Artikel Tulang ikan Hiu
Tulang ikan Hiu Atasi Kanker dan Rematik Jessie Arbogast-bocah
lelaki berusia 8 tahun-tak pernah mengira liburannya berubah menjadi
neraka. Ketika pertengahan Juli tahun lalu, ia bermain air di pantai
yang cuma setinggi lutut di Pantai Nasional Kepulauan Gulf di
Florida tiba-tiba diserang ikan hiu sepanjang 2,1 meter. Bagian
lengan dari bahu ke siku dicabik, begitu juga daging pada bagian
paha.
Membayangkan ikan hiu, the shark, yang terlintas adalah mahluk
ganas bergigi tajam, gemar memangsa hewan lain, bahkan manusia.
Namun luput dari perkiraan bila dibalik bayangan yang menakutkan itu
tersimpan manfaat bagi kehidupan manusia.
Kecuali siripnya yang lezat dimakan (di Cina bahkan dijadikan
"panganan wajib" kalangan istana sejak dinasti Ching), tulang
rawannya berkhasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Hiu
termasuk hewan bertulang belakang, namun seluruhnya justru terdiri
dari tulang rawan (cartilage), dengan kata lain, hiu tidak mempunyai
tulang pada tubuhnya.
Dalam tulang rawan hiu terkandung protein, kalsium, fosfor,
karbohidrat, air, serat, lemak serta komponen alamiah lainnya
sebagai nutrisi. Sebaliknya, pada tulang rawan tersebut tidak
ditemukan unsur-unsur heavy metal -bukan sejenis aliran musik- tapi
unsur-unsur seperti seng, tembaga, merkury, nikel dan sejenisnya
yang cenderung berbahaya bagi manusia.
Melihat kandungan zat
serupa, para ahli berkesimpulan, tulang rawan hiu tidak beracun dan
tidak memiliki efek sampingan, hingga aman dikonsumsi. Badan
Pengatur Obat dan Makanan Amerika (FDA), sejak 1993, mengeluarkan
izin khusus untuk pemakaian tulang rawan hiu sebagi penunjang
pengobatan alternatif.
Berdasarkan penelitian secara klinis, tulang rawan hiu
dinyatakan mampu menjaga pertumbuhan dan penyebaran sel tumor,
membantu mengurangi rasa sakit dan nyeri pada tulang, membantu
menghindari penyakit rematik, memperkuat dan menjaga fungsi tulang,
membantu menghilangkan rasa pegal dan encok, menjaga kesehatan dan
fasilitas tubuh serta menghindari kelainan tulang belakang yang
bengkok.
Penelitian tulang rawan ikan hiu pada penyakit sendi dan rematik
dipelopori oleh ahli bedah tulang Dr John Pruden dari Harvard.
Penelitian awal menunjukkan 25 pasien dari 28 pasien yang menderita
rematik artristis berat disertai dengan gangguan fungsi pergerakan
setelah disuntik tulang rawan selama 3-8 minggu menunjukkan hasil
yang cukup baik. Hal ini disebabkan tulang rawan hiu mengandung
protein untuk menggantikan protein kolagen yang rusak pada
persendian penyakit rematik.
Tulang rawan hiu sudah lama pula dikenal sebagai makanan sehat
oleh masyarakat Cina yang dimakan dalam bentuk bubur yang
mengakibatkan kesegaran tubuh dan aktivitas yang lebih. Dr Lane Phd,
seorang ahli nutrisi laut dari Cornell University Amerika Serikat
yang mengembangkan dan mengadakan penelitian terhadap tulang rawan
hiu, mendapatkan banyak kemajuan klinis yang didapat bila penderita
rematik (gangguan pada sendi) atau kanker mengkonsumsi tulang rawan
hiu.
Akhirnya didapatkan hipotesa anti inflamsi dan anti angio
genesis merupakan faktor utama tulang rawan hiu yang menyebabkan
makanan ini dapat dipakai untuk penyakit tulang dan kanker. Seperti
diketahui, dalam penyakit rematik yang utama (pengapuran tulang,
keropos tulang, asam urat dan rematik artritis ) keluhan yang paling
sering adalah nyeri dan pembengkakan (inflamasi). Nyeri dan
pembengkakan terjadi karena pelepasan dari zat-zat kimia yang
disebut dengan IL-1 (interlekin satu) dan TNF (Tumor Necrosing
Factor) setelah mendapat injury, luka-luka, mikro maupun secara
terus menerus.
Jadi setelah mengetahui asal muasal penyakit maka untuk
menghasilkan konservasi sendi yang optimal diperlukan pengetahuan
yang baik mengenai anatomis sendi, faktor resiko yang memperburuk
selaput tulang sendi serta perawatan selaput tulang rawan sendi
tersebut. Sebagai makhluk sosial kita memerlukan mobilitas yang
baik, maka pasti besar atau kecil terdapat luka-luka pada sendi yang
terus menerus terutama bila aktivitas olah raga makin meningkat.
Mengingat sifat dari selaput tulang rawan sendi tersebut tidak
banyak mendapat konsumsi makanan dari darah karena tidak dialiri
oleh pembuluh darah, karenanya diperlukan konsumsi bahan makanan
seperti tulang rawan ikan hiu yang sekarang sudah banyak dikemas
dalam konsumsi makanan "siap pakai". Tidak ada salahnya Anda
mencoba.
Artikel ikan
Hiu/Shark
Klasifikasi dan morfologi
Ikan hiu terklasifikasi ke dalam subkelas
Elasmobranchii dan kelas Pisces.
Ikan hiu memiliki bentuk
tubuh yang bervariasi, tergantung dari spesiesnya.
Hiu tidak memiliki tutup insang yang berfungsi untuk memompa
air ke rongga insang.
Kulit hiu memiliki sisik-sisik halus yang disebut dermal denctile.
Jaringan daging dan gigi ikan hiu menempel langsung pada
lapisan kulit. Ikan hiu
memiliki sirip dorsal, sirip kaudal, sirip anal, sirip pelvik dan
sirip pektoral.
Habitat dan penyebaran
Habitat Ikan hiu umumnya adalah di laut. Hiu
umumnya ditemukan di perairan dalam berkarang dengan dasar yang
tidak terlalu terjal.
Pemanfaatan ikan hiu,
komposisi berat dan gizi
Ukuran dan
berat ikan hiu sangat bervariasi, tergantung dari jenis hiu dan
habitatnya.
Berat rata-rata badan hiu sekitar 51% dari berat totalnya.
Persentase daging fillet
sekitar 42% dan bagian kepala sekitar 24%. Sirip hiu umumnya hanya
5%, hati hiu 7% dan usus hiu 20% dari total berat. Kandungan zat
gizi daging ikan hiu terdiri dari air 73,6-79,6%, protein
16,3-21,7%, lemak 0,1-0,3% dan mineral 0,6-1,8%.Tabel
1. kandungan gizi daging
beberapa jenis hiu
Jenis hiu |
Air
|
Protein
|
Lemak
|
Mineral
|
Heterodontus francisci |
79,6
|
17,7
|
0,3
|
1,8
|
Carcharhinus branchyurus |
75,8
|
18,9
|
0,1
|
0,6
|
Carcharodon carcharias |
76,9
|
19,9
|
0,3
|
1,3
|
Shyrna blochii |
75,6
|
21,6
|
0,2
|
1,6
|
Galeocerdo
cuvier |
79,4
|
16,3
|
0,1
|
0,6
|
Carcharhinus falciformis |
73,6
|
21,7
|
-
|
1,2
|
Bagian tubuh ikan hiu yang
bernilai ekonomis tinggi adalah :
Sirip hiu
Pemotongan sirip dilakukan secara hati-hati agar diperoleh sirip
yang berkualitas tinggi.
Sirip dipotong tanpa menyertakan dagingnya.
Sirip yang baru dipotong tidak dapat langsung diolah.
Oleh karena itu sirip perlu diawetkan.
Pengawetan sirip dapat dilakukan dengan cara pembekuan,
pengeringan, penggaraman atau pengapuran.
Kulit ikan hiu
Kulit ikan
hiu dapat dimanfaatkan sebagai produk berbahan kulit atau makanan
kerupuk. Pengulitan ikan hiu sebaiknya dilakukan segera setelah
penangkapan hiu.
Kulit ikan hiu melekat kuat pada daging sehingga proses pengulitan
agak sukar. Pengulitan
dimulai dengan penyayatan bagian punggung ikan dengan kedalaman
sayatan sekitar 2-4 cm.
Selanjutnya kulit dibersihkan dari sisa-sisa daging yang masih
menempel.
Tindakan selanjutnya adalah pengawetan kulit ikan.
Pengawetan kulit dapat dilakukan dengan cara pengeringan atau
penggaraman. Setelah melalui proses pengawetan, kulit dapat disamak.
Daging hiu
Daging ikan
hiu umumnya dimanfaatkan dengan cara pengasinan, pengasapan dan
pemindangan.
Pemanfaatan daging ikan hiu masih terbatas dikarenakan dagingnya
yang beraroma tidak enak. Daging
ikan hiu umumnya diolah menjadi dendeng, abon, daging lumat, surimi
hiu, bakso, sosis dan tepung daging.
Hati hiu
Hati ikan
hiu kaya akan minyak hati. Pada
beberapa spesies hiu, kandungan minyak hati dapat mencapai 80 %.
Minyak hati banyak mengandung vitamin A dan skualen.
Skualen dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika.
Bagian tubuh Lainnya
Tulang ikan hiu kaya akan kolagen.
Tulang hiu umumnya dimanfaatkan sebagai lem, tepung tulang atau
kerajinan. Tulang hiu yang diekstrak dapat menghasilkan kondroitin.
Kondroitin dapat dimanfaatkan untuk obat tetes mata dan mencegah
penuaan sel. Gigi ikan
hiu umumnya dimanfaatkan dalam industri kerajinan seperti mainan
kalung. Isi perut hiu dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan silase untuk pakan atau kecap.
Shark fin |
Shark Cartilage |
Stingray gills |
Shark price |
Contact us
Picture gallery |
Indonesia language Shark article
|
How to get to Lombok
Copyright © 2007
Lombok Global Business Information Services Indonesia
all right reserved
|