Denmas Marto | Forum Diskusi

Apa Sih Sukses Itu?

15/05/2004
Menurut Webster's Collegiate Dictionary, kata celeb baru muncul sekitar tahun 1912. Selebritis mengacu pada orang yang terkenal dan sering menjadi bahan pembicaraan. Ahli sejarah Daniel Boorstin menyebutnya "orang yang terkenal karena keterkenalannya." Kalangan selebritis mewakili sebuah dunia yang serba glamour, dan di era MTV ini publik mengidentikkannya dengan kesuksesan.

Tidaklah mengherankan kalau ribuan remaja berbondong-bondong mengikuti audisi berbagai program talent search yang marak belakangan ini. Panggung acara itu diimpikan menjadi papan pelontar "menuju bintang," alias masuk ke dalam jajaran selebritis.

Namun, dari sekian banyak peserta seleksi, berapa gelintir yang lolos? Bagaimana dengan mayoritas yang mesti gigit jari? Adakah mereka ini telah kehilangan sebuah "kesempatan sekali seumur hidup"?

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini mengisyaratkan, kita memerlukan gambaran yang lebih sehat tentang sukses. Kita memerlukan cara menuju sukses yang "terjangkau" oleh orang kebanyakan.

Umberto Eco pernah melontarkan pernyataan menarik. "Saya ingin membuat sebuah buku dan seorang anak.... kematian saya bisa mempunyai makna kalau seseorang menggantikan saya dan meneruskan kehidupan saya. Dan saya menulis buku, bukan untuk memperoleh sukses sekarang, tetapi dengan harapan bahwa seribu tahun yang akan datang buku itu paling tidak masih masuk dalam daftar kepustakaan atau dalam catatan kaki."

Ahli semiotik dan novelis Italia ini menangkap kegelisahan dan pergumulan manusia untuk memaknai hidupnya. Ya, setiap orang ingin sukses. Setiap orang ingin dikenang.

Persoalannya, orang kerap menyamakan kesuksesan dengan deretan prestasi. Padahal, prestasi tidak menjamin bahwa Anda akan meninggalkan "warisan", sesuatu yang berharga dan akan terus dikenang oleh generasi selanjutnya. Pertimbangkan dunia selebritis tadi - berapa lama kepopuleran seorang bintang dapat bertahan?

Lebih jauh lagi, kalau Anda hidup hanya untuk mengejar prestasi, Anda akan sangat frustasi. Mengapa? Ketika Anda mengukir sebuah prestasi, Anda berpikir, "Aku berhasil!" Namun, beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, perasaan itu akan memudar. Maka Anda harus menetapkan sasaran lain, mengejar tantangan lain. Hasilnya: Sebuah lingkaran setan yang terdiri atas tidak pernah cukup dan tidak pernah puas!

Firman Tuhan menyodorkan kunci yang berbeda bagi kita untuk mencapai kehidupan yang sukses dan bermakna. Alkitab mengaitkan kesuksesan hidup bukan dengan pencapaian kita, melainkan dengan hubungan kita. Perintah utama Tuhan Yesus menggarisbawahi tiga hubungan penting dalam kehidupan kita: hubungan dengan Allah, hubungan dengan diri sendiri, dan hubungan dengan sesama.

Dalam hubungan dengan Allah, kita menemukan signifikansi. Kita diterima dan dikasihi oleh Allah tanpa syarat. Kasih Allah inilah sumber dan dorongan bagi kita untuk memiliki hubungan yang benar dengan diri sendiri dan sesama.

Dalam hubungan dengan diri sendiri, kita menemukan otentisitas. Otentisitas berkaitan dengan kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai pribadi yang unik dan diciptakan oleh Allah yang penuh kasih. Otentisitas ini selanjutnya menantang kita untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidup, agar dapat melayani orang lain dengan lebih baik lagi.

Adapun dalam hubungan dengan sesama, kita menyatakan kasih. Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain. Bersediakah kita mengikuti teladan orang Samaria yang baik dan menolong sesama tanpa membedakan ras, agama atau golongan?

Bahwa hubungan adalah yang terutama, bukan berarti kita menafikan prestasi. Hubungan dimaksudkan untuk menempatkan prestasi pada perspektif yang semestinya. Untuk setiap prestasi kita dapat bertanya: Apakah dengan prestasi ini aku bisa memuliakan Allah? Apakah dengan prestasi ini aku menemukan otentisitas diri lebih jauh lagi? Apakah prestasi ini mendorongku mengasihi dan melayani sesama dengan lebih baik?

Begitu kira-kira sekelumit gambaranku soal sukses. Bagaimana dengan rekan-rekan? Bayangan apa yang terlintas dalam benak kalian kalau mendengar kata sukses? Gelar? Kekayaan? Kemasyhuran? Apa impian kalian? Punya pengalaman tertentu sehubungan dengan sukses yang ingin kalian bagikan? Atau ada resep untuk sukses? Silakan!

Bisa juga kirim email ke [email protected].
Sebaiknya diketik dulu offline, baru diposkan.
Tanggapan akan diedit seperlunya untuk pemuatan. Trims!

16/05 | Sidik Nugroho (Malang):

Aku setuju dengan pendapat John C. Maxwell yang tersebar di dalam buku-buku kepimpinan dan motivasinya, bahwa sukses tidak bisa diperoleh dalam satu hari. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa sukses bukanlah sebuah pencapaian, namun perjalanan. Ya, success is a journey. Kesuksesan dibangun setiap hari saat kita memutuskan untuk melakukan apa yang menjadi tujuan hidup kita.

Pandanganku tentang kesuksesan bukanlah keberhasilan di dalam berbagai pemilikan, seperti yang biasa dianut oleh kebanyakan orang. Mereka umumnya berpendapat bahwa sukses disandang sebagai gelar jikalau sudah memiliki uang banyak, mobil, rumah dan peralatan hidup yang serba mewah. Jikalau itu memang menjadi tujuan hidup seseorang (memiliki segalanya yang serba mewah) dan ia berhasil mencapainya, bisa dikatakan ia tergolong sukses.

Namun, yang menjadi persoalannya tidak semua orang memiliki tujuan hidup yang demikian. Beberapa orang puas dengan kehidupan yang mereka jalani walau hanya menjadi petualang yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain, seperti misionaris atau antropolog. Mereka mungkin tidak pernah memikirkan untuk berkeluarga atau memiliki sesuatu yang tergolong mewah.

Jadi, aku berpendapat bahwa seseorang dapat memiliki pandangan yang benar tentang kesuksesan bila ia memahami apa itu tujuan hidup. Bila kita memiliki tujuan hidup, kita memiliki mimpi. Dan biarlah mimpi itu yang memimpin kita untuk terus menggapai tujuan hidup. Seperti yang diungkap oleh Denmas Marto dalam My Dreams-nya, saat kita terus bermimpi, secara tidak sadar mimpi-mimpi itu akan menjadi bagian yang membentuk kehidupan kita.

[ Kembali ke Atas ] [ Kirim Tanggapan ]


© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1