C M C Online |
|
"Lihat, Aku berdiri
di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan
pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia,
dan ia bersama-sama dengan Aku." (Wahyu 3:20).
Seorang gubernur negara bagian Amerika Serikat pernah berjumpa dengan seorang
Kristen yang menurutnya "memiliki sesuatu yang berbeda," padahal mereka
sama-sama Kristen. Usut punya usut, sang gubernur menduga bahwa mungkin karena
mereka berbeda denominasi.
Dalam diskusi mereka, sang gubernur berkata,"Jika Anda mau datang ke rumah,
saya akan menerima Anda sebagai tamu kehormatan. Anda boleh menikmati apa saja
yang ada di rumah saya, tapi Anda tidak berhak mengatur apa pun karena Anda
tetap hanya seorang tamu yang tidak memiliki kunci rumah saya. Kecuali jika
saya mengalihkan hak milik atas rumah ini kepada Anda maka saya akan menurut
apa saja yang harus diperbuat di rumah ini sesuai petunjuk-petunjuk Anda."
Mendengar itu, orang Kristen tadi menyahut, "Itulah bedanya Anda dan saya.
Saya telah menyerahkan kunci rumah hati saya kepada Yesus. Sedangkan Anda hanya
mengundang Dia sebagai seorang tamu."
Tatkala sang gubernur bertanya apa yang mesti dilakukan, rekan seiman tadi menjawab,"Yang
perlu dilakukan hanyalah meminta Dia untuk menjadi pemilik rumah hati Anda."
Sang gubernur pun mengikuti petunjuk tersebut dan sejak itu ia mengizinkan Tuhan
bertahta dan mengatur setiap detail dalam hidupnya.
Saat kita diselamatkan, Allah ingin agar kita juga mengalami kuasa dan hadirat-Nya
setiap hari, serta melihat bagaimana Dia bekerja dalam kehidupan kita. Hanya
ada satu syarat, yakni asal kita mau menyerahkan kunci rumah hati kita kepada-Nya.
Di manakah posisi Tuhan dalam kehidupan Anda? Apakah Dia hanyalah seorang tamu
kehormatan, atau sudahkah Dia memiliki kunci hati Anda?