-"sUgEnG rAwUh" tO mY wEbSiTe-

 

Home

Adventure

Palestine

Hacking

English

Sor Ringin

About Me

 

 

Dimana kan ku temukan, "sopo sejatine aku..?"

 

GUNUNG SEMERU (3.676 mdpl)

Semeru telah melakukan erupsi aktif secara dahsyat sekitar 55 kali sejak tahun 1818. Tercatat pada tahun 1906 dan tahun 1981 gunung ini menewaskan sekitar 600 penduduk yang berada tidak jauh dari sekitar Semeru. Juga meninggalnya Idhan Lubis dan Soe Hok Gie, orang-orang muda pilihan yang tewas secara menyedihkan setelah sebelumnya menikmati indahnya Puncak Mahameru.

AKSES KE SANA

Untuk menuju Tumpang yang merupakan kota kecamatan terakhir sebelum basecamp Semeru, pendaki dapat memulai dari Kota Malang atau Surabaya. Dari Kota Malang, pendaki dapat mengurus perizinan atau mencari informasi di kantor perwakilan TNBTS, tepatnya berada di Bromo Tengger Semeru National Park Office: Jl.Raden Intan No.6 PO BOX 54 Malang Phone: 0341-491828 Fax: 0341-490885.

Dari Malang tepatnya di Terminal Arjosari, pendaki dapat naik angkutan warna putih dengan jurusan Tumpang. Perjalanan memakan waktu selama 45 menit sejauh 18 km. Jalanan sangat lancar dengan aspal yang lebar dan rata.

Selain dari kedua kota besar tersebut, pendaki dapat menuju ke kawasan basecamp Semeru  melalui Lumajang. Dari Lumajang, pendaki dapat naik angkutan umum yang langsung menuju Senduro, dengan jarak tempuh 25 km selama 1 jam. Dari Senduro pendaki dapat menggunakan angkutan umum menuju Burno. Selepas kawasan Senduro pada km 14, pendaki akan tiba di sebuah perkampungan bernama Burno. Dari kawasan ini pendaki dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jasa jeep atau truk pengangkut sayur menuju Ranupane sepanjang 29 km.

TUMPANG-RANUPANE

Sebelum menuju Ranupane, pendaki disarankan mengurus perizinan di Dusun Jambu, dimana terletak sebuah balai konservasi TNBTS. Untuk menuju Tumpang, pendaki harus mencarter jeep yang memuat 10 orang. Disamping itu tak sedikit terdapat beberapa truk pengangkut sayur dan pupuk di pagi hari yang menuju Ranupane, jika pendaki ingin harga yang lebih murah dibanding jeep. Selama perjalanan pendaki akan melewati 2 perkampungan besar yakni Gubug Klakah, sebuah perkampungan yang ditempuh selama 45 menit sejauh 12 km dari Tumpang. Daerah ini berada di ketinggian 1.100 mdpl. Selepas perkampungan tersebut, pendaki akan memasuk kawasan Ngadas  yang berada di ketinggian 2.000 mdpl. Jika perjalanan dilakukan di waktu malam atau dini hari, maka akan nampak kerlap-kerlip kota Malang. Perjalanan memakan waktu selama 3 jam sejauh 27 km. Selepas Ngadas, pendaki akan melewati pertigaan Bantengan dimana jalur mewnuju ke kiri bawah adalah jalur menuju Gunung Bromo. Gunung terkenal tersebut masuk dalam kawasan Pegunungan Tengger. Disini pendaki dapat menyaksikan Laut Pasir Tengger yang merupakan dasar lava dari kaldera Tengger dengan diameter 8-10 km. Didalamnya terdapat beberapa buah gunung yaitu G Bromo 2.392 mdpl), G Batok (2.470 mdpl), G Kursi (2.581 mdpl), G Watangan (2.601 mdpl) dan G Widodaren (2.650 mdpl). Selama perjalanan menuju Ranupane, pendaki akan menyaksikan betapa megahnya Puncak Semeru dengan kubah pada bagian puncaknya yang sesekali mengeluarkan abu raksasa setiap 10-15 menit.

PENDAKIAN

RANUPANE-RANU KUMBOLO

Ranupane merupakan sebuah kawasan yang sangat dingin, indah dan selalu berkabut. Jika cuaca cerah sebelum memasuki kawasan ini pendaki dapat melihat sisi selatan pantai Jawa dengan ombaknya. Ranupane (Ranu=danau) mempunyai komplek danau yang sangat indah antara lain Ranupane itu sendiri seluas 4 hektar, Ranu Regulo 0,75 hektar, Ranu Darungan 0,5 hektar dan Ranu Kumbolo 14 hektar. Di pos peristirahatan ini pendaki dapat menyiapkan segala perbekalan. Untuk menuju danau Ranu Kumbolo, pendaki harus menempuh jalan setapak sepanjang 9,5 km yang memakan waktu 3-4 jam. Disini pendaki dapat melalui 2 jalur yang sering dilewati yakni jalur Waturejeng, sedangkan yang lebih singkat  adalah jalur Alang-alang. Waturejeng akan ditemui setelah mendaki selama 90-120 menit atau 5 km selepas Ranupane. Kawasan ini didominasi oleh rerumputan dan beberapa tanaman anggrek. Setelah itu, tinggal menyisakan jarak 4,5 km. Sepanjang jalur Ranupane via Ranu Kumbolo tidak menunjukkan tanjakan yang begitu berarti. Jika memilih jalur Alang-alang, jalanan setapak cukup menanjak dan melewati bentangan padang rumput yang sangat indah.

RANU KUMBOLO-KALIMATI

Di ranu Kumbolo, pendaki dapat menikmati keindahan alam danau yang cukup jernih sekaligus beristirahat. Danau yang berada di ketinggian 2.400 mdpl ini merupakan danau tertinggi di Pulau Jawa. Menjelang pagi, pendaki dapat menyaksikan matahari terbit di tengah gundukan 2 bukit. Untuk menuju Kalimati memerlukan waktu selama 2 jam sejauh 4,9 km. Selepas danau ini, pendaki akan langsung dihadapkan pada sebuah tanjakan yang panjangnya 500 km. Tanjakan ini akrab disapa dengan Tanjakan Cinta. Selepas itu akan melewati padang rumput dengan panjang 1 km. Daerah ini disebut Oro-oro Ombo. Setelah itu pendaki kembali menemui kawasan hutan yang telah masuk hutan Kalimati. Jika cuaca cukup cerah, disepanjang perjalanan ini pendaki akan melihat megahnya kubah raksasa yang sesekali mangeluarkan abu dari puncaknya. Beberapa ratus meter menuju Pos Kalimati, pendaki akan melewati beberapa taman bunga yang indah pada bagian kanan dan kiri.

KALIMATI-ARCOPODO

Kalimati merupakan kawasan peristirahatan yang berada di ketingian 2.700 mdpl. Jika pendaki hendak mengambil air, maka akan didapati di sisi kanan (menghadap ke puncak/menuju arah barat) area ini. Mata air tersebut bernama Sumbermani. Untuk menuju ke sana diperlukan waktu 1 jam. Tetapi dianjurkan kebutuhan air telah dipersiapkan dari Ranu Kumbolo. Kawasan Sumbermani terletak di perbatasab hutan Kalimati. Waktu ideal menuju puncak sebaiknya pada dini hari antara pukul 1-2 pagi. Hal ini untuk mencegah kesiangan sampai di puncak. Selain itu, pada dini hari tanah dan bebatuan kecil masih relatif stabil dan beku sehinggan cukup nyaman untuk dilalui. Untuk menuju Arcopodo memakan waktu selama 1 jam. Jarak dari Arcopodo menuju puncak hanya tersisa 1,32 km.

ARCOPODO-PUNCAK MAHAMERU

Arcopodo juga merupakan kawasan camp terakhir menuju puncak, namun demikian tanah di sekitar ini tak seluas Kalimati sehingga kurang begitu nyaman untuk mendirikan tenda. Di tengah perjalanan, pendaki akan melewati daerah bernama Kelik. Daerah ini merupakan perbatasan antara hutan terakhir dengan kawasan berpasir terjal. Selepas kawasan inilah, perjalanan berat dimulai dimana pendaki harus berjuang melawan ganasnya pasir dean ratusan batu yang mudah longsor. Namun demikian, kelelahan seolah terbayar jika sampai di puncak. Cuaca di puncak berkisar antara 0-4° C. Panorama dari Puncak Mahameru takkan pernah terlupakan indahnya, dimana terlihat puncak-puncak gunung di Jawa Timur, pesisir pantai utara dan selatan bagian timur begitu jelas, sehingga pendaki dapat melihat secara utuh bentuk bagian Pulau Jawa bagian timur. Dan hal yang boleh terlupakan adalah matahati terbit di ufuk timur yang begitu menakjubkan.

 

                                  -back-              -home-          


 

 

Hosted by www.Geocities.ws

1