti suatu kaidah tertentu seperti PMST tadi. Di lain pihak, jika sistem temu kembali yang
sudah dikembangkan sedemikian rupa dengan menggunakan komputer, maka pengindeksan subyek dilakukan dengan sistem
pascalaras/pasca-koordinasi. Dalam sistem pascalaras ini penggabungan istilah indeks dilakukan pada
tahap penelusuran sehingga dalam tahap pengindeksan atau masukan istilah-istilah indeks dibiarkan berdiri sendiri-sendiri. Selanjutnya
penelusur dapat menggabubg-gabungkan sendiri istilah indeks sesuai dengan
kebutuhannya dengan memperluas atau mempersempit strategi penelusurannya
dengan menggunakan operator logika Boole (Boolean Logic) seperti AND, OR,
dan NOT yang dimungkinkan penggunaannya dengan bantuan komputer (OPAC).
Sistem pengindeksan pascalaras di mana istilah-istilah indeks yang
digunakan diambil dari deskriptor-deskriptor yang ada dalam tesaurus dan
digunakan dalam sistem temu kembali yang sudah terkomputerisasi dianggap lebih menguntungkan daripada sistem pralaras yang digunakan dalam sistem yang masih manual. Hal ini terjadi karena sistem pralaras yang masih menggunakan kartu-kartu tidak memungkinkan penggabungan istilah-istilah indeks secara cepat seperti yang dapat dilakukan dengan
komputer. Selain itu karena adanya urutan sitasi maka hanya istilah yang disebut pertama saja yang menjadi titik temu sedangkan istilah
kedua, ketiga, dst. tersembunyi. Tersembunyinya istilah-istilah ini akan merugikan bagi
penelusur karena penelusur tidak dapat menemukan istilah-istilah yang
ditempatkan kedua atau ketiga dan seterusnya karena tidak menjadi titik
temu, padahal bagi penelusur istilah-istilah yang tersembunyi itulah
justru yang yang ingin dicari. (IP/AP/29-09-2001)
|