T A P O L

Sebuah novel karya Ngarto Februana yang fenomenal. Sebelum terbit dalam bentuk buku, novel ini pernah dimuat sebagai cerita bersambung di Jawa Pos, April-Mei 2002. Banyak respons yang muncul kala itu. Ada yang protes mengapa novel yang "berani" ini sampai lolos seleksi redaksi. Seorang pembaca dari Wonosobo sampai mengusulkan agar redaksi Jawa Pos kala itu menghentikan pemuatannya. Tapi, ada yang mendukung dan menyatakan salut. Begitu banyak permintaan pembaca agar novel itu dibukukan, akhirnya Tapol diterbitkan dan kini sudah beredar di toko-toko buku di seluruh Indonesia: toko buku Gramedia, Kharisma, Gunung Agung, Sari Agung, toko buku Utama, dan lain-lain. 

SINOPSIS:

Menjalankan perintah atasan, Djon turut melatih sukarelawan di Lubang Buaya. Bintara Pasukan Pertahanan Pangkalan Halim itu akhirnya dijebloskan ke tahanan selama 10 tahun tanpa pernah diajukan ke pengadilan. Bebas dari tahanan militer, Djon menjalani hidup sebagai pemulung jalanan. Seraya bertahan hidup dari mengais-ngais sampah, ia terus mencari istrinya, Sulastri, dan kedua anaknya. Tak ditemukan di kampungnya, Klaten, Djon menggelandang di Yogya dengan tiga kawan senasib mantan tapol. Mereka eksklusif terhadap pemulung yang lain; menjalin persahabatan meski kini di antara mereka ada perbedaan ideologi. Djon tak percaya lagi dengan cita-cita komunisme, sedangkan yang lain masih menjadi pemeluk teguh. Sementara itu, Sulastri—yang sanak keluarganya menjadi korban pembantaian—tinggal di Yogya bersama dua anaknya.

Mirah, mahasiswi aktivis yang kerap dilihat Djon, mencurigainya sebagai intel yang menyamar sebagai pemulung. Djon berusaha terus menguntitnya, karena paras Mirah mirip Sulastri. Benarkah dugaan Djon bahwa Mirah anaknya? Jika benar, apa reaksinya demi mengetahui gadis itu mempelajari marxisme-leninisme—paham yang kini dibencinya. Apakah Djon akan bertemu dengan istrinya yang sudah merencanakan kawin lagi? Sementara itu, Mirah terus gelisah apalagi ibu dan pacarnya tak setuju dengan pahamnya. Bagaimana liku-liku alur dan akhir cerita ini? Baca novel Tapol karya novelis muda berbakat Ngarto Februana.

Komentar Pakar:

Tapol merupakan novel yang didasari oleh fakta sejarah. Dan ini diolah oleh penulisnya dengan sangat baik. Dari situ kita dapat membaca sketsa tragedi manusia yang terjadi dalam lingkaran peristiwa sejarah manusia Indonesia yang tragis, yaitu G30S/PKI, 1965.

Dr. Anhar Gonggong (Sejarawan)

Novel ini disusun dengan mengandalkan penelitian. Penulisnya, Ngarto Februana, tampaknya menjaga benar agar data yang diperolehnya tetap utuh, otentisitasnya terasa, sekaligus juga menyentuhkan nuansa sebagai fiksi. Membaca novel ini seperti melihat sejarah tetapi memiliki dimensi kedalaman.

Dr. C. Bakdi Soemanto (Pemerhati sastra dan teater)

Ngarto itu penulis ulet, yang sangat tekun berusaha untuk menulis, walapun kondisinya di Fakultas Sastra UGM dulu tidak mengarah keada yang dia capai sekarang.

Dr. Faruk HT (Budayawan)

Sangat sedikit novel Indonesia yang asyik dibaca. Ini adalah salah satunya. Penulisnya menunjukkan kesadaran betapa pentingnya bahasa, dan, terutama, bagaimana menggunakannya.

Sitok Srengenge (Penyair)

 

 

 

Hosted by www.Geocities.ws

1