I puisi I cerpen I novel I skenario I skripsi I profil I time line
 I 
catatan harian I surat-surat I proses kreatif I
I artikel I komentar & resensi] I berita I

 

The Collected Stories and Others

Home I EnglishI

MY NOVELS:

abrlorong.JPG (9170 bytes)

Lorong Tanpa Cahaya
(Yogyakarta: Media Pressindo,1999)
Bercerita tentang nasib seorang bocah yang lahir dan tumbuh di kampung pelacuran....

menolak.JPG (9181 bytes)

Menolak Panggilan Pulang
(Yogyakarta: Media Pressindo, 2000)
Novel berlatar budaya suku Dayak, di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. Dengan membaca novel ini, kita banyak belajar...

TAPOL
(Yogyakarta: Media Pressindo, 2002)
Berlatar sejarah G30S, 1965, yang sarat kekejaman: penculikan para jenderal, pembantaian kader dan simpatisan PKI. Seorang bintara AU yang terlibat Gestok....
Resensi Tapol 
Komentar tentang Tapol



Harga Seorang Wanita
(Jakarta: Dastan Books, 2006)
Ini adalah dunia laki-laki. Dunia di mana hak, kebahagiaan, dan juga perempuan adalah milik laki-laki. Ya, perempuan hanyalah....

Kirim Komentar 

 

 

 

Document Translation


 

Google

Materi Kuliah Penyuntingan, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta
(Halaman Web ini bukan situs resmi Universitas Negeri Jakarta).

 

Because you read.

Aktivitas Penyuntingan di Media Cetak dan Penerbit Buku
Oleh Ngarto Februana


Pada suatu pagi, di kantor redaksi Koran TEMPO, para redaktur sedang rapat. Seluruh redaktur bidang hadir. Di pojok ruangan tampak redaktur bidang ekonomi. Sementara itu, redaktur bidang hukum duduk di kursi paling belakang—maklum ia datang terlambat. Redaktur olahraga duduk di kursi paling depan, bersebelahan dengan redaktur perkotaan. Rapat redaksi pagi itu merencanakan berita yang akan dimuat untuk edisi besok.

Usai rapat, para redaktur memberikan tugas kepada reporter untuk melakukan wawancara dan meliput peristiwa. Siang hari, laporan reporter masuk ke meja redaksi. Selanjutnya staf redaksi mengemas laporan dari sejumlah reporter dalam sebuah tulisan yang disebut berita. Sampai di situ? Tidak. Naskah berita dikirim ke redaktur bidang untuk diedit. Naskah berita tentang bursa saham diedit oleh redaktur ekonomi; naskah berita tentang perampokan bank di Jakarta diedit oleh redaktur bidang perkotaan. Sebuah tulisan tentang pertandingan sepakbola disunting oleh redaktur olahraga.

Para redaktur bidang memeriksa naskah berita dengan memperhatikan fakta, akurasi isi tulisan, dan sistematika penyajian. Tak cukup sampai di situ. Naskah redaksi yang sudah diedit oleh redaktur bidang, ada kalanya, masih perlu dibaca oleh redaktur pelaksana atau bahkan pemimpin redaksi—bila isi tulisan mengandung sesuatu yang sensitif. Setelah diutak-utik, bahkan bila perlu ditulis ulang, naskah itu dicemplungkan ke folder redaktur bahasa. Di tangan redaktur bahasa, naskah redaksi yang sudah diedit oleh redaktur bidang masih perlu diedit lagi. Apa lagi yang harus diedit?

Redaktur bahasa khusus menyunting naskah dari segi kebahasaan: ejaan, tanda baca, ketepatan pemilihan kata (diksi), dan lain-lain. Setelah diperiksa redaktur bahasa, naskah di-layout oleh tim desain. Ketika menata letak naskah (layout), mungkin para penata letak—biasa disebut layouter—melakukan kesalahan dalam memenggal kata di margin kanan. Mungkin juga masih ada kata yang salah ketik, tanda baca yang hilang, dan lain-lain. Nah, tugas korektorlah yang memeriksa kembali naskah yang sudah di-layout.

Jadi, ada banyak tahap penyuntingan sebelum naskah redaksi sampai ke tangan pembaca. Tujuannya adalah berita yang dimuat di surat kabar atau majalah menarik, enak dibaca, akurat; tidak ada kesalahan penggunaan ejaan, tanda baca, tata bahasa, pemilihan dan penggunaan kata.

Lalu, apa yang dimaksud dengan editing? Apakah kegiatan para redaktur merencanakan isi surat kabar teramsuk bagian dari kerja editing? Bagaimana dengan aktivitas editing di penerbit buku?

 

SELANJUTNYA:


Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.


 

Editing, Editor, Redaktur

Kata editing berasal dari bahasa Inggris yang artinya, pertama, menyiapkan naskah tulisan untuk diterbitkan atau dipresentasikan, dengan mengoreksi, merevisi, atau mengadaptasi. Kedua, menyiapkan sebuah edisi untuk diterbitkan, misalnya kumpulan cerita pendek atau kumpulan artikel. Ketiga, mengarahkan penerbitan (surat kabar atau majalah). Keempat, menggabungkan unsur-unsur (film atau musik) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali. Kelima, mengurangi; menghapus bagian tertentu dari skenario film.

Editing, dalam bahasa Indonesia, dipadankan dengan kata-bentukan penyuntingan; berasal dari kata-dasar sunting. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kerja menyunting memiliki tiga arti. Pertama, menyiapkan naskah siap cetak atau siap untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Kedua, merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah). Dan ketiga, menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali. Adapun kata penyuntingan, menurut KBBI, memiliki arti: proses, cara, perbuatan sunting-menyunting; segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan menyunting; pengeditan.

Orang yang melakukan editing disebut editor. Samakah editor dan redaktur? Sama. Istilah editor diserap dari bahasa Inggris, sementara redaktur merupakan serapan dari bahasa Belanda, redacteur.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat kita katakan bahwa editing memiliki ruang lingkup yang luas. Rapat para redaktur merencanakan pemberitaan sebuah koran merupakan bagian dari kerja editing. Mereka melakukan pekerjaan awal dalam rangka mendapatkan naskah. Adapun para redaktur membaca naskah berita, memperbaiki kalimat demi kalimat, memperlancar transisi antarparagraf, memeriksa kembali fakta berita, mengecek akurasi data, menghapus pernyataan narasumber yang dianggap tidak perlu, merupakan pekerjaan editing. Begitu pula dengan yang dilakukan redaktur bahasa: membetulkan ejaan dan tanda baca yang salah, memperbaiki kesalahan tata bahasa, membetulkan penggunaan kata yang tidak tepat, merupakan pekerjaan editing. Korektor yang memeriksa kembali tulisan yang sudah di-layout pun termasuk pekerjaan editing.


 


  Professional Translation


 



 TULISLAH RINGKASAN BUKU DAN DAPATKAN UANG


Editor di Penerbit Buku

Bagaimana dengan aktivitas penyuntingan di penerbit buku? Dibandingkan dengan editing di media cetak; ruang lingkup editing di penerbit buku jauh lebih luas. Mungkin Anda pernah mendengar sejumlah istilah berkaitan dengan editing di penerbitan buku—yang biasa dipakai di luar negeri. Ada istilah acquisitions editing, copyediting, permissions editing, proofreading, dan fact checking.

Seorang editor di penerbit buku, misalnya, sedang mempelajari data pemasaran buku, tren perbukuan, dan buku-buku dari penerbit lain. Selain itu, ia juga mengamati peristiwa-peristiwa besar yang terjadi saat itu. Siapa tahu, peristiwa tersebut bisa ditulis menjadi buku. Selanjutnya, ia mencari penulis untuk menyusun sebuah buku yang bakal laris manis. Aktivitas editor tersebut termasuk pekerjaan editing—yang dinamakan acquisitions editing.

Untuk pekerjaan yang satu ini, jangan heran jika editor lebih banyak berada di luar kantor. Suatu ketika, ia berada di tengah-tengah peserta seminar perbukuan. Pada saat yang lain, ia mengikuti acara bedah buku yang diselenggarakan di sebuah kafe. Ketika berada di kantor, ia tampak sibuk menelepon ke beberapa penulis buku. Kalau ada pameran buku, jangan tanya, ia selalu menyempatkan hadir. Acara peluncuran buku merupakan kesempatan untuk lobi-lobi—tak sekadar menjadi peserta pasif. Biasanya, acara seperti itu dihadiri para penulis buku, editor, pemerhati masalah perbukuan, pecinta buku, distributor buku, dan lain-lain. Pendek kata, editor buku selalu menyempatkan hadir pada kegiatan yang berkaitan dengan perbukuan. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk memperoleh informasi seputar tren perbukuan, menjalin lobi dengan para penulis, mengetahui minat pembaca terhadap jenis buku. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan naskah buku.

Setelah memperoleh naskah, editor menyerahkannya kepada rekannya yang memang spesialis menyunting naskah. Editor yang satu ini biasa disebut penyunting naskah atau kopieditor (copyeditor). Ia lebih banyak berada di kantor, di depan komputer menyunting naskah.

Secara umum, penyuntingan naskah (copyediting) meliputi pemeriksaan kesalahan ejaan, tata bahasa, tanda baca, konsistensi gaya bahasa, dan mengevaluasi teknik penulisan yang membingungkan, memberikan kritik singkat atas naskah untuk panduan penulis dalam melakukan editing sendiri (self-editing) di masa-masa mendatang. Selain itu, penyuntingan naskah juga meliputi menanyakan kepada penulis tentang pernyataan yang membingungkan, meminta usulan kepada penulis ketika si editor menemukan makna yang kurang jelas. Selain itu, seorang editor boleh juga menyertakan jawaban penulis ke dalam naskah yang sedang diedit—pekerjaan ini dikenal sebagai cleanup editing.

Penyuntingan naskah memiliki tiga level yaitu ringan, menengah, dan berat. Penjenjangan ini biasa dilakukan penerbit atau agen penyedia layanan penyuntingani di luar negeri. Di Indonesia pada umumnya tidak dikenal pelevelan tersebut. Dunia penerbitan buku di Indonesia hanya mengenal penyuntingan naskah tanpa memperhatikan level ringan, menengah, dan berat. Seorang editor naskah menguasai ketiga level tersebut.

Baiklah, berikut ini uraian ketiga level penyuntingan naskah. Level yang ringan dalam bahasa Inggris dinamakan light copyediting atau baseline editing. Editor naskah pada level ini bertugas, pertama, memperbaiki kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca. Kedua, memeriksa referensi yang dipergunakan penulis. Ketiga, meyakinkan konsistensi penggunaan ejaan. Keempat, memeriksa peruntunan seperti urutan alfabetis di dalam daftar. Kelima, memeriksa bagian-bagian naskah yang mungkin hilang dan memeriksa salah ketik. Pada level ini, editor tidak melakukan campur tangan seperti memperhalus transisi antarkalimat atau mengubah judul atau teks tertentu untuk menyesuaikan struktur.

Berikutnya penyuntingan naskah level menengah (medium copyediting), selain melakukan tugas pada level ringan, juga, pertama, mengubah teks dan judul untuk mendapatkan struktur yang sesuai. Kedua, membetulkan kata kiasan yang tidak sesuai. Ketiga, memastikan bahwa istilah kunci sudah tertangani secara konsisten. Keempat, memastikan bahwa kata pengantar dan ringkasan sudah mencerminkan isi. Kelima, melacak kesinambungan alur cerita, latar, watak tokoh cerita, dan pertentangan yang meragukan, di dalam naskah fiksi. Keenam, membuat gaya dan nada yang ajek pada naskah yang ditulis oleh beberapa penulis. Ketujuh, jika diperlukan mengubah kata kerja intransitif menjadi kata kerja transitif. Kedelapan, membetulkan penyataan yang rancu atau tidak tepat.

Yang terakhir, level berat, yang dalam bahasa Inggris disebut heavy copyediting atau substantive editing, berhubungan dengan penulisan ulang dan mengorganisasi kembali sebuah naskah, termasuk membuat isi akurat dan logis, memeriksa pemborosan, pengulangan frasa, konsistensi, organisasi tulisan, alur, dan kejelasan. Bila diperinci lagi, tugas penyuntingan level berat ini meliputi, pertama, melakukan seluruh pekerjaan untuk medium copyediting. Kedua, mengurangi atau menghapus sebagian kata atau kalimat yang tidak perlu, menghilangkan jargon-jargon yang sudah basi atau tidak tepat. Ketiga, memperlancar transisi antarkalimat agar lebih mudah dibaca. Keempat, memperbaiki struktur kalimat yang tidak logis. Kelima, memberikan saran kepada penulis untuk menambahkan atau mengurangi kalimat dan paragraf.

Ada kalanya naskah yang sedang disunting memuat atau mengutip sebagian atau seluruh teks dari karya yang terbit sebelumnya. Dalam sebuah penerbit buku, kadang ada editor yang pekerjaannya meminta izin mengutip sebagian atau suluruh teks dari karya yang terbit sebelumnya. Ini biasa disebut permissions editing.

Pada tahap berikutnya, ketika sudah selesai disunting oleh kopieditor, naskah tersebut di-setting atau di-layout oleh bagian desain. Apakah naskah yang sudah di-layout atau di-setting sudah siap cetak? Belum. Ada lagi pekerjaan yang disebut proofreading. Orang yang melakukan pekerjaan ini disebut proofreader atau korektor. Tugasnya adalah memeriksa naskah yang sudah diedit oleh penyunting naskah untuk memperbaiki kesalahan dan ketidakajekan yang masih tersisa. Korektor menandai susunan huruf demi huruf pada naskah, mengidentifikasi penyimpangan atau kesalahan untuk diperbaiki dan kesalahan penyuntingan yang lain. Korektor juga memeriksa naskah untuk disesuaikan dengan spesifikasi gaya bahasa dan memastikan tipografi dengan mengecek sisi kanan dan kiri, spasi antarkata, pengulangan pemenggalan kata, dan lain-lain.

Dalam kasus tertentu, misalnya proses produksi yang terlambat, seorang korektor bisa juga mengerjakan tugas penyunting naskah, yaitu memperbaiki kesalahan ejaan, kesalahan angka, ketidakcocokan subyek-kata kerja, kesalahan penggunaan kata, dan mengidentifikasi rujukan yang salah.

Sumber:
1.“Definition of Editorial Services”. The Bay Area Editors' Forum (http://www.editorsforum.org/what_do_sub_pages/definitions.php)
2.Eneste, Pamusuk. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta: Gramedia, 2005.
3.“Editing: What?” Delores Farmer and Sherry Southard, 1999. (http://core.ecu.edu/)
4.Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Edisi Kedua.


 



I puisi I cerpen I novel I skenario I skripsi I profil I time line I catatan harian I surat-surat I
proses kreatif 
I artikel I komentar & resensi] I berita I


 Copyrights©2000 Ngarto Februana. All rights reserved.
Designed by Ngarto Februana

Hosted by www.Geocities.ws

1