-"sUgEnG rAwUh" tO mY wEbSiTe-

 

Home

Adventure

Palestine

Hacking

English

Sor Ringin

About Me

 

 

Dimana kan ku temukan, "sopo sejatine aku..?"

 

GUNUNG MERBABU (3142 mdpl)

Berasal dari kata "Meru" yang berarti gunung dan "Babu" yang berarti perempuan. Terletak di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Magelang, Salatiga dan Boyolali. Gunung Merbabu merupakan gunung api tua. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1968 yang menyebabkan erosi sehingga membentuk dataran tinggi yang lebar dan terpisah pada puncak-puncaknya yang kemudian membentuk kaldera-kaldera yang telah mati seperti Kawah Condrodimuko, Kawah Kombang, Kawah Kendang dan Kawah Sambernyowo.

AKSES KE SANA

Ada 3 rute untuk dapat menuju puncak Merbabu. Jalur utara melalui Tekelan, Salatiga, jalur barat melalui Wekas, dan jalur selatan melalui Selo, Boyolali.

Dalam rangkaian pendakian, setelah sampai di puncak seringkali para pendaki tidak kembali melalui jalur semula ketika pulang. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebosanan. Saat turun, pendaki lebih sering melewati Selo karena jika ada kelebihan waktu dan energi dapat dilanjutkan menuju puncak Merapi.

JALUR UTARA

SALATIGA-KOPENG-TEKELAN

Dari terminal Salatiga pendaki dapat menggunakan bus berukuran kecil menuju Kopeng yang berjarak 12 km, dengan waktu tempuh 30 menit. Kopeng merupakan daerah wisata yang terkenal dengan Taman Wisata Umbul Songo. Pemandangan di area ini sangat indah. Untuk sampai di Tekelan dibutuhkan waktu 30-60 menit berjalan kaki dengan jarak tempuh 1,5 km. Sepanjang perjalanan, pendaki akan melewati pemukiman penduduk khas dataran tinggi yang dikelilingi oleh pepohonan pinus. Keadaan sepanjang lintasan tidak begitu menanjak.

PENDAKIAN

TEKELAN-POS PENDING

Tekelan merupakan desa terakhir sekaligus base camp untuk menuju puncak Merbabu yang membutuhkan waktu selama kira-kira 8 jam. Daerah ini berada di ketinggian 1596 mdpl dan bersuhu rata-rata 15-20° C.

Base camp Tekelan sangat luas hingga dapat menampung 450 orang. Disini tersedia hingga dari mulai kamar mandi sampai tempat ibadah. Segala sesuatu yang menyangkut perizinan harus dipersiapkan pula, seperti perizinan (Bp. Arie Wijaya/ Bp. Sunarto), perbekalan air, dll.

Selepas base camp Tekelan, medan masih diwarnai oleh beberapa rumah penduduk. Setelah itu,perjalanan mulai memasuki perkebunan dan pepohonan Akasia. Lintasan tatap landai hingga memasuki hutan heterogen milik Perhutani. Menuju Pos Pending dibutuhkan waktu 1 jam dengan jarak tempuh 1,2 km.

POS PENDING-POS I GUMUK

Pos Pending berada di ketinggian 1800 mdpl. Terdapat sumber air di sisi kiri lintasan. Selepas pos Pending, hutan heterogen tetap mengungkungi lintasan. Ditengah perjalanan pendaki akan menemui sungai kecil yang bernama sungai Kethekan. Sesudah itu, pada ketinggian 2200 mdpl, pendaki akan melewati sebuah jurang yang cukup dalam yang dikenal dengan sebutan Kereng Putih. Perjalanan sepanjang lintasan ini sangat berbahaya dengan jarak tempuh 1,5 km.

POS I GUMUK-POS II LEMPONG

Pos I Gumuk berada pada ketinggian 2260 mdpl. Untuk menuju pos II yang hanya berjarak 785 m dibutuhkan waktu selama 1 jam, suatu pertanda bahwa medan mulai menanjak. Seluruh lintasan ini masih dalam kungkungan hutan heterogen.

POS II LEMPONG SAMPAN-POS III WATU GUBUG

Pos II (Lempong Sampan) berada di punggungan dengan ketinggian 2450 mdpl. Untuk menuju pos Watu Gubug yang hanya berjarak 724 m diperlukan waktu tempuh selama 1 jam, dengan medan yang tetap menanjak dan vegetasi yang mulai terbuka.

POS III WATU GUBIG-POS IV WATU TULIS

Watu Gubug merupakan dataran yang berada pada ketinggian 2610 mdpl dan kondusif untuk mendirikan tenda. Didaerah ini terdapat sebuah  batu besar dengan lubang pada bagian tengahnya yang berdiameter sebesar mulut goa, dimana dapat dimasuki hingga 5 orang.

Selepas Watu Gubug lintasan semakin terjal, nyaris tiada yang datar dan berdebu pada musim kemarau. Namun sepanjang lintasan yang terbuka ini pemandangan sangat indah, dimana terdapat padang ilalang yang luas dengan berbagai tumbuhan seperti Anggrek, Strawberry, dan juga Adelweyss yang menyebarkan aroma khasnya. Untuk sampai di pos Watu Tulis dibutuhkan waktu 45 menit yang hanya berjarak 453 m.

POS IV WATU TULIS-POS V HELIPAD

Pos Watu Tulis berada di ketinggian 2896 mdpl. Didaerah yang sangat indah ini terdapat stasiun pemancar milik TNI AD. Pada musim penghujan terdapat mata air musiman di sisi kiri pemancar. Untuk menuju pos Helipad yang berjarak 630 m dibutuhkan waktu tempuh 30 menit. Keadaan lintasannya mendatar.

POS V HELIPAD-PUNCAK KENTENG SONGO

Pos V dipagari oleh tebing-tebih curam yang merupakan puncak-puncak Merbabu yang terpisah, seperti Puncak Kukusan (2968 mdpl), Puncak Prenggodalem (3119 mdpl), Puncak Kenteng Syarif, dan Puncak Kenteng Songo sendiri sebagai puncak tertinggi. Mata air akan ditemui 150 m arah kanan pos ini (menghadap puncak). Di samping mata air akan ditemui juga kawah mati yang bernama Condrodimuka. Disini pendaki harus benar-benar pandai dalam memilih antara air tawar dan air yang mengandung belerang.

Selepas Pos V pendaki akan dihadapkan pada rute terberat yang bernama Jembatan Setan. Lintasan ini berupa punggungan tipis dengan jurang menganga pada sisi kiri dan kanan lintasan, ditambah lagi hembusan angin yang cukup kencang di sepanjang lintasan yang panjangnya 627 m ini. Selepas Jembatan Setan, pendaki akan tiba di persimpangan. Arah ke kiri menuju Puncak Kenteng Syarif (3119 mdpl), yang hanya berjarak 180 m dengan waktu tempuh 10 menit. Pada Puncak Kenteng Syarif yang datar terdapat makam Mbah Syarif, tokoh masyarakat lereng Merbabu.

Jalur ke kanan/ lurus adalah menuju puncak Kenteng Songo yang berjarak 433 m. Perjalanan melalui jalur ini memakan waktu 45 menit, dengan medan yang menanjak dan sesekali menurun. Dari Puncak Kenteng Songo akan tampak, di sebelah barat Gunung Sumbing dan Sindoro, di sebelah timur Gunung Lawu dan Ungaran, dan di sebelah selatan adalah Gunung Merapi yang berdiri gagah.

JALUR BARAT

MAGELANG-KAPONAN-WEKAS

Kota Magelang dapat ditempuh dari Semarang atau Yogyakarta. Sampai di Magelang, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan bus mini jurusan Kopeng, Salatiga dan turun di pertigaan Kaponan, kemudian diteruskan dengan menggunakan angkutan pedesaan menuju Wekas.

PENDAKIAN

WEKAS-POS I

Wekas merupakan desa terakhir yang menuju puncak yang memakan waktu kira-kira 6-7 jam, jalur Wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat lintasan yang datar membentang.

Lintasan menuju pos I cukup lebar dengan bebatuan yang mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan ditemui ladang penduduk khas dataran tinggi yang ditanami bawang, kubis, wortel dan tembakau dan juga ditemui ternak kelinci yang kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup menanjak dengan waktu tempuh 2 jam.

POS I-POS II

Pos I merupakan sebuah dataran dengan sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Di sekitar area ini masih banyak terdapat warung dan rumah penduduk. Selepas pos I, perjalanan masih melewati ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam.

POS II-HELIPAD

Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka  dan datar, yang biasa didirikan hingga beberapa puluh tenda. Pada area ini terdapat sumber mata air yang disalurkan melalui pipa-pipa besar yang ditampung pada sebuah bak.

Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit.

POS HELIPAD-PUNCAK KENTENG SONGO

Lihat jalur Kopeng.

JALUR SELATAN

SURAKARTA-CEPOGO-SELO

Dari Surakarta pendaki dapat menggunakan bus mini jurusan Selo via Boyolali. Panjang perjalanan 75 km. Selepas Boyolali rute mulai menanjak, lalu memasuki desa Cepogo. Selanjutnya perjalanan tinggal 7 km. Rute menuju Selo berliku, dengan jurang-jurang yang dalam di sebelah kiri dan kanan. Di sebelah kiri tampak Gunung Merapi dan  sebelah kanan Gunung Merbabu.

PENDAKIAN

SELO-TARUBATANG

Setiba di Desa Selo, pendaki dapat menikmati kesejukan khas alam pedesaan yang berada di ketinggian 1500 mdpl. Desa ini juga merupakan pos pendakian untuk rute dari selatan. Untuk sampai di puncak tertinggi Merbabu dibutuhkan waktu 5-6 jam perjalanan. Selepas mengurus perizinan di pos polisi Selo, perjalanan dimulai dengan melewati pemukiman penduduk dengan diselingi ladang-ladang selama 1 jam hingga tiba di Dusun Tarubatang.

TARUBATANG-POS I BALONG

Tarubatang merupakan daerah pemukiman terakhir sebelum sampai di puncak. Disini pendaki dapat beristirahat di rumah Bp Sunarto yang menyediakan berbagai fasilitas seperti kamar mandi. masjid, dan air sebagai perbekalan pendakian. Disini pendaki harus benar-benar memperhitungkan persediaan air yang akan dibawa, karena setelah ini tidak akan ditemui lagi sumber air. Selepas Tarubatang, perjalanan mulai memasuki hutan pinus yang lebat. Pada lintasan yang landai ini banyak ditemui jalan-jalan kecil yang dibuat oleh pnduduk ketika mereka mencari kayu. Untuk sampai di pos Balong dibutuhkan waktu 1 jam.

POS I BALONG-POS II PENTUR

Pos Balong berada di tengah kungkungan hutan yang lebat. Nama pos ini berasal dari kata gombal (kain) dan bolong (lobang), merupakan legenda dari Eyang Ciranata yang bertarung melawan harimau yang nenyebabkan tubuhnya rusak dan pakaiannya berlubang-lubang. Selepas pos ini lintasan mulai naik-turun selama 1,5 jam hingga Pos Pentur.

POS II PENTUR-POS III

Pos II masih berada dalam kepungan hutan hujan tropis. Selepas pos ini lintasan semakin terjal dan menanjak. Untuk sampai di pos III dibuhkan waktu 1 jam.

POS III-PUNCAK KENTENG SONGO

Pos III merupakan dataran yang cukup luas yang berada pada vegetasi padang ilalang. Untuk menuju puncak dibutuhkan waktu 1-1,5 jam. Selepas pos ini medan mulai terbuka dan pendaki akan menjumpai 4 bukit yang dilapisi padang rumput nyaris tanpa pepohoinan. Karena itu pendaki tidak dapat berlindung dari hempasan angin maupun badai. Lintasan yang menanjak ini tidak terasa melelahkan karena dikelilingi oleh pemandangan yang menarik dengan adanya padang rumput Adelweyss, gelombang bukit berbunga dan Gunung Merapi yang tampak gagah ketika cerah. Kira-kira 50 m menjelang puncak, pendaki akan melewati punggungan tipis tanpa adanya pepohonan yang tumbuh sebagai pepohonan.

Gunung-gunung yang membentang di Jawa Tengah terkenal di kalangan pendaki dengan sebutan "Triple S" yakni Sumbing, Sindoro dan Slamet, "Double M" yakni Merapi dan Merbabu dan "Satu L" yakni Lawu.

 

                                     -back-             -home-


 

 

Hosted by www.Geocities.ws

1