|
Dimana kan ku temukan, "sopo sejatine aku..?" |
GUNUNG SINDORO (3150 mdpl) Gunung berbentuk staro tua ini melakukan erupsi terakhir pada tahun 1971 dan hingga kini dapur magma dan kepundannya tidak beraktifitas lagi. Di sisi gunung ini terdapat Gunung Sumbing yang disinyalir berasal dari satu sumber dengan Gunung Sindoro sebelum terjadi erupsi yang hebat. Kira-kira 10 tahun terakhir gunung ini telah mengalami eksploitasi besar-besaran hingga pada taraf yang mengkhawatirkan sebagaimana yang dialami oleh Gunung Sumbing. Berhektar-hektar hutan yang dulunya lebat, kini tinggallah semak dan ladang pertanian. AKSES KE SANA Untuk menuju gunung yang secara administratif terletak di Kabuten Wonosobo dan Temanggung ini dapat ditempuh dari 2 arah, yakni Kledung (Parakan) yang merupakan jalur punggungan selatan dan jalur Sigedang pada punggungan utara. JALUR SELATAN MAGELANG-TEMANGGUNG-KLEDUNG Pos pendakian selain dapat ditempuh dari atas juga dapat dicapai dari arah barat yaitu Wonosobo. Dari Magelang, pendaki dapat naik bus jurusan Wonosobo via Temanggung. Selepas Temanggung, jalan beraspal mulai menanjak dan berliku tanda memasuki daerah Keparakan. Sementara di sebelah kiri terlihat Gunung Sumbing berdiri gagah dengan didampingi Gunung Sindoro di sebelah kanannya. Ketika jalan aspal hampir sampai pada puncak tanjakan, itu pertanda bahwa pendaki telah tiba di Kledung. PENDAKIAN KLEDUNG-POS I SIBAJING Kledung merupakan titik temu yang berada pada puncak tertinggi anatara jalan yang menghubungkan Temanggung dan Wonosobo. Pondok pendakian Kledung hanya berjarak 500 m dari jalan raya. Di daerah Kledung ini pendaki dapat mempersiapkan segala keperluan termasuk air, yang tidak akan ditemui sepanjang lintasan pendakian. Panjang lintasan menuju puncak adalah 7 km, dengan waktu tempuh antara 6-8 jam tergantung oleh cuaca dan fisik. Selepas Kledung pendaki akan melewati ladang penduduk dengan bentangan lintasan yang landai. Memang rute Kledung cenderung aman, namun eksploitasi sepanjang hutan ini sangatlah tersa sehingga menyebabkan gerah dan panasya pendakian yang dilakukan pada siang hari. Hal ini akan menguras tenaga dan keringat. Di tengah perjalanan, pendaki akan menjumpai Watu Gede yang dianggap sebagai pintu masuk Gunung Sindoro. Untuk mencapai Pos I (Sibajing) diperlukan waktu 1 jam. POS I SIBAJING-POS II CAWANG Dari Pos I menuju Pos II (Gowok) masih tetap melewati ladang pertanian penduduk yang membuat medan terasa membosankan selama 1 jam. POS II CAWANG-POS III SEROTO Lintasan pendakian yang sebenarnya mulai terasa ketika lepas dari area Pos II, dimana pendaki akan melewati semak-semak kecil dan vegetasi hutan pinus yang mulai menanjak dengan sudut pendakian yang curam. Untuk sampai di Pos III dibutuhkan waktu 2 jam. POS III SEROTO-PINTU GERBANG ADELWEYSS Pos III berada di tengah-tengah hutah raya Sindoro, tepatnya di sisi kiri lintasan. Selepas Pos III pendaki kembali dihadapkan pada lintasan yang menanjak dan melewati sisa-sisa hutan raya Sindoro yang telah terkikis habis baik oleh eksploitasi maupun perubahan alam. Untuk sampai di pintu gerbang Adelweyss membutuhkan waktu normal 1,5 jam pendakian. PINTU GERBANG ADELWEYSS-PUNCAK SINDORO Setiba di gerbang Adelweyss pendaki akan terkesima dengan pemandangan alam yang terbentang. Daerah ini menjadi perbatasan vegetasi antara hutan tropis Sindoro dengan daerah Tundra. Di sekitar area ini terdapat beberapa tanah datar yang kondusif untuk mendirikan tenda. Rute dari sini menuju puncak merupakan rute terindah sepanjang lintasan punggungan Sindoro. Selama 30 menit perjalanan hingga ke puncak, pendaki akan menyaksikan keindahan taman Adelweyss yang terhampar luas. Di puncak terdapat alun-alun yang berukuran luas dan terdapat 2 tempat unik yakni Segara Banjaran dan Segara Wedi, yang merupakan hamparan padang pasir yang berukuran luas. Untuk turun menuju kepundan yang telah mati membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Di sini terdapat endapan air, lebih-lebih dimusim hujan, sehingga banyak pendaki menggunakannya untuk keperluan minum dan memasak. Selain itu, puncak Sindoro merupakan tempat yang paling strategis dan indah untuik menyaksikan gunung-gunung yang membentang sepanjang Jawa Tengah. JALUR UTARA WONOSOBO-REJOSARI-SIGEDANG Dari Wonosobo menuju Rejosari yang berjarak 20 km, pendaki dapat menggunakan bus mini. Rejosari terletak diantara perbatasan Wonosobo dan Pegunungan Dieng, yang membentang sejauh 50 km. Setiba di Rejosari, perjalanan dilanjutkan menuju Sigedang dengan menggunakan angkutan pedesaan. PENDAKIAN SIGEDANG-PERKEBUNAN TEH TAMBI Dusun Sigedang masuk kedalam wilayah Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Waktu tempuh dari Sigedang menuju puncak memakan waktu 5-6 jam. Jalur ini lebih pendek dibanding jalur Kledung. Selepas mengurus perizinan di pos pendakian Sigedang, pendakian dimulai dengan melewati perkebunan teh Tambi selama 1 jam. Pada perkebunan teh ini, pendaki akan melewati 3 shelter yang dapat digunakan sebagai tempat peristirahatan. PERKEBUNAN TEH TAMBI-PUNCAK SINDORO Selepas perkebunan teh Tambi, pendaki akan memasuki hutan raya Sindoro selama 2 jam dengan lintasan menanjak dan berkerikil. Begitu keluar dari hutan, pendaki akan memasuki vegetasi padng ilalang yang sangat luas selama 2jam. Bentangan medan pada daerah ini tidak kalah curam dengan yang sebelumnya. Di daerah ini sering terjadi kabut atau hujan, tetapi jika cuaca cerah, dari area ini pendaki dapat menyaksikan indahnya kawah-kawah Pegunungan Dieng yang membentang luas di bawah sana.
|
|