I puisi I cerpen I novel I skenario I skripsi I profil I time line
 I 
catatan harian I surat-surat I proses kreatif I
I artikel I komentar & resensi] I berita I

 

The Collected Stories and Others

Home I EnglishI

MY NOVELS:

abrlorong.JPG (9170 bytes)

Lorong Tanpa Cahaya
(Yogyakarta: Media Pressindo,1999)
Bercerita tentang nasib seorang bocah yang lahir dan tumbuh di kampung pelacuran....

menolak.JPG (9181 bytes)

Menolak Panggilan Pulang
(Yogyakarta: Media Pressindo, 2000)
Novel berlatar budaya suku Dayak, di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. Dengan membaca novel ini, kita banyak belajar...

TAPOL
(Yogyakarta: Media Pressindo, 2002)
Berlatar sejarah G30S, 1965, yang sarat kekejaman: penculikan para jenderal, pembantaian kader dan simpatisan PKI. Seorang bintara AU yang terlibat Gestok....
Resensi Tapol 
Komentar tentang Tapol



Harga Seorang Wanita
(Jakarta: Dastan Books, 2006)
Ini adalah dunia laki-laki. Dunia di mana hak, kebahagiaan, dan juga perempuan adalah milik laki-laki. Ya, perempuan hanyalah....

Kirim Komentar 

 

 

 

 


 

Google

 

Abebooks.com - Because You Read.

MATERI KULIAH PENYUNTINGAN
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

DOSEN: NGARTO FEBRUANA


KEJELASAN


 

Tulisan yang sudah bisa kita pahami bukanlah akhir sebuah pekerjaan. Untuk membuat tulisan gampang dibaca, kita harus membuatnya sangat jelas.

 

n    Kata Sederhana:
asistensi = bantuan
partisipasi = ambil bagian, ikut serta
nonesensial = tidak dibutuhkan
profisiensi = keahlian, keterampilan

n    Kata Khusus:
Sebuah bangunan hancur akibat bencana beberapa tahun lalu. (umum)
Ruang lobi Hotel Marriot hancur akibat ledakan bom pada 5 Agustus 2005. (khusus)

 

 

n   Rujukan yang Jelas: Kata Ganti
Amin berkata pada Rita bahwa ayahnya sedang sakit keras.

n   Perbandingan yang Jelas
Buatlah setiap perbandingan lengkap dan akurat.
Hidup di desa lebih nyaman.
Lebih nyaman dari apa?
Hidup di desa lebih nyaman daripada hidup di kota.

 

 

n   Pada akhir pekan pun ia cukup sibuk. (Sesibuk apa? Sama sibuknya dengan hari kerja?)

n   Berenang di kolam lebih menyenangkan.
(Lebih menyenangkan dari apa?)


Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.


Menyunting Substansi

Tesis yang Menantang

Memiliki topik dan tujuan saja masih belum cukup. Kita juga perlu sesuatu yang menarik untuk dikatakan tentang topik itu: tesis. Esai yang readable (enak dibaca) memiliki tesis yang menantang pikiran pembaca, membuat mereka “tetap duduk dan menaruh perhatian.”

Perhatikan paragraf berikut ini:

Masalah yang cukup menarik untuk diduskusikan adalah bagaimana seseorang menjadi terkenal. Ketenaran bisa jadi diinginkan atau tidak, bergantung pada sudut pandang setiap orang. Seseorang dapat menjadi terkenal dalam bidang, contohnya, bisnis pertunjukan, politik, olahraga, dan lain-lain.

Perlukah kita mengumumkan bahwa sebuah topik menarik? Biarkan pembaca yang akan memutuskannya sendiri. Kalimat kedua dan ketiga mengatakan sesuatu yang sudah jelas, tidak menambahkan sesuatu yang benar-benar menarik. Perhatikan kalimat berikut yang idenya tidak memberi harapan apa-apa:

Ada banyak cara mendapat kebahagiaan.
Tidak ada dua orang yang benar-benar serupa.

Pernyataan tersebut platitude alias hampa atau basi; hanya mengatakan sesuatu yang sudah diketahui pembaca. Mungkin pembaca akan berkomentar: ”Ya, cuma, itu. Lalu apa?” Bahkan mungkin lebih buruk: ”siapa peduli?” Ketika kita menulis, kita ingin membalik ”siapa peduli?” menjadi, hai, bagaimana tentang hal itu! Apa yang kita butuhkan adalah cara menggulirkan gagasan yang tidak sama dengan pikiran pembaca pada umumnya. Kita dapat memulai dengan menanyakan kepada diri sendiri: Apa pun topik kita, kita dapat menanyakan, ”Bagaimana jika...”

Bagaimana jika topik ini dilihat dari sudut pandang berbeda, dari sudut pandang orang atau tempat atau waktu yang berbeda?

Bagaimana jika topik itu tidak seperti yang ”tampak”?

Bagaimana jika kita membalik pikiran dari atas ke bawah?

Perhatikan kalimat berikut:

Ketulusan yang cuma sedikit adalah sesuatu yang berbahaya.

(Oscar Wilde)

Seorang penyair, yang meninggal, dikubur tidak dengan kata-katanya.

(Goenawan Mohamad)

Demokrasi bukan resep untuk mengatasi segala penyakit bangsa.

(Robertus Robert)

Esai berdasarkan epigram tentu akan lebih menarik daripada esai berdasarkan kata-kata hampa. Jika kita ingin membuat tesis yang menantang, kita harus membalik ide dan melihatnya dengan pandangan yang baru. Epigram adalah ungkapan pendek yang mengandung gagasan atau peristiwa yang diakhiri dengan pernyataan menarik dan biasanya merupakan sindiran.

Ironi Berpilin

Ketika kita sengaja mengatakan sesuatu yang artinya berlawanan, kita menggunakan ironi. Pendekatan tersebut memberikan kita cara untuk membalik gagasan yang digunakan sehari-hari. Pendekatan ironi ini dapat menolong kita dari tesis yang lunak.

Mengatakan Lebih atau Mengatakan Kurang

  1. Mengatakan sesuatu sebagaimana yang kita maksudkan, tidak kurang dan tidak lebih, dengan menggunakan bahasa harfiah.
  2. Mengatakan sesuatu yang berlawanan arti, dengan menggunakan ironi.
  3. Mengatakan sesuatu yang lebih dari yang kita maksudkan, dengan menggunakan hiperbola.
  4. Mengatakan sesuatu yang kurang dari yang kita maksudkan, dengan menggunakan understatement.

Mengonkretkan Sesuatu yang Nyata

Gagasan yang ada dalam pikiran kita, berupa konsep yang tidak dapat dirasakan dalam dunia nyata di sekitar kita, adalah abstrak. Contohnya: persahabatan, kebebasan, korupsi, dan lain-lain. Kita tidak dapat melihat gagasan tersebut; kita hanya memikirkan tentang itu.

Gagasan abstrak sulit menempel dalam benak kita. Sementara itu, kita ingin pembaca mengerti. Bagaimana kita dapat menulis sesuatu yang gampang dibaca mengenai ide abstrak?

Kita dapat membantu pemahaman pembaca tentang gagasan abstrak dengan menerjemahkan yang abstrak tersebut ke dalam sesuatu yang nyata, yang dapat diindera dalam dunia sekeliling kita. Jika kita menyebut ketakutan, kita menulis sesuatu yang abstrak; jika kita memperlihatkan kejadial aktual mengenai ketakutan, kita menulis secara konkret. Jika kita mengatakan matahari tenggelam itu indah, kita menulis secara abstrak; jika kita memperlihatkan pembaca warnanya, bentuknya, kita menulis secara konkret.

Contoh dan Ilustrasi

Seabstrak apa pun sebuah gagasan, bisa kita beri substansi dengan contoh dan ilustrasi.

Sebuah ilustrasi adalah kisah pendek dari kehidupan nyata, digunakan untuk mengonkretkan sebuah gagasan.

Perbandingan dan Kontras

Cara lain untuk memberikan substansi pada tulisan kita adalah membandingkan apa yang ada dalam pikiran kita dengan beberapa pengalaman pembaca yang sudah akrab. Dengan demikian kita membawa pengalaman pembaca untuk memikul atas topik dan membuat gagasan baru yang lebih mudah dipahami.

Contoh:

Menjadi mahasiswa memerlukan uang, waktu, upaya, dan kesabaran.  

Kita bisa memberikan substansi dengan sebuah perbandingan. Perhatikan contoh berikut.

Memasuki dunia perguruan tinggi seperti membuka usaha. Kita memerlukan modal berupa uang yang banyak, waktu, dan upaya. Seperti halnya pemilik bisnis, kita membutuhkan kesabaran, dan kita perlu meyakinkan orang lain mengenai usaha kita.

Penyataan yang Masuk Akal

Pastikan apa yang kamu katakan masuk akal.

Ketika kita meminta pembaca menerima sesuatu yang absurd atau tidak masuk akal, kita kehilangan readability.

 

 

Seni menulis: kejelian menempatkan kata yang kuat di tempat yang penting.

F.L. Lucas (1894-1967)

 

Editing untuk Memberikan Penekanan

 

n    Menarik Perhatian: Judul dan Pembuka

n    Pernyataan Langsung

n    Repetisi yang Efektif

n    Tekanan dan Subordinasi

n    Paragraf

n    Ending

 

1. Menarik Perhatian:
Judul dan Paragraf Pembuka

n    Paragraf awal sebuah tulisan harus utuh.

n    Paragraf pembuka yang kuat dan empatik mengajukan tesis dan menyetel irama keseluruhan tulisan.

n    Buatlah judul dan paragraf awal menantang pembaca. Kenalkan topik, tesis, dan bangun irama.


Contoh Paragraf yang Menarik:
Pagoda

   Agama dimulai dengan senyap. Tak seorang pun hadir di dekat Buddha malam itu. Setelah enyah bala tentara Mara, gergasi gaib yang mencoba mengusiknya, Buddha melanjutkan meditasi. Akhirnya sampailah ia pada cattari ariyasaccani, empat kebenaran leluhur….

 

   Agama dimulai dari hening dan sebuah saat yang dahsyat….

(Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir, TEMPO, 4 Maret 2007)


Contoh 2:
Nasionalisme

   Kita hidup dengan kontradiksi di tapal batas. Kini dengan cerdik dan cekatan pelbagai hal—buruh, komoditas, korupsi, agenda politik, terorisme—melintasi perbatasan. Tapi di sana-sini tembok nasional dibangun makin tinggi. Dunia menyempit, dunia kian sengit, dan wajar jika kita bertanya: Bisakah nasionalisme dielakkan? Haruskah?

(Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir, TEMPO, 4 Maret 2007)

 

Contoh paragraf awal yang tidak utuh

n     Baru tiga bulan bekerja sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Komnas Perlindungan Anak, dan membaca tumpukan berkas pelbagai persoalan yang melibatkan makhluk-makhluk mungil itu, sudah cukup membuat Wanda Hamidah, 29 tahun, mensyukuri masa kecilnya. “Meskipun pernah dipukul sapu dan belt oleh orang tua, secara umum masa kanak-kanak saya bahagia sekali,” katanya.

n      (TEMPO, 22 April 2007, halaman 136)

Perbaikan:

n    Membaca tumpukan berkas tentang kekerasan terhadap anak, ketika menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Komnas Perlindungan Anak, yang baru dijalani tiga bulan, membuat Wanda Hamidah, 29 tahun, mensyukuri masa kecilnya. “Meskipun pernah dipukul sapu dan belt oleh orang tua, secara umum masa kanak-kanak saya bahagia sekali,” katanya.

 

2. Pernyataan Langsung:

n    Tulisan yang mudah dibaca menempatkan gagasan secara langsung, bukan dengan malu-malu. Sebagai penulis yang matang kita harus bertanggung jawab terhadap ide kita.


Contoh pernyataan tidak langsung:

n    Menurut pendapat saya sistem pertahanan nasional kita bermasalah.

n    Jika saya tidak salah, pengadilan tampaknya terlalu lembek.

n    Pengalaman traumatik boleh dikatakan mempunyai dampak pada perilaku seseorang.

 

n    Entah karena trauma otoritarianisme, entah karena keterbatasan ide politik, selama ini kita telanjur menganggap demokrasi sebagai satu-satunya jawaban serta resep untuk semua kekurangan dan penyakit yang tumbuh dalam kehidupan berbangsa entah itu di wilayah politik, ekonomi maupun sosial.


Contoh Pernyataan Langsung:

n    Sistem pertahanan nasional kita bermasalah.

n    Pengadilan terlalu lembek.

n    Pengalaman traumatik, menurut pendapat psikolog Sarlito Wirawan, mempunyai dampak pada perilaku seseorang.

 

n    Karena trauma otoritarianisme dan keterbatasan ide politik, selama ini kita telanjur menganggap demokrasi sebagai satu-satunya jawaban atas segala permasalahan kehidupan berbangsa, baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial.

 

3. Repetisi yang Efektif

n    Paralel

n    Alternatif

n    Kontras

n    Aliterasi

n    Asonansi
 

4. Tekanan dan Subordinasi

n     Ide yang penting lebih ditekankan daripada ide yang kurang penting.

Contoh:

   Perusahaan menggunakan sistem pengamanan baru hanya satu minggu sebelum tiga karyawan tewas dalam sebuah kecelakaan.

Perbaikan:

   Hanya satu minggu setelah perusahaan menggunakan sistem pengamanan baru, tiga karyawan tewas dalam sebuah kecelakaan.

 

n     KOMBINASI: Dua atau lebih gagasan utama yang terletak berurutan, semuanya tampak sama-sama penting. Kita bisa menggabungkan kedua gagasan itu dalam satu kalimat.

Contoh:

   Saya memutuskan untuk menemui kepala sekolah. Ayah saya tidak suka ide itu.

   Saya memutuskan untuk menemui kepala sekolah walau ayah saya tidak suka ide itu.

   Ayah saya tidak suka keputusan saya menemui kepala sekolah.

 

Pedoman subordinasi:

n    Apa yang terjadi lebih penting ketimbang kapan, di mana, mengapa, bagaimana.

n    Ide yang kurang penting (minor) disubordinasi dalam klausa yang dimulai dengan kata ketika, sambil, sebelum, sesudah, sejak, sampai, karena, walaupun.

 

 

n    Kita tinggal di wilayah rawan gempa. Kita harus mengetahui cara menghadapi gempa.

n    Karena kita tinggal di wilayah rawan gempa, kita harus mengetahui cara menghadapi gempa.

n    Tinggal di wilayah rawan gempa, kita harus mengetahui cara menghadapi gempa.

 

n    Nur Mahmudi meraih 78 persen suara, karena itu ia memenangi Pilkada Depok.

n    Nur Mahmudi memenangi Pilkada Depok, dengan meraih 78 persen suara.

n    Seorang ibu menggendong bayi. Ia berdesak-desakan antre membeli minyak tanah.

n    Seorang ibu dengan menggendong bayi berdesak-desakan antre membeli minyak tanah.

 

n    Joni adalah kakak sulungku. Ia selalu melindungiku. Ia membantuku menyelesaikan segala masalah.

n    Joni, kakak sulungku, yang selalu melindungiku, membantuku menyelesaikan segala masalah.
 

5. Paragraf

n    Paragraf yang mudah dibaca ialah sekelompok kalimat yang bekerja sama dengan kompak.

n    Paragraf yang baik memperluas topik dengan mengembangkan definisi, deskripsi, contoh-contoh, dan ilustrasi.

n    Tiga kualitas paragraf yang mudah dibaca: (1) kesatuan topik, (2) pengembangan ide, (3) kepaduan pikiran.

 

n    Banyak di antara kita menganggap belajar sebagai beban, bahkan semacam perbudakan. Ini suatu kesalahan. Padahal, belajar merupakan kesenangan yang alamiah, bawaan lahir, dan naluriah. Suatu kenikmatan yang esensial bagi manusia.

 

 

n    Kalimat pertama pada paragraf tersebut menghadirkan topik “belajar”. Semua kalimat pada paragraf itu berhubungan dengan--dan mengembangkan--topik tersebut, memperlihatkan perbedaan antara “belajar” sebagai beban dan belajar sebagai kesenangan. Paragraf itu juga memiliki kesatuan (hanya satu topik), pengembangan ide, dan kepaduan (semua kalimat bekerja sama).


Topik Paragraf

   Kalimat yang berisi topik paragraph memiliki logika yang jernih; ada sebuah gagasan utama, tersurat atau tersirat; dan sebuah kelompok kalimat yang mengembangkan gagasan itu.

  Tanpa kalimat yang berisi topik paragraf tidak ada pesan yang bisa dikembangkan.


Tiga Prinsip

n    Katakan kepada pembaca secara jelas apa yang dikatakan paragraf itu.

n    Pastikan bahwa setiap kalimat berhubungan dengan topik.

n    Berikan pembaca informasi yang cukup.

 

6. Ending

n    Ending merupakan bagian paling empatik sebuah esai.

n    Ending harus membuat pembaca paham-- dan puas.

n    Agar memuaskan pembaca, ending tidak sekadar mengulang apa yang sudah dikatakan.

 



I puisi I cerpen I novel I skenario I skripsi I profil I time line I catatan harian I surat-surat I
proses kreatif 
I artikel I komentar & resensi] I berita I


 Copyrights©2000 Ngarto Februana. All rights reserved.
Designed by Ngarto Februana

Hosted by www.Geocities.ws

1