LIPUTAN UTAMA

APA SIH KATALOG DAN SISTEM PENGINDEKSAN PASCA LARAS ITU?

oleh: Agung Pramanto

Katalog merupakan sarana temu kembali informasi yang secara 
tradisional informasi di dalamnya dapat didekati lewat tiga titik temu (access 
point), yaitu pengarang, judul, dan subyek. Dalam katalog yang masih 
menggunakan laci-laci dan dokumen-dokumen yang diwakilinya masih 
menggunakan entri-entri berupa jajaran kartu-kartu, maka untuk satu dokumen paling tidak diwakili oleh tiga entri atau tiga kartu untuk judul, 
pengarang, dan subyek. Dalam sistem temu kembali yang sudah terautomasi atau terkomputerisasi, cantuman bibliografi di dalamnya yang menjadi 
wakil-wakil dokumen titik temunya dapat saja bermacam-macam atau tidak terbatas pada pengarang, judul, dan subyek. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan komputer yang dapat mengolah data dengan begitu canggihnya sehingga kita tidak perlu repot-repot membuat lebih banyak kartu untuk satu 
dokumen.

Dalam sebuah cantuman bibliografi terdapat dua bagian besar yaitu 
bagian pengatalogan deskriptif dan pengindeksan subyek. Dalam pengatalogan deskriptif dicatat sejumlah ciri-ciri penting dokumen untuk diketahui yang dalam kaidah pengatalogan AACR2 ada delapan daerah. Dalam pengindeksan subyek diungkapkan tentang apa isi dokumen tersebut secara terperinci sehingga mudah untuk ditemukan kembali. Proses pengindeksan subyek dimulai dari analisis konseptual isi dokumen yang kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah bahasa terkendali atau bahasa indeks. Bahasa indeks yang terkendali digunakan dalam proses temu kembali informasi karena apabila yang digunakan adalah bahasa alamiah maka akan banyak gangguan dalam terjadinya match (kecocokan) antara penelusur dengan informasi yang ditemukannya. Bahasa indeks sendiri ada yang berupa kosa kata-kosa kata terpilih seperti dalam daftar tajuk subyek atau bisa pula berupa notasi atau angka-angka seperti terdapat dalam bagan klasifikasi DDC, UDC, dll. Selain itu ada pula bahasa indeks yang terdiri dari campuran notasi dan huruf.

Pada sistem temu kembali yang masih bersifat manual—yang terdiri dari 
laci dan jajaran kartu-kartu—hasil pengindeksan subyek yang diungkapkan 
dalam bentuk kosa kata selalu disajikan dalam bentuk linear atau 
mengikuti suatu urutan sitasi tertentu seperti P (Place) M(Matter) E (Energy) 
S (Space) dan T (Time), Sehingga dalam sistem yang manual 
pengindeksannya disebut sebagai pralaras/pra-koordinasi atau penggabungan istilah indeks dilakukan pada tahap pengindeksan dengan mengikuti suatu kaidah tertentu seperti PMST tadi. Di lain pihak, jika sistem temu kembali yang sudah dikembangkan sedemikian rupa dengan menggunakan komputer, maka pengindeksan subyek dilakukan dengan sistem pascalaras/pasca-koordinasi. Dalam sistem pascalaras ini penggabungan istilah indeks dilakukan pada tahap penelusuran sehingga dalam tahap pengindeksan atau masukan istilah-istilah indeks dibiarkan berdiri sendiri-sendiri. Selanjutnya penelusur dapat menggabubg-gabungkan sendiri istilah indeks sesuai dengan kebutuhannya dengan memperluas atau mempersempit strategi penelusurannya dengan menggunakan operator logika Boole (Boolean Logic) seperti AND, OR, dan NOT yang dimungkinkan penggunaannya dengan bantuan komputer (OPAC).

Sistem pengindeksan pascalaras di mana istilah-istilah indeks yang 
digunakan diambil dari deskriptor-deskriptor yang ada dalam tesaurus dan 
digunakan dalam sistem temu kembali yang sudah terkomputerisasi dianggap lebih menguntungkan daripada sistem pralaras yang digunakan dalam sistem yang masih manual. Hal ini terjadi karena sistem pralaras yang masih menggunakan kartu-kartu tidak memungkinkan penggabungan istilah-istilah indeks secara cepat seperti yang dapat dilakukan dengan komputer. Selain itu karena adanya urutan sitasi maka hanya istilah yang disebut pertama saja yang menjadi titik temu sedangkan istilah kedua, ketiga, dst. tersembunyi. Tersembunyinya istilah-istilah ini akan merugikan bagi 
penelusur karena penelusur tidak dapat menemukan istilah-istilah yang 
ditempatkan kedua atau ketiga dan seterusnya karena tidak menjadi titik 
temu, padahal bagi penelusur istilah-istilah yang tersembunyi itulah justru  yang
yang ingin dicari. (IP/AP/29-09-2001)

BACK TO MAIN

  • ARSIP: SUATU PENGANTAR...Informasi dapat diartikan sebagai pengetahuan yang dimiliki bersama dan dikomunikasikan  dalam bentuk rekaman (record). Informasi yang diterima manusia dapat dikategorikan menjadi 2 jenis; informasi terekam dan tak terekam...(Lengkap)

  • STAF PENGAJAR JIP-FSUI DENGAN BANGGA  PUBLIKASIKAN HASIL PENELITIANNYA...Rasa bangga dan bukti bahwa dosen JIP-FSUI masih memiliki gigi dalam kancah dunia ilmiah civitas kita dipublikasikan penelitian 2 buah maha karya penelitian  mereka...(Lengkap)

  • ORANG BETAWI MISKIN INFORMASI...SALAH SIAPA?...Orang Betawi tidak ada yang pinter, akankah tergilas oleh zaman dan derap kaki urban?.....(Lengkap)

ARSIP-ARSIP

 

 

1
Hosted by www.Geocities.ws

1