Home | Film

Potret Persahabatan di Film:

Orang-orang yang Membikin Hidup Ini Lebih Hidup

>>> Bagian 1 | Bagian 2

Elizabeth Barrett Browning suatu ketika menanyai Charles Kingsley, "Ceritakan rahasia kehidupan Anda, yang kiranya dapat menjadikan kehidupan saya juga indah." Kingsley menjawab, "Saya memiliki seorang sahabat."

Persahabatan tak ayal merupakan kisah yang penuh kehangatan. Berbagai film telah mengangkat persahabatan ke dalam jalinan plotnya. Berikut ini sejumlah potret persahabatan terindah yang pernah diangkat ke layar perak -- indah karena mengharukan dan menggugah hati, namun ada pula yang indah justru karena memilukan dan menggetirkan. Kiranya kita diingatkan tentang pentingnya sahabat, dan betapa ajaib kontribusi mereka dalam kehidupan kita.

Hoke Colburn & Daisy Werthan
(dalam Driving Miss Daisy)

"An old nigger and an old Jew woman riding down the road together. Now that is one sorry sight."

Hoke Colburn & Daisy Werthan

Komentar itu dilontarkan oleh polisi yang memergoki Miss Daisy dan Hoke Colburn, sopirnya, berhenti makan siang di tengah perjalanan dari Georgia ke Alabama. Kalau saja tidak diliputi oleh prasangka rasial, polisi itu justru akan melihat sebuah persahabatan yang menakjubkan dan amat menyentuh hati.

Hubungan mereka diawali oleh Boolie, yang memutuskan bahwa ibunya tidak boleh menyetir mobil sendiri lagi. Ia pun membawakan sopir untuknya. Semula ibunya, yang dalam usia 60-an masih gesit dan mandiri, menolak. Namun, sang sopir, yang diberi kebebasan untuk membujuk Miss Daisy, nyatanya tak kalah gigih. Kedua orang tua itu rupanya sama-sama keras kepala.

Suatu pagi, Miss Daisy bersikeras ke toko jalan kaki. Apa yang dilakukan Hoke? Membuntutinya naik mobil. Sudah selayaknya mobil itu dikendarai, bukan?

Akhirnya, dalam film berdurasi 96 menit, Miss Daisy baru mengalah mau naik mobil disopiri Hoke pada menit ke-20. Dan sepanjang 75 menit sisanya, kita disedot ke dalam dinamika relasi indah sepasang manusia lanjut usia, bagaimana mereka tahap demi tahap saling mengenal, dan saling menghargai -- dalam kurun waktu 25 tahun.

Persahabatan mereka tidak dituturkan secara terburu-buru, namun pelan-pelan dan terasa sabar. Penonton benar-benar direngkuh dan dilibatkan, sehingga kita pun ikut mengenal dan merasa dekat dengan Miss Daisy dan Hoke Colburn. (Morgan Freeman dan Jessica Tandy memang layak diacungi dua jempol atas penampilan istimewa mereka.)

Kalau kita hanya menyimak dialognya, film ini terasa dangkal. Pembicaaraan mereka lebih banyak berkisar persoalan remeh-temeh keseharian, tanpa falsafah yang dakik, dengan sesekali dibumbui komentar sosial (ada penggalan pidato Martin Luther King, Jr.). Namun, simaklah bahasa tubuh, sorot mata dan nada suara mereka. Kehidupan sehari-hari yang bersahaja itu lalu terasa penuh nuansa dan sarat makna. Saat mereka berdua mengurusi tanaman tomat itu, misalnya, aku melihat sebuah kehidupan yang well-spent.

"Hoke, you're my best friend. You are," ucap Miss Daisy menjelang akhir film. Kalau dalam film lain, kalimat semacam ini akan terasa vulgar dan menjelas-jelaskan. Namun, diucapkan dengan bibir bergetar oleh sosok renta di ambang keuzuran, ucapan ini menandakan tembok pengakuan yang akhirnya runtuh juga.

Dan kita pun sampai pada ending yang bening kemilau: Hoke Colburn menyuapi Miss Daisy, mereka saling membuka diri….

Frodo Baggins & Samwise Gamgee
(dalam The Lord of the Rings)

"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." -- Raja Salomo

Samwise Gamgee & Frodo Baggins

Puncak Mordor sudah di depan mata. Namun, beban moril, yang harus ditanggungnya selama ini sebagai si Pembawa Cincin, mengakibatkan semangatnya ambruk dan jiwanya letih. Frodo nyaris tak berdaya untuk meneruskan perjalanan.

Untunglah, selama ini ia selalu didampingi seorang pelayan dan sahabat setia, Sam. Melihat kondisi tuannya, Sam segera menyingsingkan lengan baju. "Aku tak bisa membawakannya untukmu, namun aku bisa membawamu," cetusnya. Ia pun menggendong Frodo mendekati puncak Mordor, agar Frodo dapat menunaikan misinya, melemparkan Cincin ke kawah gunung maut itu.

Sosok Sam yang penuh pengorbanan mengingatkan berbagai hal yang baik tentang persahabatan. Dengan melayani Frodo, ia menjadi perpanjangan dari sahabatnya, dan memainkan perannya dalam Perang Cincin di Dunia Tengah.

Sam menunjukkan bahwa "memiliki sahabat baik adalah salah satu sukacita terbesar dalam hidup ini, namun menjadi sahabat baik adalah salah satu tugas yang paling mulia dan paling sulit."

Dokter Frederick Treves & John Merrick
(dalam The Elephant Man)

"Sahabat adalah orang yang datang menemani Anda ketika seluruh dunia meninggalkan Anda." -- Paul Lee Tan

Frederick Treves & John Merrick

Ketika orang banyak terperangah memandangi si manusia gajah sebagai obyek tontonan, dokter Treves melihat manusia di balik kerangkeng itu.

Tergerak menyaksikan "the most disgusting specimen of humanity that I have ever seen," ia melakukan pemeriksaan medis terhadap John Merrick, si manusia gajah penderita neurofibromatosis. Ia mengira Merrick imbesil, lalu menyerahkannya kembali ke pemilik sirkus, dan mereka pun terpisah selama dua tahun.

Dalam pertemuan kedua, Treves bisa melakukan pemeriksaan lebih cermat. Ia bisa memahami omongan susah payah Merrick, dan ia menemukan bahwa alih-alih imbesil, ternyata Merrick melek huruf, dan malah doyan membaca. Manusia gajah ini telah membaca Alkitab dan Book of Common Prayer, serta tahu Jane Austen dan Shakespeare. Treves pun melangkah lebih jauh, memperkenalkan Merrick pada kesenangan hidup yang belum pernah dikenalnya. Dan Merrick, untuk pertama kalinya, merasa diperlakukan sebagai manusia.

Salah satu adegan yang amat menyentuh adalah ketika Treves mengajak Merrick minum teh di rumahnya, memperkenalkan Merrick pada isterinya, Anne. Meskipun gamang, Anne menyambutnya dengan ramah, membuat Merrick terharu. "I'm not used to such kindness from a beautiful woman," tutur Merrick sambil terisak. Kemudian, setelah melihat-lihat foto keluarga Treves, Merrick terkenang akan ibunya sendiri, yang potretnya dia bawa dalam jubahnya. "She has the face of an angel ... She was an angel.  She was so kind ... so kind to me. It's not her fault, for in the fourth month of her maternal condition she was knocked down by an elephant.  I'm sure I must have been a great disappointment to her. ("Oh no, Mr. Merrick.  No. No son as loving as you are could ever be a disappointment," sela Anne terharu.) If only I could find her.  If only she could see me now, here, with such lovely kind friends. You, Mrs. Treves, and you, Mr. Treves. Then maybe she would love me as I am.  I've tried to hard to be good."

Setelah empat tahun yang penuh kebahagiaan, satu-satunya kebahagiaan yang pernah dia alami, Merrick meninggal dunia dengan tenang di tempat tidurnya. Treves mencatat, "His journey through life had been indeed along a via dolorosa, the road had been uphill all the way, and now, when the night was blackest and the way most steep, he had found himself, as it were, in a friendly inn, bright with light and warm with welcome."

(Informasi diperoleh dari Bab Dua Belas: "Eyes of Faith" dalam buku Philip Yancey, Rumours of Another World, Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2003 dan dari "Screenplay" di situs David Lynch.)

Kapten Jack Aubrey & dokter Stephen Maturin
(dalam Master and Commander: The Far Side of the World)

Faithful are the wounds of a friend. "Seorang kawan memukul dengan maksud baik." -- Raja Salomo

Stephen Maturin & Jack Aubrey

Mereka berlawanan temperamen, namun mereka juga bersahabat erat. Mereka tak ragu bertikai mengukuhi pendapat masing-masing, namun mereka juga asyik bermain musik bersama. Aubrey seperti belahan yang hilang dari diri Maturin, dan sebaliknya. Meski secara formal Aubrey-lah sang kapten, namun mereka berdua merupakan tim kepemimpinan utama di atas HMS Surprise.

Dinamika hubungan mereka menyerupai "gelombang di dalam kapal," yang menjadi motor penggerak perlawanan terhadap "gelombang dari luar kapal." Gelombang dari luar itu bisa berupa topan badai dan cuaca yang tak bersahabat, atau kapal Perancis Acheron, yang pemunculannya serba tak terduga seperti hantu.

Bagian 1 | Bagian 2 >>>

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1