-"sUgEnG rAwUh" tO mY wEbSiTe-

 

Home

Adventure

Palestine

Hacking

English

Sor Ringin

About Me

 

 

Dimana kan ku temukan, "sopo sejatine aku..?"

 

GUNUNG SUMBING (3371 mdpl)

Gunung Sumbing secara administratif masuk ke dalam wilayah kabupaten Wonosobo. Gunung ini adalah yang tertua kedua di Jawa Tengah setelah Gunung Slamet. Bentuk Gunung Sumbing yang berketinggian 3371 mdpl ini serupa dengan Gunung Sindoro di sebelahnya yang dipisahkan oleh jalan raya penghubung Kota Temanggung dan Wonosobo. Konon kedua gunung ini berasal dari sumber yang sama sebelum terjadi erupsi yang hebat. Gunung Sumbing menjadi batas alam antara Kabupaten Banjarnegara, Temanggung, Magelang dan Wonosobo.

AKSES KE SANA

JALUR I

MAGELANG-TEMANGGUNG-GARUNG

Selain dari Megaelang, Garung juga bisa ditempuh dari arah barat yaitu Wonosobo. Dari Magelang, pendaki dapat naik bus jurusan Wonosobo via Temanggung. Selepas dari Temanggung, jalan beraspal mulai menanjak dan berliku tanda memasuki daerah Parakan. Di sebelah kiri terlihat Gunung Sumbing berdiri gagah , didampingi Gunung Sindoro di sebelah kanannya. Ketika jalan aspal sampai pada puncak tanjakan dan hampir menurun kembali, pada sisi kiri terdapat sebuah gapura Dusun Garung, Distrik Kalikajar. Daerah ini masuk wilayah Kabupaten Wonosobo. Dari gapura tersebut, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju pos pendakian Desa Garung yang memakan waktu 1 jam. Jalanan cukup landai dan lebar. Di garung terdapat sebuah pos pendakian Bp Hubroni dan juga terdapat base camp STICK PALA yang dapat membantu para pendaki mendapat informasi dan pertolongan.

Base camp yang terletak di utara lereng Sumbing sangat ramai pada hari Jum'at dan Sabtu. Jarak tempuh dari base camp menuju puncak adalah 7 km dengan waktu tempuh 6-8 jam perjalanan. Dari jarak dan waktu tempuh tersebut dapat disimpulkan bahwa keadaan medan sangatlah berat dan menanjak.

PENDAKIAN

ROUTE LAMA

Kira-kira 50 m setelah base camp terdapat pertigaan masjid. Jalur ke kiri merupakan jalur lama Pada jalur ini, pendaki akan melewati ladang penduduk yang ditanami tanaman khas dataran tinggi sepanjang lebih dari 3 km. Pada kilometer ke-4, pendaki akan memasuki kawasan hutan pinus selama 1 jam perjalanan, sedangkan pada kilometer ke-5, lintasan mulai menanjak karena melewati 2 bukit curam. Setelah 500 m, pendaki akan sampai di bukit pertama bernama Bukit Genus dan setelah 500 m lagi sampai di bukit kedua bernama Bukit Seduplak. Selanjutnya pendaki akan tiba di base camp Pasar Setan yang merupakan sebuah tempat pertemuan dengan jalur baru. Pendaki dianjurkan menggunakan route baru, karena route lama telah rusak dan sangat berbahaya, apalagi diwaktu hujan.

ROUTE BARU

GARUNG-POS II

Selepas base camp Garung, pendaki akan langsung "dihajar" oleh tanjakan-tanjakan yang curam selama 2 jam, meskipun masih didalam perkebunan penduduk. Selepas menyeberang Sungai Kedung, pendaki akan memasuki vegetasi hutan pinus. Kira-kira 30 menit kemudian, pendaki akan tiba di Pos II (Gatakan). Pos ini berada di sebelah kanan lintasan dan di tengah kawasan hutan pinus yang berada di ketinggian 2240 mdpl. Jika pendaki turun ke sisi kanan, maka akan mendapati mata air musiman. Mata air ini adalah mata air terakhir yang  akan didapat.

POS II-PASAR SETAN

Lintasan semakin menanjak selepas Pos II. Bahkan jika hujan mengguyur, pendaki akan menempuhnya dengan setengah merangkak menuju Pasar Setan. Kira-kira 30 menit kemudian, pendaki akan memasuki batas vegetasi padang ilalang. Lama waktu tempuh untuk sampai di Pasar Setan bervariasi, antara 1-2 jam.

PASAR SETAN-PUNCAK

Pasar Setan merupakan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Daerah ini masih masuk wilayah kilometer ke-6. Jika hari cerah, pendaki akan menyaksikan kokohnya Gunung Sindoro yang menancap di atas permukaan bumi dengan dikelilingi daerah-daerah perkampungan yang tampak berserakan.

Pada pagi atau dini hari, pendaki biasanya mulai melakukan summi attack. Kira-kira 500 m kemudian lintasan menanjak dan berbatu, menandakan pendaki tiba di Pasar watu, dan 500 m kemudian pendaki akan tiba di sebuah area dimana terdapat sebuah batu besar berbentuk box. daerah yang bernama Watu Kotak ini juga kondusif bagi pendaki karena dapat digunakan sebagai area perlindungan dari terpaan hujan dan badai. Selepas Watu Kotak, lintasan setapak tetap menanjak selama 1 jam. Pendaki akan tiba di bibir kawah yang beraroma khas belerang. Dari bibir kawah, pendaki dapat menyaksikan kaldera yang bergaris tengah 1 km, dengan kedalaman 100 m. Kaldera tersebut dipagari oleh beberapa puncak yang runcing. Puncak Rajawali (3371 mdpl) adalah puncak yang tertinggi. Untuk menuju kaldera, pendaki harus menelusuri lintasan menuju ke puncak tertinggi tersebut.

Kaldera Gunung Sumbing merupakan lautan pasir. Banyak terdapat kawah kecil berasap belerang disekelilingnya dan terdapat goa berukuran kecil. Goa yang terbesar bernama Goa Jugil. Selain itu, pandaki juga akan mendapati lokasi kuburan Ki Ageng Mangukuhan, seorang tokoh yang selalu di ziarahi penduduk setempat sebanyak 3 kali dalam setahun, khususnya pada bulan Suro/ Muharrom.

JALUR II

MAGELANG-TEMANGGUNG-CEPIT

Dari Magelang, tepatnya di Kecamatan Secang, jalan membelok ke kiri menuju Temanggung, tepatnya di Kecamatan Parakan, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan atau pick up menuju Cepit yang berjarak 7 km ke arah timur lereng Sumbing. Sesampai di Cepit, pendaki dapat merasakan sejuknya hawa pegunungan.

PENDAKIAN

CEPIT-BATU LAWANG

Base camp Cepit terletak di wilayah Desa Pager Gunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Penghasilan utama daerah ini adalah tembakau, sebagai tanaman yang cocok pada dataran tinggi. Pada daerah Cepit ini pula pendaki dapat menemukan anak-anak kecil berambut gimbal yang merupakan ciri khas daerah ini.

Pendaki diharuskan membawa air dari Cepit, karena selama 6-8 jam pendakian sampai puncak tidak akan ditemui lagi mata air. Sebelum mendaki, seperti biasanya pendaki dianjurkan mematuhi larangan-larangan yang telah menjadi kepercayaan dan kesepakatan warga gunung Cepit, seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak banyak mengeluh, tidak menebang pohon, dll.

Selama 1 jam pada awal pendakian, lintasan melalui perkebunan penduduk yang menanjak. Setelah itu, pendaki akan memasuki kawasan vegetasi hutan pinus selama 2 jam dan selanjutnya memasuki padang ilalang yang semakin menanjak. Di daerah ini, pendaki akan memasuki kawasan berbatu yang bernama Watu Kasur. Kira-kira 30 menit kemudian, pendaki akan tiba di pos pendakian Batu Lawang.

BATU LAWANG-PUNCAK

Batu Lawang merupakan dataran yang cukup terbuka. Perjalanan dari camp ini menuju ke puncak membutuhkan waktu sekitar 1 jam, dengan lintasan berbatu pada punggungan tipis. Menjelang sampai di puncak, bau khas belerang mulai menyengat, suatu pertanda pendaki mulai menjejakkan kaki di bibir kawah. Seterusnya pendaki dapat melanjutkan perjalanan menuju puncak tertinggi (Puncak Rajawali).

 

-back-                       -home-

 


 

 

Hosted by www.Geocities.ws

1