home     |     players     |    club     |     download     |     pictures gallery     |     links    

        rien0101's FC Bayern Fansite


   home
   players
   articles & interview
   results & tables
   club
   staffs
   stadium
   download
   pictures gallery
   quiz
   puzzle game
   links
   link to me
   sign guestbook
   view guestbook

�

Seabad Bayern Muenchen : Kisah Sukses Klub Bavaria

Era Emas Hitzfeld
Era baru di tangan Hitzfeld ditandai kegemilangan. Munchen berhasil menjuarai Bundesliga untuk ke-15 kalinya dan berhasil lolos ke final DFB Pokal dan Liga Champions. Sayang, mereka gagal di dua ajang itu dengan sangat menyakitkan. Di DFB pokal, mereka ditaklukkan Werder Bremen lewat drama adu penalti. Sedangkan di Liga Champions lebih sakit lagi. Dua gol dari Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer pada masa injury time babak kedua membuat Munchen yang sudah unggul sejak menit kelima lewat tendangan bebas Mario Basler harus bertekuk lutut kepada Manchester United.

CL Final 1999

Satu-satunya hiburan adalah prestasi kiper Oliver Kahn yang tidak kebobolan selama 732 menit di Bundesliga. Ia memecahkan rekor lama atas nama Oliver Reck yang telah bertahan sebelas tahun.
Tragedi musim 1998/1999 tersebut mau-tidak mau membuat mental tim sedikit terguncang. Inilah tekanan psikologis terbesar yang pernah dialami Munchen sepanjang sejarah. Untungnya, suhu di dalam tidak naik. Semua komponen memandangnya secara positif. Untuk memperkuat tim, Hitzfeld mendatangkan sejumlah muka baru. Paulo Sergio, Roque Santa Cruz, Patrik Andersson, dan Michael Wiesinger direkrutnya.
Musim 1999/2000 menjadi musim penuh tantangan bagi Hitzfeld dan pasukannya. Ambisi menebus kegagalan musim sebelumnya bukanlah tugas enteng. Perjalanan mereka pun tidak mulus meskipun berhasil mencetak hattrick di Liga pokal dengan mengalahkan Werder Bremen 2-1 di final. Insiden perkelahian Sven Scheuer dan Mario Basler dengan penduduk setempat di sebuah bar menjadi noda yang menambah beban psikologis bagi pemain-pemain lain. Keduanya pun dijatuhi hukuman tanpa batas waktu. Hal ini membuat Basler hengkang ke Kaiserslautern.

Lothar Matthaeus

Pada pertengahan musim, Lothar Matthaeus memutuskan hengkang ke New York/New Jersey MetroStars. Kepergiannya membuat Munchen kehilangan pemimpin sejati di lapangan.
Kondisi fisik pemain pun tidak stabil. Banyak pemain yang cedera dan membuat Munchen oleng. Musim itu diawali dengan sangat buruk, imbang 2-2 menghadapi Hamburger SV dan kalah 0-2 dari Bayer Leverkusen. Ironisnya, di pekan kelima terjadi krisis kiper. Bertandang ke Waldstadion di kota Frankfurt, Oliver Kahn kebobolan lebih dulu dan kemudian harus dilarikan ke rumah sakit gara-gara bertabrakan dengan Samuel Kuffour. Munchen pun memasukkan kiper cadangan, Bernd Dreher. Sialnya, ia bertabrakan dengan salah seorang pemain lawan sehingga tidak bisa melanjutkan pertandingan. Kubu Munchen kelimpungan. Akhirnya, Michael Tarnat mengambil alih peran keduanya. Hebatnya, ia tampil gemilang sehingga Munchen bisa menang 2-1.
Insiden di Frankfurt itu membuat Munchen memanggil kiper tim amatirnya, Stefan Wessels. Penjaga gawang berusia 21 tahun itu pun mengawal gawang Munchen dalam beberapa pertandingan. Penampilannya terbilang baik meskipun sempat membawa Munchen ditumbangkan VfB Stuttgart dan PSV Eindhoven. Olengnya Munchen dimanfaatkan oleh Leverkusen. Klub asuhan Christoph Daum itu mengambil alih pimpinan klasemen hingga satu pekan terakhir. Sialnya, mereka terpeleset, kalah 0-2 dari SpVgg Unterhaching. Munchen pun menyalip setelah menggasak Bremen 3-1. Gelar itu dilengkapi gelar juara DFB Pokal. Bremen lagi-lagi dihempaskan, kali ini dengan skor 3-0. Sayangnya, langkah mereka di Liga Champions terhenti di semi final. Real Madrid menghentikan ambisi Stefan Effenberg dkk. dengan 2-0 dan 1-2 (agregat 3-2).
Memasuki musim ketiganya, Hitzfeld lebih memprioritaskan Liga Champions. Tak heran jika Munchen tertatih-tatih di Bundesliga dan tersingkir di babak kedua DFB Pokal setelah dipecundangi klub amatir, Magdeburg, lewat drama adu penalti.

Patrik Andersson

Pengorbanan itu akhirnya membuahkan hasil dengan hadirnya gelar juara Liga Champions dan Bundesliga lewat perjalanan mendebarkan dan penuh keberuntungan. Di Liga Champions, Munchen meraih gelar setelah mengalahkan Valencia lewat adu penalti. Sementara itu, di Bundesliga, mereka memastikan gelar juara persis pada menit terakhir di pekan terakhir. Gol Patrik Andersson membuat Munchen bermain imbang 1-1 dengan Hamburg. Hasil itu membuat Munchen unggul dari saingan terberatnya, FC Schalke 04. Gelar ini diakui sebagai yang paling dramatis.

Champions League Winner 2001

Fondasi Masa Depan
Fokus Hitzfeld tidak hanya membawa gelar juara sebanyak-banyaknya ke Olimpiastadion. Ia juga merasa wajib melakukan peremajaan tim. Hal ini ditujukan agar selepas masa kontraknya, Munchen masih bisa berprestasi. Mengenai hal yang satu ini, Hitzfeld sangat berhati-hati. Maklum, ia mempertaruhkan nama besar Munchen. Tak heran jika sebagian besar pemain muda yang direkrutnya ke tim utama Munchen adalah pemain-pemain yang sudah jadi.
Hasan Salihamidzic, Roque Santa Cruz, Willy Sagnol, dan Claudio Pizarro adalah pemain-pemain muda yang dipersiapkan sebagai fondasi Munchen di masa yang akan datang. Dari tim amatir sendiri, Hitzfeld sejauh ini baru mengorbitkan Owen Lee Hargreaves dan Stefan Wessels. Belakangan, ia juga mulai memberi kepercayaan kepada Markus Feulner.
Ironisnya, dari sekian banyak pemain muda yang ada di kubu Munchen saat ini justru auslander. Mau-tidak mau, eksistensi Munchen sebagai repertoir pemain timnas Jerman pun terancam. Atas dasar itulah Beckenbauer mencanangkan target menempatkan enam pemainnya di skuad Jerman pada Piala Dunia 2006. Langkah awalnya dengan merampok beberapa pemain muda potensial dari klub lain. Sebastian Deisler, Michael Ballack, dan Sebastian Kehl adalah target pertamanya. Sayang, Kehl keburu kepincut kibasan Euro dari Borussia Dortmund. Padahal, Munchen sempat memberinya uang panjar.

Michael Ballack

Untungnya, Michael Ballack dan Deisler tergaet dan akan bergabung per 1 Juli 2002. Uniknya, Deisler juga sempat mengembalikan uang muka yang diberikan Munchen. Alasannya, ia merasa kerepotan mengurus pajaknya. Tetapi, tak urung hal ini menimbulkan spekulasi bakal kaburnya Deisler seperti halnya Kehl. Setelah kedua pemain itu, entah siapa lagi yang akan direkrut Munchen. Untuk merealisasikan target yang dicanangkan Beckenbauer, Munchen setidaknya harus memboyong dua pemain muda lagi. Hitungannya, pada 2006 nanti Munchen akan diwakili Deisler, Ballack, Jeremies, dan Wessels. Nah, dua tempat lagi masih kosong. Satu tempat mungkin bisa disambar Feulner, tetapi satu tempat lagi masih tanda tanya besar.
Hitung-hitungan itu bisa berjalan jika tidak ada pemain di antara mereka yang memutuskan pergi lebih awal.

Mempertahankan Dominasi Di Timnas
Beckenbauer punya alasan kuat mencanangkan target itu. Selama ini Munchen memang selalu mendominasi timnas Jerman yang meraih gelar juara, baik Piala Eropa maupun Piala Dunia. Pada Piala Eropa 1972, Munchen mengirimkan enam pemainnya (Beckenbauer, Maier, Breitner, Muller, Schwarzenbeck, dan Hoeness). Dua tahun berikutnya, di Piala Dunia 1974, wakil Munchen bertambah dengan masuknya Kapellmann.
Tradisi ini diteruskan saat Jerman (Barat) juara Piala Dunia 1990. Saat itu, Munchen menempatkan lima pemainnya di skuad asuhan Beckenbauer tersebut (Klaus Augenthaler, Hans Pflugler, Jurgen Kohler, Stefan Reuter, dan Raimond Aumann). Sementara itu, ketika Jerman juara Piala Eropa 1996, ada tujuh pemain Munchen yang dibawa pelatih Hans-Hubert Vogts (Thomas Helmer, Mehmet Scholl, Oliver Kahn, Markus Babbel, Christian Ziege, Jurgen Klinsmann, dan Thomas Strunz).
Hanya ketika Jerman (Barat) juara Piala Dunia 1954 dan Piala Eropa 1980 Munchen tidak mendominasi timnas. Saat juara Piala Jules Rimet untuk pertama kalinya, Hans Bauer tercatat sebagai satu-satunya pemain Munchen yang dibawa Pelatih Sepp Herberger. Sedangkan di skuad asuhan Jupp Derwal saat juara Piala Eropa 1980 hanya terdapat nama Rummenigge dan Walter Junghans sebagai wakil dari Munchen.
Sepanjang sejarah, hanya sekali timnas Jerman hadir di kejuaraan besar tanpa pemain Munchen. Kejadian itu berlangsung pada Piala Dunia 1958. Saat itu justru Borussia Dortmund, Rot-Weiss Essen, dan 1. FC Koln yang menyumbang pemain terbanyak.

Oliver Kahn

Saat ini Munchen memang masih menjadi pemasok pemain terbanyak ke timnas. Oliver Kahn, Mehmet Scholl, Jens Jeremies, Thomas Linke, Alexander Zickler, dan Carsten Jancker sejauh ini masih dipakai oleh pelatih timnas, Rudi Voller. Akan tetapi, Kahn dan Scholl sudah terbilang uzur sedangkan Jancker dan Zickler justru makin merosot penampilannya. Otomatis, hanya Jeremies yang diprediksi bakal bertahan cukup lama.
Hal inilah yang menjadi PR terbesar Hitzfeld di musim-musim mendatang. Di samping itu, Munchen tentu masih berharap berbagai gelar lagi hadir dari polesan tangan dingin Hitzfeld. Bukan apa-apa, Munchen ingin melahirkan generasi yang bisa menandingi generasi emas era 1970-an.

<<< back to club


A Fansite of FC Bayern


     � 2001 - 2002 Ririn Utami
     If you have any questions or comments, e-mail me at: [email protected]


Hosted by www.Geocities.ws

1