News

back to home

 

Rasa Nasionalisme Pada Kehidupan Remaja Saat Ini

            Nasionalisme merupakan ideologi dimana tingkah laku sang nasionalis didasarkan perasaan menjadi bagian dari  suatu komunitas bangsa.Nasionalisme berawal dari penderitaan bersama sebagai kaum yang sama-sama terjajah sehingga melahirkan sebuah semangat solidaritas serta semangat juang yang tinggi.Dari itu semangat nasionalisme mulai tumbuh sejak para pejuang kita dulu.Rasa nasionalisme harus dipertahankan sampai kapanpun.Negara yang ideal tidak hanya dilihat dari kemajuan industrinya saja.Namun,juga dapat dilihat dari sikap dan perilaku warga negaranya.Sebuah Negara yang memiliki warga yang sangat peduli dan cinta padanya bisa mencerminkan Negara yang besar.Contohnya di Indonesia.Negara Indonesia adalah Negara yang sangat identik dengan warga negaranya yang sangat ramah,sopan santun serta peduli terhadapnya.Di Indonesia rasa nasionalisme itu sudah ditanamkan sedini mungkin,misalnya Upacara bendera merah putih setiap senin pagi dan masih banyak lagi.Dari kegiatan ini dapat diukur seberapa besar rasa nasionalisme yang dimiliki oleh kalangan pelajar tersebut.Namun sejauh ini rasa nasionalisme yang tertanam pada kalangan remaja masih terasa kurang efektif,Rasa nasionalisme Indonesia saat ini sangat lah berbeda pada masa dahulu.Inilah sebuah problematika yang bisa merusak karakter bangsa.Padahal rasa nasionalisme itu sangat diperlukan sekali dalam mempertahankan identitas serta karakter bangsa di mata dunia.Pada masa sekarang ini hal yang perlu dibenahi oleh bagsa Indonesia demi mempertahankan identitas serta karakter bangsanya adalah sebuah rasa mentalitas,terutama rasa nasionalisme pada kalangan remaja selaku generasi penerus bangsa serta harapan bangsa dikemudian hari,lantas1/Apakah nasionalisme itu serta wujud-wujud nasionalisme yang ada? 2/Bagaimanakah kondisi remaja pada masa kini? 3/ Bagaimanakah keadaan nasionalisme Indonesia saat ini? 4/Dan apa penyebab berkurangnya rasa nasionalisme pada remaja?5/Bagaimanakah cara untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada remaja?6/Apakah penting menanamkan rasa nasionalisme itu?.Dari ini saya selaku penulis yang juga sebagai remaja ingin mengajak teman-teman semua untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada diri kita,meningkatkan rasa disiplin terhadap peraturan-peraturan yang di Negara Indonesia,Serta selalu tertib akan dan tunduk terhadap hukum yang berlaku di Negara Indonesia.Karena sudah tugas kita selaku anak bangsa,harapan bangsa untuk tetap mempertahankan karakter serta identitas bangsa kita.

II.Pembahasan.

Pengertian Nasionalisme 

Menurut beberapa ahli pengertian nasionalisme adalah:

1.Louis Sneyder:                                                                                                                                 Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik,ekonomi,social dan intelektual.

2.Hans Khon

            Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National counciousness.Dengan perkataan tersebut Nasionalisme adalah formalisasi(bentuk)dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik yaitu Negara nasional.

3.L.Stoddard

            Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu dimana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.

4.Dr.hertz

            Dalam bukunya yang berjudul ‘Natinality in history and politics’mengemukakan empat unsure nasionalisme yaitu:

a.Hasrat untuk mencapai kesatuan

b.Hasrat untuk mencapai kemerdekaan

c.Hasrat untuk mencapai keaslian

d.Hak untuk mencapai kegormatan bangsa

5.Joseph Ernest Renan

 mengatakan bahwa nasionalisme adalah sekelompok individu yang ingin bersatu dengan individu-individu lain dengan dorongan kemauan dan kebutuhan psikis. Sebagai contoh adalah bangsa Swiss yang terdiri dari berbagai bangsa dan budaya dapat menjadi satu bangsa dan memiliki Negara.

Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:

1.  menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan    bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan  golongan

2. menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara

3. bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri

4. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa

5. menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia

6. mengembangkan sikap tenggang rasa

7. tidak semena-mena terhadap orang lain

8. gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

9. senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

10. berani membela kebenaran dan keadilan

11. merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia

12. menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama  dengan bangsa lain.

Dari beberapa pendapat  berbagai ahli di dunia dapat saya simpulkan bahwa Nasionalisme adalah suatu sikap,perbuatan atau perasaan dalam mempertahankan hak serta kehormatan bangsanya demi rasa solidaritas bersama.Jiwa nasionalisme itu memang sangat penting dimiliki oleh kaum remaja di Indonesia.Remaja selaku seorang Nasionalis harusnya memiliki rasa nasionalisme tersebut.

Pengertian Remaja

Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat kritis yang mungkin dapat erupakan the best of time and the worst of time.

Kita menemukan berbagai tafsiran dari para ahli tentang masa remaja :

§  Freud menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa mencari hidup seksual yang mempunyai bentuk yang definitif.Charlotte Buhler menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi-mengisi.Spranger memberikan tafsiran masa remaja sebagai masa pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental.

§  Hofmann menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu.

§  G. Stanley Hall menafsirkan masa remaja sebagai masa storm and drang (badai dan topan).

Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai dengan 18-20 th (Abin Syamsuddin, 2003). Pada rentangan periode ini terdapat beberapa indikator perbedaan yang signifikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, para ahli mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu: (1) remaja awal (11-13 th s.d. 14-15 th); dan (2) remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th).Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dunia dapat kita simpulkan bahwa Remaja adalah fase dimana seseorang itu mengalami perubahan yang mendalam yang lebih dewasa lagi,biasanya masa remaja ini adalah masa dimana seseorang itu masih sangat labil dan rentang akan pengaruh-pengaruh.

            Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita yang sangat mengutamakan kesopanan. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja.Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone,Handphone juga kini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi para remaja-remaja Indonesia.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan,Tak hanya itu contoh real, fenomena tawuran SMA 70 Jakarta dengan SMA 6 Jakarta  yang menelan 1 korban jiwa,hanya karena permasahlahan kecil mereka sudah terpancing emosi.Ini adalah salah satu bukti bahwa memang remaja-remaja masa kini sudah meninggalkan karakter mereka yang dulu,mereka lebih memilih untuk mengubur sikap-sikap mereka yang dahulu.Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh real berikutnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya.Ada beberapa pengaruh positif dari globalisasi:

a)      Bidang Politik

Dari segi politik, globalisasi akan memberikan pengaruh positif pada pemerintahan sehingga dapat dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan merupakan bagian terpenting dari suatu negara, maka apabila pemerintahan dijalankan secara baik tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Wujud tanggapan tersebut dapat berupa semangat nasionalisme terhadap bangsa dan negara.

b)      Bidang Ekonomi

Dari aspek ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

c)      Bidang sosial budaya

Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Remaja sebagai harapan bangsa di masa mendatang harus memiliki rasa nasionalisme,Karena begitu penting dalam mempertahankan identitas bangsa.Ada banyak bentuk-bentuk nasionalisme yang bisa remaja-remaja lakukan.Bentuk-bentuk nasionalisme ini tak hanya dengan mengikuti kegiatan bela diri namun,bisa juga dengan meningkatkan kecintaannya pada lingkungan.Ada berbagai  bentuk-bentuk nasionalisme yang bisa dilakukan oleh remaja antara lain:Melaksanakan upacara bendera,operasi semut(mengambil sampah) juga menanam pohon-pohon untuk penghijauan,mengikuti upacara hari-hari besar nasional,mengikuti kegiatan ekstrakulikuler,dan masih banyak lagi.Kegiatan-kegiatan tersebut sangat lah mudah kita temui di berbagai sekolah di Indonesia salah satunya di SMPN 4 prabumulih yang merupakan sekolah saya sendiri.Setiap senin pagi tepat pukul 07.00wib bel berbunyi sebanyak 6kali yang bertanda bahwa seluruh siswa-siswi harus berkumpul di lapangan SMPN 4 prabumulih untuk melaksanakan Upacara bendera merah putih yang merupakan kewajiban bagi kami.Kegiatan ini selalu kami lakukan setiap senin pagi.Namun,mengapa masih saja ada beberapa siswa yang tidak mengikuti Pelaksaan upacara bendera sebagai bukti rasa nasionalisme yang ada pada diri mereka.Hal ini disebabkan akibat pengaruh era globalisasi yang sangat pesat merasuki para remaja-remaja sekarang ini.Kehidupan remaja masa kini sangatlah berbeda dengan kehidupan remaja dahulu.Remaja-remaja sering sekali melakukan kenakalan-kenakalan seperti kejadian diatas.Pada umumnya mereka lebih memilih untuk lebih asyik-asyik bersama teman-temannya dan melakukan berbagai kenakalan yang berhubungan dengan seks atau obat-obat terlarang yang tak hanya merusak diri mereka sendiri tapi juga merusak karakter bangsa mereka.Tak hanya itu di sekolah saya juga melaksanakan operasi semut setiap paginya,dengan cara mengumpulkan berbagai sampah dan kemudian di taruh ke tempat yang sesuai dengan sampah tersebut.Kegiatan ini selalu kami lakukan dan sudah menjadi kewajiban setiap orang yang ada di sekolah tersebut harus melakukan operasi semut  termasuk guru serta kepala sekolah.Kegiatan ini bertujuan agar lingkungan sekolah kami selalu terlihat bersih.Namun,masalah yang sama lagi-lagi terjadi masih sangat banyak anak-anak yang tidak ikut melaksanakan operasi semut tersebut.Kemudian disekolah saya juga ada sekitar 20 macam-macam esktrakulikuler,kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi waktu para remaja(pelajar)untuk tidak  meluangkannya dengan pergi ke warnet(warung internet)dan melihat berbagai macam info-info negative budaya asing.Pada awal permulaan esktrakulikuler ini sangat diminati para pelajar, alasan mereka mengikuti kegiatan tersebut untuk bisa selalu bertemu teman-teman atau bahkan pacar mereka,namun pada akhir-akhir kegiatan ini mulai sepi peminatnya karena kebanyakkan dari mereka sudah merasa malas untuk kegiatan positif ini,mereka lebih memilih untuk kembali pada kebiasaan mereka yaitu nongkrong di warnet untuk sekedar menonton film-film yang tak pantas mereka lihat juga ngobrol-ngobrol sambil merokok.Itulah moral buruk yang ada pada remaja masa kini.Rasa nasionalisme pada diri mereka berangsur-angsur hilang dari mereka seiiring majunnya IPTEK dunia.

Menurut James G.Kellas (1998: 4), nasionalisme merupakan suatu bentuk ideologi. Seseorang yang memiliki jiwa nasionalisme akan merasa menjadi bagian dari suatu bangsa. Walaupun orang tersebut sedang berada di luar wilayah, namun akan tetap memiliki ikatan yang kuat pada daerah asalnya. Begitu pula dengan bangsa Indonesia. Walaupun orang tersebut sedang berada di luar negeri, tentu akan ada rasa memiliki terhadap Negara Indonesia.Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul karena adanya kolonialisme. Penjajahan yang dilakukan oleh Jepang dan Belanda dan penderitaan yang harus dirasakan akibat terjajah telah mampu melahirkan semangat kebersamaan sebagai satu kesatuan yang harus bangkit dan hidup menjadi bangsa merdeka.

Diakui atau tidak saat ini semangat nasionalisme bangsa Indonesia semakin berkurang. . Semangat nasionalisme yang dulu pernah berkobar di dalam jiwa bangsa Indonesia ketika melawan penjajah, nampaknya kini telah sirna bersama jasad para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.

Tak ada lagi semangat-semangat nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia. Mereka seakan lupa akan perjuangan para pahlawan-pahlawan bangsa yang telah mengorbankan harta benda dan nyawa serta keluarga mereka. Sungguh besar jasa mereka, sungguh tinggi jiwa nasionalisme mereka.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi bangsa Indonesia pada masa sekarang ini. Tidak ada lagi jiwa nasionalis yang dapat ditunjukan kita, kita seakan malah menganggap remeh mereka para pejuang yang telah berjasa kepada kita. Hal ini dapat kita lihat dari perhatian pemrintah terhadap nasib para veteran . Kita terlalu sibuk dengan kehidupan diri kita sendiri tanpa memikirkan nasib orang lain di sekitar kita.

Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional sebagai dampak negatif globalisasi. Tanpa adanya semangat nasionalisme, maka akan timbul perpecahan dan disintegrasi bangsa Indonesia. Tanpa adanya semangat nasionalisme dalam setiap jiwa bangsa Indonesia, maka akan dengan mudah bangsa lain mengobrak-abrik bahkan menjajah kembali Indonesia. Tentu saja ini semua tidak kita inginkan terjadi, walaupun sebenarnya kini sudah mulai muncul tanda-tanda akan hal itu. Hal terbaik yang perlu kita lakukan adalah memunculkan kembali semangat nasionalisme untuk bersatu melawan segala ancaman yang akan mengancam integritas kita sebagai bangsa Indonesia.

Manusia umumnya tidak bisa lepas dari kata “moral”. Karena hanya manusia yang mempunyai kesadaran untuk berbuat baik atau buruk. Seperti yang diungkapkan oleh Riyanto (2007), bahwa kata “moral” mengacu pada baik dan buruknya manusia terkait dengan tindakannya, sikapnya dan cara mengungkapkannya. Sedangkan pengertian moral menurut Mahendra, adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Masalah moral harus diperhatikan setiap manusia, karena baik buruknya moral setiap pribadi menentukan kualitas suatu bangsa. Nilai moral bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Karena dengan nilai-nilai Pancasila kita dapat bertindak dan bersikap sebagai makhluk Tuhan serta sebagai bagian dari komunitas sebuah Negara. Dalam hubungannya dengan bangsa dan negara setiap pribadi juga dituntut untuk mempunyai rasa kebangsaan atau nasionalisme.
Nasionalisme secara teoritis adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa yang mempunyai sejarah, bahasa dan pengalaman bersama. Nasionalisme bangsa Indonesia merupakan perwujudan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap Negara dan tanah air berdasarkan Pancasila. Nasionalisme yang dilandasi Pancasila menuntun kita untuk memiliki sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tenggang rasa, dan merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.
Membangun moral dengan nasionalisme harus ditanamkan sejak dini, terutama pada siswa usia Sekolah Dasar (SD). Sebab di SD merupakan basic pendidikan, sedangkan moral merupakan landasan utama dalam melakukan seluruh aktivitas dalam kehidupan. Pergaulan siswa SD belum begitu komplek dibanding siswa SMP atau SMA. Oleh karena itu jika penanaman moral dimulai sejak SD akan lebih mengakar dan tertanam dalam diri siswa. 

Memang tidaklah adil jika kemerosotan moral kita timpakan sepenuhnya pada pribadi siswa. Mereka merupakan korban kelalaian orang dewasa yang selalu berkonsentrasi pada urusan duniawi yang tiada habis-habisnya. Padahal orang dewasa atau generasi tua sering dijadikan teladan oleh anak-anak. Jika tokoh teladannya sibuk dengan dirinya sendiri, akibatnya mereka kehilangan tokoh panutan dan berbuat semau gue. Menurut Riyanto dan Handoko (2005:77), setiap anak membutuhkan perhatian, sapaan, perhargaan secara positif dan cinta tanpa syarat untuk mengembangkan dirinya yang berharga.

Tetapi sekarang bukan saatnya lagi saling menyalahkan. Yang terpenting lagi, bagaimana cara membenahi dan mengurangi kemerosotan moral. Satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa mereka adalah aset bangsa yang tak ternilai. Mereka adalah calon pemikir bangsa yang harus dipersiapkan untuk membawa bangsa dan negara ini menuju era keemasan.

Penanaman moral melalui seruan agama sudah banyak dilakukan oleh para guru di sekolah dan para da’i serta pemuka di lingkungan masyarakat. Tetapi membuka kembali sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia banyak terlupakan. Padahal pengalaman nenek moyang dan para pejuang bangsa merupakan pelajaran yang tak kalah besar peranannya dalam membentuk moral, watak dan peradaban bangsa yang bermartabat. 

Juga bukan salah guru PPKn, IPS, atau agama sebagai guru yang diberi tugas menyampaikan materi seputar akhlakulkarimah dan sejarah perjuangan bangsa. Pembentukan moral siswa melalui penanaman semangat nasionalisme merupakan tanggung jawab semua kalangan masyarakat. Tidak hanya di bangku sekolah sebagai lembaga pendidikan, penanaman rasa nasionalisme dapat dimulai dari lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya, sering kali memperdengarkan lagu-lagu nasional di rumah atau lingkungan masyarakat dapat mempertebal rasa nasionalisme. Menjamurnya lagu-lagu anak muda perlu diimbangi dengan pemunculan kembali lagu nasional. Sehingga tidak terjadi, seorang anak lebih hafal lagu dari penyanyi favoritnya dari pada lagu nasional bangsa ini.

Seperti yang ditulis oleh Alia dan Nuha (2006), bahwa penanaman nasionalisme yang pernah diterapkan oleh KH. Wahab Hasbullah kepada santrinya yaitu dengan mengubah syair lagu kebangsaan ke dalam bahasa arab sebagai lagu wajib yang harus dinyanyikan dalam keadaan berdiri oleh para santri.

Upaya mempertebal rasa nasionalisme juga dapat dilakukan dengan penayangan film sejarah perjuangan bangsa di televisi. Karena ternyata media televisi lebih menarik anak dari pada ceramah yang dilakukan guru dan pemuka masyarakat. Hal ini dimaksudkan supaya anak-anak mengerti betapa berat perjuangan bangsa ini untuk mencapai kemerdekaan. Sebab menurut Nita (2007), di zaman sekarang jarang diadakan pemutaran film perjuangan, melainkan film asing yang mengagungkan superioritas dan kecanggihan teknologi negara barat, serta sinetrom yang berbau magis, atau kekerasan. Realita ini memperparah penguasaan sejarah perjuangan bangsa generasi muda.

Upaya lain misalnya dengan mengajak siswa dan memperkenalkan tempat-tempat bersejarah seperti museum, mengakrabkan nama-nama dan gambar pahlawan pejuang bangsa, atau mengajak siswa berziarah ke taman makam pahlawan. Hal ini pernah disampaikan oleh A.a. Ngurah Rai Iswara, Kepala Dinas Sosial Denpasar dalam acara hari Pahlawan 10 Nopember 2005 di TMP Puputan, menurutnya ziarah ke makam pahlawan perlu dilakukan agar anak-anak menghargai jasa pahlawan dan menumbuhkan jati diri mereka sejak dini.

Abdullah juga mempertegas bahwa setiap momentum yang terjadi di masyarakat jika dikelola sedemikian rupa mampu mempertebal rasa nasionalisme. Momentum tersebut misalnya sumpah pemuda yang merupakan tonggak pemersatu para pemuda untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Penanaman nasionalisme juga dapat diwujudkan dengan cara membiasakan memakai produk dalam negeri sehingga timbul rasa cinta untuk menghargai hasil karya anak negeri sendiri. Dapat dikatakan, jika nasionalisme kita kurang kuat, akan banyak produk-produk budaya luar yang menggeser produk budaya kita.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan juga, bahwa generasi tua, dalam hal ini guru, harus bisa menjadi panutan bagi generasi muda. Terlebih lagi anak pada usia dini, biasanya memiliki figur yang ingin diteladani. Tidak dapat dipungkiri kalau figur tersebut mempengaruhi pembentukan mental siswa yang sedang mencari jati diri. Samani (2006:87) menguatkan pendapat ini bahwa hal yang berhubungan dengan sikap hanya akan berhasil jika dikembangkan dan diwujudkan dalam kebiasaan perilaku keseharian yang disertai teladan orang yang lebih senior. Misalnya, orang tua melarang anak menonton sinetron orang dewasa, tetapi mereka sendiri tidak pernah beranjak dari depan televisi.

Arus globalisasi dan modernisasi membuat generasi muda hanyut dalam gaya hidup dan sikap individualis, acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar dan tidak peduli dengan tangung jawab moral. Banyak generasi muda yang hanyut dalam gemerlap dunia, mengisi waktu untuk kesenangan pribadi tanpa memikirkan masa depannya. Lebih menyedihkan lagi jika mereka lupa bahwa sebenarnya mereka adalah sumber kekuatan moral yang diharapkan agar selalu menjunjung kebenaran sesuai hati nurani dan berjiwa patriotisme. 

Jika pembangunan moral dengan nasionalisme ini terlaksana, kemungkinan besar siswa tidak membuang waktu untuk hal yang tidak berguna, apalagi merugikan diri sendiri. Rasa nasionalisme dapat mendorong mereka untuk lebih menghargai nilai kemerdekaan dan arti hidup dengan hal-hal yang positif. Terhadap sesama teman akan ada rasa saling asih mengasih dan semangat untuk selalu bersatu sebagai sesama anak bangsa, yang dilahirkan dan dibesarkan di tanah air yang sama. Mereka akan merasa bangga dengan adanya kemajemukan bangsa Indonesia sebagai kekayaan yang harus dipertahankan.

Mayarakat kita khususnya para generasi muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Lihat saja bagaimana gaya hidup anak muda sekarang yang cenderung meniru budaya barat. Para generasi muda banyak yang terjebak arus negative globalisasi, sehingga berfikir kalau tidak berkiblat pada budaya barat bakalan ketinggalan zaman dan dianggap “nggak gaul”. Ini tentu sebuah pemahaman yang salah kaprah.

Sikap mental yang kuat dan konsisten serta mampu mengeksplorasi diri adalah salah satu bentuk konkrit yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini. Saat ini memang bangsa Indonesia sedang mengalami masa-masa keterpurukanya dalam dunia internasional.

Krisis multidimensi yang di barengi dengan krisis ekonomi yang berkepanjanganlah yang menyebabkan kegoncangan dan keterpurukan mental Indonesia. Bangsa Indonesia yang pada masa dahulu terkenal dengan kebudayaan yang begitu eksklusif dan memukau serta penduduk yang ramah-tamah di dukung juga oleh kondisi geografis yang sangat strategis dan dikaruniai tanah yang subur, sekarang justru berubah180 drajat. Hal ini tidak lepas dari mentalitas warga pendukung yang sangat lemah.

Globalisasi merupakan suatu proses yang tak terelakkan. Kita tidak mungkin mengabaikan serta menghentikan proses globalisasi. Agar dampak globalisasi tidak merusak kehidupan masyarakat maka kita harus mengetahui sisi positifnya, sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dampak negatif globalisasi globalisasi dapat mempengaruhi tingkah laku kita dalam kehidupan sehari – hari. Untuk itu kita harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi globalisasi , khususnya dari pengaruh negatif.

Beberapa contoh sikap untuk menghadapi dampak negatif dari globalisasi misalnya :

Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan perilaku yang benar dan salah.

Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.

Menurut Azhar(2002), kesadaran akan persatuan dan kesatuan bangsa penting bagi generasi muda sebagai sistem nilai sehingga secara moral mereka akan berbuat baik dalam setiap tindakan dan gerak hati nuraninya. Lebih penting lagi mereka pandai melihat peluang untuk mencapai eminensi dalam hidupnya, kesuksesan masa depannya.

Menurut Wariyanto(2007), dampak positif nasionalisme telah tercatat sebagai prestasi gemilang dalam sejarah, yaitu dengan lahirnya Boedi Oetomo 20 Mei dan peristiwa Sumpah Pemuda 1928, yang mengandung nilai urgen berupa kesatuan. Selain itu Sumpah pemuda menurut Laksana (2006), merupakan wujud pengusungan faham nasionalisme, melalui penyatuan keinginan bersama untuk membuat negeri ini merdeka. Laksana juga mengatakan bahwa nasionalisme bagi suatu negara ibarat tiang penyangga bagi rumah. Jadi jika semangat nasionalisme pudar, maka keruntuhan sebuah negara hanya tinggal menunggu waktu.

Jika generasi muda, khususnya siswa mengetahui bahwa bahwa betapa beratnya perjuangan untuk mencapai kemerdekaan yang sekarang mereka nikmati, tentu mereka akan menghargai arti kemerdekaan dan tidak menyia-nyiakan kemerdekaan dengan kegiatan yang tidak berarti. Nasionalisme dapat menyadarkan generasi muda bahwa terbentuknya Negara Indonesia tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui tahapan yang panjang. Mereka harus tahu bahwa kemerdekaan ini telah dibayar dengan tetes darah para pahlawan. Mereka harus sadar bahwa di tangan merekalah masa depan bangsa dan negara.

Seperti yang ditulis oleh Riyanto (2007), diperlukan pribadi yang memiliki integritas serta memiliki keberanian moral untuk memperbaiki dan mengembangkan keadaan ke tingkat hidup yang lebih berkeadaban. Jika ingin membangun atau mengembalikan kejayaan bangsanya, lebih dulu harus mengembangkan perilaku etis dan membangun moralitas bangsanya. Pembangunan moral harus dititik beratkan pada remaja sebagai generasi penerus yang berperan sebagai kekuatan moral dan kekuatan politik. Membentuk moral dengan nasionalisme sejak dini, terutama pada masa sekolah dasar sangat penting. Dari pengalaman sejarah negara Indonesia, ternyata remaja turut mengukir berdirinya negara ini.Pernyataan terbukti dengan pernyataan(soekarno)’Berikan aku sepuluh pemuda,Maka akan ku guncang dunia ini.’Dapat kita maknakan dari pernyataan bapak soekarno tersebut bahwasannya pemuda atau remaja juga membantu dalam meningkatkan kemajuan bangsa dan Negara.Namun,pemuda atau remaja yang dimaksud bapak soekarno adalah pemuda yang memiliki kualitas,pemuda yang berprestasi,pemuda yang memiliki semangat juang yang tinngi. Yang bisa memajukkan Indonesia atau bahkan dunia.

III.Penutup

            Dari karya ilmiah diatas dapat kita simpulkan bahwa Nasionalisme adalah suatu sikap,perbuatan atau perasaan dalam mempertahankan hak serta kehormatan bangsanya demi rasa solidaritas bersama.Jiwa nasionalisme itu memang sangat penting dimiliki oleh kaum remaja di Indonesia.Remaja selaku seorang Nasionalis harusnya memiliki rasa nasionalisme tersebut.Kemudian kita dapat tahu bahwasannya sangat penting bagi remaja-remaja untuk tetap memiliki rasa nasionalisme dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa.

Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang.

Dampak positif adanya globalisasi adalah  Adanya  globalisasimenyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional; berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju; serta tingkat kehidupan yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.Sedangkan dampak negatif dari adanya globalisasi diantaranya : Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran; hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri; mayarakat lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat; sikap individualistik yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga; serta kesenjangan sosial.Cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme adalah kita perlu memahami pentingnya nasionalisme untuk menjaga integritas kita sebagai bangsa Indonesia.Dengan adanya langkah-langkah antisipasi serta akibat yang ditimbulkan oleh globalisasi diharapkan remaja mampu menangkis pengaruh buruk yang dapat di timbulkan oleh pengaruh globalisasi yang bisa mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa.Sehinnga kita tetap bisa mempertahankan karakter bangsa kita.Indonesia perlu membenahi mentalitas warga masyarakatnya.Sikap mental yang kuat dan konsisten adalah salah satu bentuk konkrit yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini. Bangsa Indonesia harus bangkit kembali dengan semangat nasionalisme yang lebih besar lagi untuk menghadapi globalisasi. Kita juga perlu menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya; memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa selektif terhadap pengaruh globalisasi di segala bidang selain itu juga kita harus membekali diri kita dengan kepribadian yang kuat agar tidak mudah terpengaruh dengan budaya-budaya yang masuk seiiring sengan kemajuan IPTEK dunia.Globalisasi memang tak bisa dihindari lagi,namun sebagai remaja ayolah pertahankan budaya karakter bangsamu,teruslah berkarya untuk bangsamu karena kita semua adalah penerus serta harapan bangsa di kemudian hari.Terbanglah tinggi,sambil melambai-lambai,hentakkan dunia dengan kreasi dan prestasi janganlah mati sebelum berarti.

 

 

 

 

 

 

back to home