home     |     players     |    club     |     download     |     pictures gallery     |     links    

        rien0101's FC Bayern Fansite


   home
   players
   articles & interview
   results & tables
   club
   staffs
   stadium
   download
   pictures gallery
   quiz
   puzzle game
   links
   link to me
   sign guestbook
   view guestbook

�

Seabad Bayern Muenchen : Kisah Sukses Klub Bavaria

Oleh : A.Ginanjar

Berbicara tentang sepakbola Jerman, tidak afdol jika tidak membicarakan keberadaan Bayern Munchen. Banyak hal yang membuat demikian. Pertama, Munchen dikenal sebagai pemasok pemain tangguh ke tim nasional Jerman. Sebut saja Franz Beckenbauer, Sepp Maier, Gerd Muller, Paul Breitner, Karl-Heinz Rummenigge, Lothar Matthaeus, Klaus Augenthaler, hingga Jens Jeremies, Oliver Kahn, dan Mehmet Scholl sekarang ini. Merekalah motor utama "Tim Panser" yang berasal dari Munchen. Alhasil, kesuksesan timnas Jerman selama ini tidak bisa dilepaskan dari kontribusi para pemain Munchen.

World Champion 1974>

Kedua, Munchen adalah lokomotif Jerman di kancah antarklub Eropa. Prestasi Jerman di arena ini memang lebih banyak diwarnai kegemilangan Munchen. Perolehan empat gelar juara Liga Champions (dulu Piala Champions -red.), satu gelar juara Piala Winners, dan satu gelar di Piala UEFA adalah raihan tertinggi klub asal Jerman. Tak ada klub Jerman lain yang mampu mendekati Munchen.
Lebih dari itu, dalam tiga tahun terakhir, Munchen adalah satu-satunya klub Jerman yang mampu berbuat banyak di kancah Eropa. Prestasi sekali juara, sekali runner-up, dan sekali semifinalis Liga Champions membuat nama Jerman tetap bergema di tengah gempitanya klub-klub Spanyol dan Inggris. Hal ini sangat kontras dengan klub-klub Jerman lain yang keteteran, baik di Liga Champions maupun di Piala UEFA.
Ketiga, Munchen memiliki tokoh paling berpengaruh di kancah persepakbolaan Jerman, Franz Beckenbauer. Pria berusia 56 tahun ini monumen hidup sepakbola negeri bir tersebut. Dialah kapten tim saat Jerman (Barat) menjuarai Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974. Dia pula yang menjadi arsitek tim saat Jerman (Barat) kembali menjadi juara dunia tahun 1990. Kini, selain menjabat Presiden Klub Bayern Munchen, ia juga Wakil Ketua DFB (Deutscher Fussball Bund/ Federasi Sepakbola Jerman) dan Ketua Penyelenggara putaran final Piala Dunia 2006 yang akan digelar di Jerman. Kata-kata pria berjuluk "der Kaiser" ini selalu didengar oleh tokoh-tokoh sepakbola lainnya.

Franz Beckenbauer

Hasil Pemberontakan
Bayern Munchen sendiri lahir sebagai bentuk pemberontakan para pemain MTV 1879 yang menuntut kebebasan yang lebih luas bagi para pemain. Tokoh utamanya adalah Franz John. Bersama beberapa rekannya, ia kemudian mendirikan klub baru dengan nama Schwabinger Bayern. Deklarasinya dilakukan pada tanggal 27 Februari 1900 di restoran Gisela yang kemudian menjadi markas klub baru itu.
Sepuluh tahun kemudian, Bayern menggebrak dengan menjuarai kejuaraan Wilayah Timur dan mempertahankannya di musim berikutnya. Seiring prestasi tersebut, orang-orang mulai melirik keberadaan klub ini. Apalagi ketika Max "Gaberl" Gablonsky dipanggil memperkuat timnas Jerman pada tahun 1911 ketika menghadapi Belgia. Inilah tonggak awal dominasi Bayern di kompetisi nasional dan timnas.
Perjalanan merintis gelar terus berlangsung, namun tidak dengan mudah. Bayern baru berhasil menjadi juara nasional pada tahun 1932. Sementara itu, DFB Pokal baru bisa diraih seperempat abad kemudian. Sayangnya, mereka tenggelam setelah prestasi itu. Keadaan ini membuat pihak klub kebat-kebit. Revolusi pun dilakukan. Pertama-tama, manajer Wilhelm Neudecker didepak. Kemudian, didatangkan pelatih berkebangsaan Yugoslavia, Tschik Cajkovski.

Gebrakan Cajkovski
Cajkovski sebagai pengemban amanat revolusi melakukan perombakan tim. Caranya dengan merekrut talenta-talenta besar macam Franz Beckenbauer, Gerd Muller, dan Sepp Maier. Munchen pun dibawanya berlaga di Bundesliga untuk pertama kalinya pada musim 1965/1966. Tak dinyana, mereka langsung mendekap posisi ketiga di akhir musim. Prestasi itu ditambah dengan gelar juara DFB Pokal 1966 yang berhadiah tiket ke Piala Winners. Hebatnya, pada debut di ajang antarklub Eropa itu, Munchen langsung menjadi juara. Satu gol dari Franz Roth cukup untuk membungkam Glasgow Rangers di partai puncak. Munchen pun menjadi klub Jerman kedua yang berhasil juara di kancah antarklub Eropa. Sebelumnya, Borussia Dortmund juga menjuarai ajang serupa pada tahun 1966.

Era Keemasan
Para pemain didikan Cajkovski semakin memperlihatkan kemajuan pesat. Tak heran jika Munchen makin diperhitungkan. Tahun 1969, Munchen akhirnya bisa menjuarai Bundesliga dan DFB Pokal. Gelar double ini menandai era keemasan tim yang ber-home base di Stadion Olimpiade Munchen itu. Kesuksesan fenomenal akhirnya hadir saat Munchen ditangani Udo Lattek. Pelatih yang datang menggantikan Branko Zebec ini membawa Munchen mencetak hattrick juara Bundesliga tahun 1972-1974. Ia pula yang mengantar Munchen juara Piala Champions untuk pertama kalinya pada tahun 1974. Kegemilangan Lattek diteruskan oleh Dettmar Cramer yang membawa Munchen kembali menjuarai Piala Champions dua musim berikutnya sekaligus mencetak hattrick di ajang paling bergengsi antarklub se-Eropa itu. Inilah era keemasan Munchen yang belum tertandingi hingga saat ini.
Prestasi gemilang Munchen berimbas ke timnas. Bersama tujuh pemain Munchen, Jerman (Barat) merengkuh gelar juara Piala Dunia 1974. Ketujuhnya adalah Franz Beckenbauer, Josef-Dieter Maier, Gerhard Muller, Ulrich Hoeness, Hans-Georg Schwarzenbeck, Paul Breitner, dan Hans-Josef Kapellmann. Ketujuhnya memegang peranan mahapenting atas keberhasilan itu.
Memasuki era 1980-an, mereka tetap mendominasi Bundesliga dan DFB Pokal. Sayang, mereka gagal total di kancah Eropa. Pada masa ini Munchen kembali mencetak hattrick juara di Bundesliga pada rentang waktu 1985-1987, lagi-lagi di tangan Udo Lattek. Akan tetapi, Munchen dua kali terkapar di final Piala Champions. Pertama pada tahun 1982 ketika Karl-Heinz Rummenigge dkk. dipecundangi Aston Villa. Lima tahun kemudian, giliran Ludwig Kogl dkk. yang dipaksa menyerah 1-2 oleh Benfica.

Karl-Heinz Rummenigge

Turun-Naik
Awal era 1990-an menjadi masa suram bagi klub asal Bavaria ini. Gelar juara Bundesliga 1990 seolah menjadi titik balik prestasi Munchen. Tak heran jika pada masa ini tidak ada pelatih yang bisa bertahan lama, dari Jupp Heynckes, Soren Lerby, hingga Erich Ribbeck. Bahkan, pada saat ditangani Lerby, Munchen sempat berjuang melepaskan diri dari ancaman degradasi. Masih untung mereka bisa finish di papan tengah ketika kompetisi berakhir.
Kekacauan di tubuh Munchen mereda ketika Beckenbauer datang menggantikan Ribbeck pada musim 1993/1994. Keandalannya terbukti ketika Munchen berhasil memuncaki Bundesliga di akhir musim. Seiring naiknya Beckenbauer ke kursi presiden klub, tongkat kepelatihan diserahkan kepada pelatih kawakan asal Italia, Giovanni Trappattoni. Namun, pria yang sebelumnya sukses di Inter Milan dan Juventus itu gagal membawa Munchen mempertahankan gelarnya. Tak heran jika ia didepak oleh Beckenbauer. Penggantinya adalah orang yang disebut-sebut sebagai pelatih terbaik di seantero Jerman, Otto Rehhagel.
Pelatih yang sukses bersama Werder Bremen itu sempat memberikan harapan ketika Munchen membukukan rekor tujuh kali menang berturut-turut di awal musim. Sayangnya, Munchen kemudian kalah tiga kali secara berurutan. Keadaan kemudian tidak berubah lebih baik meskipun langkah Munchen di Piala UEFA begitu perkasa. Beckenbauer pun gerah, Rehhagel dipecat menjelang musim berakhir. Ia sendiri yang kemudian turun tangan melatih Lothar Matthaeus dkk. Beckenbauer pantas berang karena materi pemain Munchen saat itu adalah The Dream Team di Bundesliga. Di sana bercokol sederet nama tenar macam Oliver Kahn, Lothar Matthaeus, Andreas Herzog, Ciriaco Sforza, Emil Kostadinov, Thomas Helmer, Jean-Pierre Papin, dan Jurgen Klinsmann.

Juergen Klinsmann>

Walaupun gagal mempersembahkan gelar Deutscher Meister, Beckenbauer berhasil membawa Munchen memuncaki Piala UEFA, ajang Eropa terakhir yang belum pernah dijuarai. Di arena itu pula terukir rekor baru atas nama Klinsmann. Striker andalan timnas Jerman itu membukukan 15 gol sepanjang turnamen.

Membangun Kejayaan
Memasuki musim baru, Beckenbauer kembali berpaling kepada Trappattoni. Selain itu, didatangkan pula pemain brilian namun kontroversial asal Werder Bremen, Mario Basler. Trappattoni tidak menyia-nyiakan kesempatan kedua yang diberikan kepadanya. Musim pertamanya ditutup dengan gelar juara Bundesliga. Setelah itu, ia dipusingkan dengan hengkangnya beberapa pilar tim. Tak kurang dari Christian Ziege, Klinsmann, Marcel Witeczek, Oliver Kreuzer, dan Asisten Pelatih Klaus Augenthaler memutuskan pergi dari Munchen.
Keadaan ini memaksa Trappattoni berpikir keras dan berbelanja banyak pemain. Giovane Elber, Bixente Lizarazu, Thorsten Fink, dan Michael Tarnat diboyongnya untuk menutupi kekosongan. Tetapi, masih kurangnya kesatuan tim membuat Munchen gagal mempertahankan gelarnya yang dirampas klub promosi, 1. FC Kaiserslautern. Ironisnya, di sana bercokol Rehhagel dan Sforza, dua komponen yang pernah membela Munchen.
Gagal di Bundesliga tidak membuat Trappattoni kehilangan muka. Bukan apa-apa, Munchen masih bisa meraih gelar DFB Pokal. Selain itu, di awal musim, ia juga memberikan gelar juara Liga Pokal (format baru Piala Super Jerman -red.). Trappattoni pun mengakhiri dua musim karirnya di Munchen dengan manis. Penggantinya adalah maestro Borussia Dortmund, Ottmar Hitzfeld.

Ottmar Hitzfeld

Hitzfeld ternyata jodoh paling sesuai bagi Munchen. Kedatangannya ditandai gelar juara Liga Pokal dengan menggasak VfB Stuttgart 4-0 di partai puncak. Selain itu, ia pun memborong pemain-pemain bintang untuk mewujudkan ambisi Munchen kembali berjaya di Eropa. Hengkangnya dua pilar lini tengah, Christian Nerlinger ke Dortmund dan Dietmar Hamann ke Newcastle United ditutupi dengan hadirnya Stefan Effenberg dan Jens Jeremies. Di samping keduanya, datang pula Hasan Salihamidzic, Ali Daei, dan Thomas Linke. Keberadaan mereka membuat Hitzfeld lebih leluasa berkreasi. Tetapi, Mehmet Scholl sempat diisukan pindah menyusul ketidakpastian nasibnya. Untungnya Beckenbauer berhasil menahan gelandang jenius yang bergabung sejak tahun 1992 itu.

next : Era Emas Hitzfeld >>>


A Fansite of FC Bayern


     � 2001 - 2002 Ririn Utami
     If you have any questions or comments, e-mail me at: [email protected]




Seabad Muenchen


Era Emas Hitzfeld

Hosted by www.Geocities.ws

1