Kemudian, aku melanjutkan pendidikanku di SDN128 Palembang. Sekolah yang kurang konsisten. Selama 6 tahun belajar disana, nama sekolah ini banyak berubah. Saat baru duduk di kelas 2, SD ini merupakan pecahan dari 3 SD, yaitu SDN 559, SDN 600, dan SDN 602. SDN 600 merupakan sekolah yang aku tempati. Lalu, dibangku kelas 3, sekolah-sekolah dasar itu digabung menjadi satu sekolah dasar yang utuh yang bernama SDN 160, SDN 559 menjadi kelas A, SDN 600 menjadi kelas B, dan SDN 602 menjadi kelas C. Ya, benar-benar rumit. Tapi, aku bangga, karena aku adalah bagian dari sekolah yang rumit. =.=” Dan akhirnya, sewaktu duduk dibangku kelas 5, sekolahku ini ditetapkan dengan nama SDN 128 Palembang. Kami 4 bersaudara, memenuhi kewajiban belajar di sekolah dasar yang unik ini selama 6 tahun.
Dari SD, aku melanjutkan belajarku di SMPN 19 Palembang. Aku menemukan banyak pengalaman disini, juga banyak teman-teman yang selalu membuatku tersenyum. Tapi sebenarnya, setelah lulus dari SD, aku ingin sekali melanjutkan pendidikanku di sebuah pesantren. Tujuanku adalah pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga. Itu hanyalah sekedar harapan saja, karena tak bisa terbayang betapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh orangtua. Yang harus mereka sekolahkan, bukan hanya aku, namun ketiga saudaraku juga merupakan tanggung jawab mereka.
Dari sana aku berpikir untuk mencari sekolah yang gratis yang bisa mengantarku mewujudkan cita-cita dari SD, dari dulu aku sangat ingin ke Mesir. Dan sekarang, aku berada di SMAN Sumatera Selatan (Sampoerna Academy). Banyak pelajaran yang kudapatkan disini.
Perjalananku belum tamat, kawan.
Aku sedang menunggu ijazah terakhirku, dan itu adalah batu nisanku nanti. Belajar hingga akhir J
J Semua terjadi atas izin-Nya J