03/09 ~ Resensi Koper, versi
ringkas, dimuat di Suara Merdeka (kupajang di blog karena
tidak muncul di situs SM). Awalnya, aku membuat resensi untuk
Layar Perak, yang menyediakan ruang longgar sehingga bisa
berpanjang-panjang. Untuk SM, aku mesti meringkasnya menjadi
sekitar 700 kata. Kukirim dua minggu lalu.
Kusertakan poster film yang kuambil dari
situs resminya. Redaksinya meminta foto adegan. Akunya yang
kelimpungan karena situs film itu belum lengkap, dan tidak
menyediakan foto lain yang bisa diunduh. Pikir punya pikir,
kutanyakan pada Ekky Eimanjaya, siapa tahu dia bisa membantu. Dia
memintaku menghubungi John Badalu, publicist film ini, dengan
memberikan nomor HP-nya. Kuhubungi dia, via email dan SMS.
John membalas, foto-foto sudah disediakan
dalam format PowerPoint di CD. CD mana? O, ternyata dia bagi-bagi CD
untuk pers di JAFF waktu itu. Akunya saja yang masih "asing"
dengan prosedur semacam itu, lagian aku 'kan nggak ada kartu pers.
Syukurlah, John akan mengusahakan agar aku bisa mendapatkan foto
yang kuperlukan.
Sambil menunggu kiriman, iseng-iseng
kutelepon panitia JAFF, menanyakan apakah CD yang dimaksud masih
tersedia. Surprise! Ternyata masih ada, dan dengan ramah mbak
panitia mempersilakan aku datang ke kantor sekretariat. Tentu saja
dengan senang hati aku meluncur ke Bausasran, dan segera kuemail
foto-foto Koper ke SM.
Begitulah "seru"-nya meresensi
film Indonesia untuk dikirim ke media. Kalau film sono 'kan tinggal
nyomot di internet, yang jauh hari sebelum film rilis biasanya sudah
komplet. Oke deh, tambah pengalaman.
01/09 ~ Bulan September diawali dengan...
telepon dari PBMR ANDI bahwa mereka setuju untuk menerbitkan Bible
Trivia 2!
30/08 ~ Diutak-atik lagi....
Yap, blog di Friendster kuubah jadi "arie
saptaji menulis", untuk menampung tulisan apa saja. "gejolak
budaya" rasanya terlalu berat, dan malah bikin kagok, cemas
jangan-jangan tulisan yang dipajang kurang bergejolak dan kurang
berbudaya. Akibatnya, ya malah kebanyakan bengong, jarang diupdate.
Padahal, rajin ngupdate kan perlu... supaya tersohor, haha. ;-D
Dan, ya ampun, ternyata ribet banget meng-update blog Geocities.
Sering gagal posting. Lebih gampang 'Easy Upload'. Jadi? Ya, balik
lagi deh ke wajah semula... ;-(
13/08 ~ Empat puisiku (Syair Pagi, Syair
Siang, Syair Petang, Syair
Malam) dimuat di Suara
Pembaruan. Senangnya... setelah sekian lama tulisanku tidak
nongol di koran!
Jumat (11/08), aku menemani Eko Sugiarto,
sahabat dari milis Apresiasi Sastra, menunggu kelahiran putra
pertamanya... kembar! Welcome into fatherhood, Ugie!
Sepanjang 07-12/08, Jogja menjadi tuan rumah
Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2006. Suatu kehormatan dan
kebanggan buat Yogya, di tengah suasana pascagempa, ada event internasional
semacam ini. Salut buat panitia, dan kiranya acara ini bisa menjadi
rutin berlangsung setahun sekali.
Aku sendiri, karena keterbatasan waktu,
menjatuhkan pilihan untuk menonton Koper dan, tentu saja, Opera
Jawa, pada Kamis (10/08). Selain itu, aku ikut diskusi Opera
Jawa bareng Garin Nugroho dan Mudji Sutrisno, Jumat (11/08), di
Benteng Vredeburg. Baru kali ini nonton film lalu bisa diskusi
langsung dengan sutradaranya. Asyik bisa menyimak latar belakang
kreatif, tantangan Garin dalam berkolaborasi dengan sejumlah
maestro, serta berbagai pergulatan gagasan di balik pembuatan film
tersebut. Betul-betul meningkatkan apresiasi.
Dari ajang JAFF pula, aku jadi tambah
kenalan: Echa (tatap muka pertama dengan "boss"-nya Layar
Perak dan anggota komite film DKJ), Decky, dan Fajar Nugross (sutradara
beberapa film indie dan dokumenter). Asyik juga ya ngobrol seusai
nonton sambil mencamil cumi goreng tepung. Thanks, Echa!
Kelanjutannya, Fajar mengundangkan
menghadiri peluncuran novel perdananya, Buaya Jantan, di Kafe
Deket Rumah, Jumat (11/08). Awalnya, itu untuk skenario film. Namun,
karena dia nggak sempat bikin film untuk sementara waktu, karena
dikejar-kerja ortu untuk menyelesaikan skripsi dulu, akhirnya malah
jadi novel -- ditulis disela-sela penyusunan skripsi itu! Acara launching-nya
sendiri, bikin aku seperti rusa masuk kota: gagap akibat kesenjangan
generasi. Rasanya aku ini kadaluwarsa banget gitu lho. Untunglah,
senyum ramah Fajar membuatku bisa duduk tenang menyimak obrolan yang
bertaburan istilah gaul khas anak muda yang sering terasa asing bagi
telingaku. Akhirnya kami barter buku, Obrolan Tukang Nonton
dengan novelnya. Di halaman depan dia tulis, "Makasih ya pak,
mohon bimbingannya". Hehe, Fajar, kau masih mau nyusun skripsi
ya?
09/08 ~ Merdeka! Iya nih, suasana
menyambut ultah ke-61 negeri tercinta rasanya kurang semarak. Toh di
kompleks perumahan kami tetap diadakan berbagai lomba untuk
anak-anak dan keluarga. Lesra menjadi juara pertama dalam lomba
menyusun puzzle; Tirza menjadi juara ketiga (dari empat peserta!)
dalam lomba memasukkan pasir ke dalam botol. Mereka sudah tak sabar
menunggu waktu penyerahan hadiah pada saat tirakatan warga tanggal
16 Agustus malam nanti.
Denmas Marto sendiri panen buku terbit:
empat judul sekaligus meluncur pada awal bulan ini. Thumbnail
sampulnya bisa dilirik di sudut kanan atas. Seperti biasanya, doanya
adalah: kiranya buku-buku itu laris-manis dan bermanfaat bagi sidang
pembaca.
Artikel barunya? Dikait-kaitkan dengan
suasana hari kemerdekaan, kupajang artikel tentang pernikahan yang
memerdekakan: Pernikahan Masih Penuh Berkat.
Semoga menguatkan pasangan yang telah menikah dan memprovokasi
mereka yang masih lajang dan pengin menikah untuk segera menikah.
;-)
Tak lupa, selamat buat Slamat
Sinambela yang segera melepaskan masa lajang dan Sidik
"Wrekso" Nugroho yang telah meluncurkan situs pribadi!
|
Tiga tahun sudah situs ini berpolah di jagat
maya. Yang jelas, situs ini telah menjadi jembatan bagiku untuk
membangun jejaring, bertemu dengan sahabat-sahabat lama dan baru,
mencatat sebagian sukaduka hidupku.
Memasuki tahun keempat, Denmas Marto kembali
berbenah. Penampilan situs ini, untuk kesekian kalinya, berubah. Halaman muka kujadikan blog Obrolan Tukang Nonton, khusus
untuk mengobrolkan film sebagai bahan refleksi tentang apa saja,
dari cinta sampai spiritualitas, seperti
kecenderunganku selama ini.
Catatan Denmas Marto sendiri
digeser ke halaman dalam. CDM akan berfungsi sebagai "Kabar
& Jurnal"-ku. Tulisan-tulisan baru yang lain juga akan
diumumkan di halaman ini, dan arsipnya dimuat di halaman terkait --
seperti biasanya.
Lalu, blog
di Friendster untuk apa? Setelah kupikir-pikir... nah, aku
teringat subjudul buku pertamaku, Gagal
Menjadi Garam, yaitu: "Gereja di Tengah Gejolak Budaya".
Kalau begitu, artikel-artikel seputar "gereja" akan
kupajang di Geocities; sedangkan udar gagasan seputar "gejolak
budaya" akan tampil di Friendster.
Begitulah. Selamat menyimak, kutunggu masukan kalian!
Salam, Denmas Marto
|