Syarat bagi ketenangan hati ialah keperluan asasinya
diisi yaitu iman. Orang yang beriman akan mendapat kepuasan dengan
hiburan yang berbekas di hati. Sekuat apapun jiwa, fikiran dan fisik
seseorang , ada masanya akan lelah oleh problematika hidup yang dialami.
Manusia tetap lemah, ia perlukan istirahat dan ketenangan. Bukan hanya
istirahat badan, tetapi juga istirahat jiwa dan pikiran. Bayangkan kalau
badan dibanting dengan kerja berat tanpa istirahat. Apa yang akan
terjadi? Begitulah manusia kalau terus menerus diterpa berbagai ujian
hidup tanpa hiburan. Jiwa akan resah dan pikiran akan menjadi kusut.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh manusia untuk menghibur diri.
Tetapi yang banyak berlaku dan kita temui saat ini bukanlah hiburan
sejati. Apa sih hiburan yang sejati? Hiburan sejati adalah hiburan yang
benar dan memberi pengaruh positif pada hati. Hiburan yang bisa menjadi
obat bagi jiwa, pikiran dan fisik serta pengaruhnya akan lama. Sifatnya
menenangkan dan membahagiakan.
Sekiranya ada masalah, hiburan sejati akan menyelesaikan bukan
melupakannya. Sebaliknya hiburan palsu berpijak pada pada nafsu yang
bertentangan dengan fitrah manusia. Sifatnya bukan saja tidak
menyelesaikan masalah tetapi menambah masalah yang ada. Ia membuat lalai
dan memunculkan pesona hanya sementara. Selepas itu, kesusahan akan
timbul lagi. Betapa banyak orang yang masih gelisah dengan apa yang
dikatakan 'hiburan', termasuk para penghibur itu sendiri. Di dunia
sekarang ini para penghiburlah yang paling tidak terhibur. Tanpa perlu
membuat kajian dan penyelidikan pun, kita boleh melihat sederet nama
para penghibur, terutama artis-artis Barat yang terlibat dengan narkoba,
krisis rumah tangga, AIDS, sakit jiwa dan bunuh diri.
Hiburan yang sejati puncaknya adalah hati yang tenang. Syarat bagi
ketenangan hati ialah keperluan asasinya diisi, yaitu iman. Orang
beriman akan mendapat kepuasan dengan hiburan yang berbekas pada hati.
Artinya, jika hati benar-benar disuburkan dengan iman, maka hati pun
akan terhibur. Inilah hiburan sejati bagi orang-orang beriman:
1. Berhubungan dengan Allah dengan sholat dan mendengar lantunan azan.
Rasulullah saw bersabda, " Wahai Bilal, tenangkan kami dengan
azanmu." Hanya dengan sholat , hati orang yang bertaqwa sudah
terhibur sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Sejuk mataku di dunia
dengan solat." Hati orang-orang bertaqwa terhibur dengan sholatnya
karena mereka merasa seolah-olah sedang berbisik-bisik, bermesra,
mengadu dan merintih dengan kekasih hatinya. Siapa yang tidak merasa
terhibur kalau sudah bersama kekasih?
2. Melaksanakan perintah Allah. Apabila melaksanakan perintah Allah,
orang-orang beriman akan terhibur kerana merasakan perintah itu
datangnya dari kekasih hati. Bila yang memerintahnya adalah kekasih, apa
lagi yang ingin disusah-susahkan? Kalau sudah cinta, lautan api akan
diseberangi. Puncak Himalaya akan sanggup didaki. Orang yang tidak tahu
menyangka mereka menderita tetapi sebenarnya mereka bahagia.
3. Bergaul dengan banyak orang. Orang yang telah mendapat hibuan sejati,
sikapnya tenang. Bila bergaul dengan manusia, mereka terhibur dan
menghibur. Kasih sayang terpancar pada wajah, sikap dan tutur katanya.
Bagi orang beriman, kasih sayang dalam pergaulan memberi hiburan yang
sangat bernilai. Dia menyayangi dan disayangi. Sebaliknya, manusia yang
tidak mendapat hiburan sejati menjadi seorang pemarah, pendendam dan
emosional. Mereka tidak terhibur dan tidak dapat menghibur. Dalam
pergaulan, mereka selalu menyakiti orang lain karena mereka mencoba
mendapatkan 'hiburan' dengan melepaskan keresahan yang ada dalam hatinya.
4. Menerima ketentuan hidup dari Allah. Orang mukmin juga merasa
terhibur dengan warna kehidupan yang diberikan Allah. Hatinya senantiasa
bersangka baik dengan Allah. Hal itu yang membuatnya tidak pernah merasa
resah. Bila diberi nikmat, mereka terhibur lalu mereka bersyukur. Diberi
kesusahan mereka juga terhibur lalu mereka bersabar. Bila sakit, terasa
diberi kesempatan untuk mendapat ampunan. Hanya badan yang sakit, tetapi
hati tetap kuat dan sehat untuk mengingat Allah. Bila sehat, terasa
diberi rahmat.
5. Melihat dan merenungi ciptaan Allah. Orang yang beriman juga akan
terhibur dengan melihat alam ciptaan Allah. Timbul rasa tenang, gembira
dan bahagia melihat pantai-pantai yang bersih, bukit yang menghijau,
laut yang berombak dan sebagainya. Melihat, mendengar dan berfikir itu
sudah cukup untuk merasakan keindahan Penciptanya.
Sebaliknya mereka yang tidak beriman atau lemah imannya memerlukan
hiburan luar yang sangat banyak. Walaupun sudah bermacam-macam jenis
hiburan yang dinikmati, tetapi hidup masih menjemukan. Mereka tidak
pernah puas karena apa yang mereka nikmati hanya hiburan palsu. Jika
iman sudah disuburkan di dalam hati, manusia tidak memerlukan hiburan
yang banyak seperti sekarang ini. Mereka cukup terhibur dengan membaca
al-quran, nasyid, lagu-lagu tanpa musik yang melalaikan, bershalawat dan
ibadah-ibadah yang lain. Semua itu sudah cukup untuk memuaskan hati.
Namun ini tidaklah berarrti orang beriman menolak langsung
hiburan-hiburan dari luar diri.
Bagi mereka, hiburan luar itu boleh saja untuk lebih menyuburkan lagi
hiburan dari dalam diri, yakni iman, dengan syarat ia mematuhi syariat.
Alunan ayat suci al-Quran, nasyid yang mengagungkan Allah, shalawat yang
memuji nabi, puisi yang menghaluskan rasa kehambaan kepada Allah, pasti
akan semakin menyuburkan iman, sumber hiburan utama di dalam hati orang
yang beriman.
Inilah garis pemisah antara hiburan sejati yang dinikmati oleh orang
beriman dengan hiburan palsu yang melalaikan orang yang tidak beriman.
Inilah hakikat yang masih belum tersurat di mata masyarakat. Masih
banyak yang menganggap, jika Islam diterapkan, maka kehidupan akan
berubah menjadi suram dan murung. Tidak ada keceriaannya karena mereka
beranggapan bahwa Islam menolak hiburan. Tetapi kini, hal itu sudah
terjawab bahwa Allah swt telah menyediakan satu hiburan sejati kepada
para hamba-Nya.Hiburan yang dapat dirasakan di dunia lagi sebelum
hamba-Nya menikmati hiburan yang hakiki di akhirat. (na)
[ Back ] [ Home ] [ Up ] [ Next ]
|