Bom Jihad BUKAN Bom Bunuh Diri
Maraknya
bom jihad belakangan kelompok harakah muslim yang melawan dominasi
Zionisme Internasional (yahudi/Israel) dan Si Syetan Besar Amerika
Serikat di berbagai belahan dunia, syah-syah saja menurut sebagian
ulama dalam Islam. Inilah yang menjadi keyakinan banyak kelompok itu
tak takut memakai sarana mematikan tersebut dalam perjuangannya.
Membawa bom yang ditempelkan di tubuh, ibarat pesawat pembom yang di
piloti manusia dalam perang. Sama-sama senjata yang dikendarai manusia.
Risikonya pun sama saja, bahkan bom jihad lebih "presisi" dalam
memilih sasaran ketimbang pesawat tempur yang melepas "smart bomb"
tapi nyatanya membunuh banyak orang tak berdosa seperti di Iraq dan
Afghanistan dan Palestina.
Bayangkanlah
negara kita tiba-tiba diserang pembom F16 dan stealth Amerika,
akibatnya warga se RT pada mati tercabik-cabik. Diantara yang jadi
korban adalah ayah-ibu anda, adik bungsu yang masih kelas 1 SD ikut
tewas dan rumah anda pun musnah.
Sementara itu akibat bom nyasar dari "smart bomb" yang dilepas dari
pembom B2 Amerika pula, meledak di sebuah pasar yang disana kebetulan
kekasih anda sedang beli sayur dan ikan. Dia pun tewas dengan kepala
terpisah sejauh 300 m.
Lalu anda tinggal sendiri, sebatang kara di atas bumi ini, tak ada
lagi sanak saudara dan orang-orang terkasihi di sekitar anda. Negeri
anda pun kabarnya sudah habis bertekuk lutut dalam hitungan minggu
kemudian. Bayangkanlah, bagaimana perasaan anda saat itu?
Nah,
tak lama berselang, barisan tank-tank, howitzer, helicopter serta
truck-truck tentara yang bertanggung-jawab membunuh sanak-saudara anda
itu sampai pula pada akhirnya di kampung anda (tepatnya di RT dimana
anda dulu pernah tinggal sejak kecil). Apakah anda diam saja dan terus
menangis? Atau anda langsung datang menghadang barisan tank-tank itu
seperti yang dilakukan mahasiswa China dalam peristiwa lapangan
Tiananmen? Tentu tidak!!!
Anda pun pasti tak akan bisa dibujuki dengan propaganda kalau
tentara-tentara itu bahwa kedatangan mereka hendak membebaskan negeri
anda dari kedzoliman.
Lalu ada sebuah kumpulan anak-anak muda yang hendak melawan sang musuh,
datang mengajak anda untuk melawan. Tapi karena tak punya senjata yang
canggih seperti mereka, tak mungkin bisa melawan dari jarak dekat.
Mereka semua bisa membunuh anda dalam jarak ribuan kilometer dari
tempatnya sebelum anda datang menemui mereka di pos-posnya. Satelite,
pesawat mata-mata tak berawak, radar sensor berkemampuan tinggi dengan
mudah mendeteksi kehadiran anda, jauh sebelum anda berfikir bisa
sampai kepada musuh ataukah tidak?
Lalu
ada sebuah teknologi yang efektif menghancurkan mereka, yaitu dengan
menempelkan bom di tubuh anda serta diledakkan di dekat sasaran musuh.
Karena tak memungkinkan melepaskan bom itu dari tubuh, lalu diledakkan
dengan "remote control" jarak jauh, sementara anda bisa berlari cukup
jauh dari bom yang dibawa. Karena kalau prosedur seperti itu ditempuh,
baru anda melepas jaket bomb saja sudah ditembak sniper dari jarak
jauh atau dekat. Dan anda pasti mati sia-sia. Jadi, tehnologi bom
jihad, bukanlah bom bunuh diri karena "bunh diri" dilarang dalam
ajaran Islam.
Bom
Jihad sama dengan pesawat tempur yang membawa bomb dan masuk di
wilayah musuh yang sangat ketat pertahanan udaranya. Sama-sama bom
yang dikendarai manusia. Sama-sama punya risiko tinggi hancur dan mati
di medan musuh. Jadi tak bisa dikatakn bom Jihad itu sebagai bom bunuh
diri. Inilah yang melandasi pemikiran sebagian ulama Islam yang
membenarkan bom Jihad untuk menyerang sasaran musuh di garis depan
seperti yang dilakuakn para syuhada di Palestina, Iraq dan Afghanistan
dan di wilayah-wilayah lain di muka bumi yang rakyatnya memusuhi
Islam.
Bagaimana
dengan tewasnya sasaran sipil yang tak berdosa? Islam hanya melarang
membunuh anak-anak dan wanita di daerah pertempuran apabila kedapatan
mereka tidak melakukan perlawanan bersenjata. Tapi seperti rakyat
Israel contohnya, semua warganya (wanita dan pria yang telah aqil
baligh) semuanya adalah tentara cadangan yang siap berperang
mengangkat senjata! Jadi tak ada larangan membunuh wanita dan pria
sipil negeri itu!! Bagaimana dengan rakyat Amerika Serikat? Sama saja!!!
Mereka mendukung secara politik dan pembayar pajak setia kepada
negaranya, uang mereka itulah yang kemudian dipakai Pemerintahnya
untuk membantai ummat Islam di banyak negeri. Jadi mereka pun terlibat
meskipun tak langsung.
By:
[email protected]
|