|
|
PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN (DIKLAT)
BERBASIS
KOMPETENSI
Disarikan
dari beberapa sumber oleh :
Drs.
Sulipan, M.Pd.- TEDC Bandung
Email : [email protected]
1.
Konsep Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training)
Yang dimaksud dengan Kompetensi adalah :
- Spesifikai dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja di industri.
- Pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang dibutuhkan oleh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan di tempat kerja sesuai dengan tuntutan standar yang berlaku.
Jadi kompetensi difokuskan pada kemampuan yang diharapkan dari seorang karyawan di tempat kerja, yang mencakup kemampuan untuk mentransfer serta menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya pada situasi dan lingkungan baru.
· Keterampilan melaksanakan pekerjaan/Task Skill.
· Keterampilan mengelola pekerjaan/Task Management Skill.
· Keterampilan mengelola kemungkinan kejadian dalam pekerjaan /Contingency Management Skill.
·
Keterampilan mengelola lingkungan pekerjaan termasuk bekerja
dengan orang lain
Ruang
Lingkup Kompetensi |
Dalam hal penilaian maka sistem penilaian pada CBT adalah penilaian yang berdasarkan patokan atau Criterion Reference Assesment, bukan penilaian berdasarkan norma atau Norm Reference Assesment.
Jadi terdapat beberapa hal yang dibutuhkan dalam pelatihan berbasis kompetensi, diantaranya adalah :
a. Standar kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif.
b. Pengidentifikasian semua pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan, yang tercermin dalam standar kompetensi.
c. Mekanisme untuk mencapai pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja sesuai tuntutan standar kompetensi.
d. Metode untuk menguji kompetensi tersebut.
e. Sertifikasi dari kompetensi yang telah dicapai.
Pelatihan berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut :
§ Berdasarkan pada Standar Kompetensi.
§ Isi dari pelatihan mengarah kepada kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas tetentu.
§ Pelatihan dapat berupa on-job, off-job, atau kombinasi keduanya
§ Adanya fleksibilitas waktu untuk mencapai suatu kompetensi.
§ Adanya pengakuan terhadap kompetensi mutakhir/yang dimiliki saat ini.
§ Pengujian berdasarkan kriteria tertentu.
§ Pengujian dilakukan jika peserta pelatihan sudah siap.
§ Menekankan pada kesanggupan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan pada situasi baru.
Komponen-komponen
CBT |
2.
Standar Kompetensi
Yang
dimaksud dengan Standar Kompetensi adalah : Standar yang menjelaskan kompetensi
yang dipersyaratkan untuk unjuk kerja yang efektif di tempat kerja.
Standar
Kompetensi dinyatakan dalam bentuk hasil di tempat kerja dengan pendefinisian
pengetahuan, keterampilan, serta sikap kerja dan penerapan yang dibutuhkan untuk
semua pekerjaan dalam industri atau perusahaan.
Standar
kompetensi menjelaskan kompetensi yang dibutuhkan untuk kinerja yang efektif dan
berperan sebagai patokan
bagi pengujian, serta
memiliki format yang baku, serta meliputi : judul unit, uraian unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup dan petunjuk bukti.
Standar Kompetensi diuraikan dalam tiga tingkat, yaitu :
- Standar Kompetensi Perusahaan, yaitu persyaratan kompetensi bagi seseorang yang sesuai dengan perusahaan tertentu, jadi hanya berlaku di sebuah perusahaan saja.
- Standar Kompetensi Industri, yaitu persyaratan kompetensi yang berlaku umum untuk satu jenis industri atau satu sektor dari industri, jadi standar kompetensi ini berlaku di beberapa perusahaan yang memiliki jenis industri yang sama atau sejenis.
- Standar Kompetensi Lintas Industri, yaitu persyaratan kompetensi yang berlaku antara dua atau lebih dari dua jenis industri.
Selain itu ada juga kompetensi umum yang berfungsi sebagai kompetensi yang harus terkandung pada sebuah kompetensi, hal ini sering dikenal sebagai kompetensi kunci.
Penggunaan
Standar Kompetensi
Standar Kompetensi memiliki format yang terdiri dari unit-unit Standar Kompetensi.
Unit-unit Standar Kompetensi secara umum dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu :
Unit ini
merupakan dasar bagi semua jalur kompetensi di bidangnya sehingga harus dikuasai
oleh pekerja sesuai bidangnya sebelum menguasai kompetensi lainnya.
-
Unit-unit
Inti
Unit inti mendefinisikan kompetensi umum antar berbagai posisi dalam kelompok-kelompok industri. Secara normal unit-unit inti dibagi dalam bidang-bidang yang dimasukkan dalam tingkatan yang berbeda dari struktur klasifikasi.
-
Unit-unit
spesialisasi
Unit-unit spesialisasi menggambarkan berbagai tingkat kompetensi yang yang dibutuhkan antar industri. Unit-unit spesialisasi dibagi dalam bidang-bidang yang menggambarkan tingkat-tingkat kesulitan, dan berhubungan dengan tingkat klasifikasi melalui sistem poin atau kredit.
Standar Kompetensi dituliskan dalam format yang umum. Satu format terdiri dari sebuah Unit dari Kompetensi dan bagian-bagiannya, yaitu : Judul unit, deskripsi unit, pembobotan, prasyarat, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, pernyataan ruang lingkup dan petunjuk bukti.
3.
PENGUJIAN PADA CBT
Dengan adanya pengujian maka akan diketahui bahwa seseorang telah memiliki suatu kompetensi atau belum. Oleh karena itu pengujian merupakan bagian yang penting dari sistem CBT. Tujuan dari pengujian adalah untuk menguji kompetensi, namun dengan pengujian maka seringkali kita dapat menguji validitas sebuah pelatihan.
Bila seorang peserta pelatihan diuji kompetensi yang dimilikinya dan kemudian peserta pelatihan tersebut berhasil lulus, maka kita yakin bahwa peserta pelatihan telah cukup memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya untuk dapat melaksanakan tugas-tugas dalam industri atau pekerjaan. Pengujian merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses yang dilakukan oleh peserta pelatihan.
Pengujian yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu :
- Keabsahan/Validitas
- Dapat diandalkan/Realibilitas
-
Fleksibelitas
-
Keadilan
-
Efektif dan Efisien
-
Transparansi
-
Berpusat kepada Trainee
-
Bagian dari Pelatihan
Ada
empat jenis pengujian yang digunakan pada CBT :
·
Pengujian Kerja Nyata
·
Pengujian Simulasi Kerja
·
Pengujian Tertulis
·
Pengujian Lisan
Pengujian Kerja Nyata
Pengujian kerja nyata dilakukan di tempat kerja yang sesungguhnya, dan berada di antara masalah-masalah yang terjadi sehari-hari di tempat kerja, yang memiliki situasi, peralatan, perlengkapan dan sistem yang sudah ada di tempat kerja tersebut. Jadi pengujian kerja nyata merupakan sebuah pengamatan dari kegiatan-kegiatan normal yang terjadi saat bekerja.
Pengujian Simulasi Kerja
Pengujian Simulasi Kerja sama dengan pengujian di tempat kerja tetapi tidak dilakukan di tempat kerja. Ini dilakukan bila pengujian kerja nyata tidak memungkinkan karena berbahaya, membutuhkan biaya mahal atau saat pengujian dilangsungkan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi tersebut tidak mungkin dilakukan.
Pengujian
Tertulis
Pengujian Tertulis melibatkan jawaban peserta secara tertulis untuk memperlihatkan apa yang mereka ketahui. Pengujian tertulis secara normal digunakan untuk mengetahui pengetahuan yang mendasari kompetensi tertentu.
Pengujian Lisan
Pengujian Lisan dilakukan di mana peserta uji / pelatihan berbicara dengan jelas tentang apa yang tercakup dalam tugasnya. Pengujian ini berhubungan dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi, atau menjelaskan suatu ketrampilan dalam pekerjaan yang dilakukannya dalam ujian.
4.
IMPLEMENTASI CBT DALAM PEMBELAJARAN
Untuk
menyampaikan CBT yang fleksibel maka pengajar diharapkan mampu bermain dalam
tiga peran utama dalam penyajian pelatihan, yaitu sebagai instruktur,
fasilitator, dan pembentuk mekanisme.
Pembelajaran
dalam CBT dapat dilakukan secara klasikal, individual, kelompok atau kombinasi
dari ketiga jenis metoda tersebut.
-
Dalam metoda klasikal atau lock-step maka semua peserta maju pada saat
yang sama dan sesuai urutan yang sama pula.
-
Dalam pembelajaran individual maka dikenal dengan Self-paced Learning
yang menggunakan modul atau sistem lain. Metoda ini mungkin lebih sulit untuk
dikelola, sebab semua peserta dalam satu kelompok memiliki kemampuan untuk maju
sesuai dengan kemampuannya, tidak tergantung dengan peserta yang lain. Tetapi
metoda ini adalah metoda yang paling sesuai dengan kemampuan masing-masing
peserta pelatihan.
-
Metoda belajar secara kelompok dilakukan dengan membagi kelas dalam
beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda pada masing-masing kelompok.
Pembelajaran
yang dilakukan dapat dilakukan di sekolah maupun di lapangan/industri/tempat
kerja yang sesungguhnya.
Proses
pelatihan berbasis kompetensi/CBT
1. Menentukan Standar Kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran
2. Mengidentifikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang diperlukan pada sebuah kompetensi
3. Menentukan strategi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang menjadi tujuan
4. Menyiapkan bahan ajar, media, alat, bahan dan tempat pembelajaran
5. Menentukan metode dan menyiapkan perangkat pengujian/penilaian
6. Menentukan guru/pelatih yang kompeten.
7. Menyiapkan jadwal pembelajaran.
8. Melaksanakan proses pembelajaran
9. Melaksanakan pengujian/penilaian
10. Memberikan sertifikasi atas kompetensi yang telah dikuasai.