by
: Z.
A. Maulani
(Diambil
utuh dari Buku : ZIONISME,
Gerakan Menaklukkan Dunia, Penerbit Daseta, Jakarta, April, 2002)
Lihat
juga website :
The Talmud: documented and exposed, By New Jork Times religion reporter, Ari Goldman
Pendahuluan
Kitab
Talmud adalah kitab suci yang terpenting bagi kaum Yahudi, bahkan
lebih penting daripada Kitab Taurat. Kitab
Talmud bukan saja menjadi sumber dalam penetapan hukum agama, tetapi
juga menjadi ideologi dan prinsip-prinsip, serta arahan bagi penyusunan
kebijakan negara dan pemerintahan Yahudi Israel, dan menjadi pandangan
hidup Yahudi pada umumnya. Itu pula sebabnya mengapa negara Yahudi Israel
disebut sebagai negara yang rasis, chauvinistik, theokratik, konservatif,
dan sangat dogmatik. Untuk dapat memahami sepak-terjang negara Israel
yang tampak arogan, keras-kepala, dan tidak kenal kompromi, orang perlu
memahami isi ajaran Kitab Talmud, yang diyakini oleh orang Yahudi sebagai
kitab suci yang terpenting diantara kitab-kitab suci mereka.
Keimanan orang
Yahudi terhadap Kitab Talmud mengatasi bahkan Kitab Perjanjian Lama,
yang juga dengan nama Taurat. Buktitentang hal ini dapat ditemukan dalam
Talmud 'Erubin' 2b (edisi Soncino) yang mengingatkan kepada kaum Yahudi,
"Wahai anakku, hendaklah engkau lebih mengutamakan
fatwa dari para Ahli Kitab (Talmud) daripada ayat-ayat Taurat".
Para pendeta
Talmud mengklaim sebagian dari isi Kitab Talmud merupakan himpunan dari
ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa a. s. secara lisan. Sampai dengan
kedatangan Nabi Isa a.s. Kitab talmud belum dihimpun secara tertulis
seperti bentuknya yang sekarang. Nabi Isa a.s. mengutuk tradisi 'mishnah'
(Talmud awal) termasuk mereka yang mengajarkannya (para pendeta
Yahudi dan kaum Farisi), karena isi Kitab Talmud seluruhnya menyimpang,
bahkan bertentangan dengan Kitab Taurat. Kaum Kristen, karena ketidakpahamannya,
hingga dewasa ini menyangka Perjanjian Lama merupakan kitab tertinggi
bagi agama Yahudi. Sangkaaa itu keliru. Para pendeta Farisi mengajarkan,
doktrin dan fatwa yang berasal dari para rabbi (pendeta), lebih tinggi
kedududukannya daripada wahyu yang datang dari Tuhan. Talmud mengemukakan
hukum-hukumnya berada di atas Taurat, dan bahkan tidak mendukung isi
Taurat. Seorang peneliti Yahudi, Hyam Maccoby, dalam bukunya
'Judaism on Trial', mengutip pernyataan Rabbi Yehiel ben Joseph,
bahwa "Tanpa Talmud, kita tidak akan mampu
memahami ayat-ayat Taurat ... Tuhan telah melimpahkan wewenang ini kepada
mereka yang arif, karena tradisi merupakan suatu kebutuhan yang sama
seperti kitab-kitab wahyu. Para arif itu membuat tafsiran mereka ...
dan mereka yang tidak pernah mempelajari Talmud tidak akan mungkin mampu
memahami Taurat."
Memang ada
kelompok di kalangan kaum Yahudi yang menolak Talmud, dan tetap berpegang
teguh kepada kitab Taurat saja (Perjanjian Lama yang sekarang). Mereka
ini disebut golongan 'Karaiyah', kelompok yang sepanjang sejarahnya
paling dibenci dan menadi korban didzalimi oleh para pendeta Yahudi
orthodoks.
Kepada tradisi
'mishnah' itu para pendeta Yahudi menambahkan sebuah kitab lagi
yang mereka sebut 'Gemarah' (kitab "tafsir" para pendeta).
Tradisi 'mishnah' (yang kemudian dibukukan) bersama dengan "Gemarah",
disebut Talmud. Ada dua buah versi Kitab Talmud, yaitu 'Talmud Jerusalem'
dan 'Talmud Babilonia'. 'Talmud Babilonia' dipandang
sebagai kitab yang paling otoritatif. 1)
Beberapa
kutipan yang diangkat dari Kitab talmud dalam uraian berikut ini merupakan
dokumen aseli yang tidak-terbantahkan, dengan harapan dapat memberikan
pencerahan kepada segenap ummat manusia, termasuk kaum Yahudi, tentang
kesesatan dan rasisme dari ajaran Talmud yang penuh dengan kebencian,
yang menjadi kitab suci baik bagi kaum Yahudi Orthodoks maupun Hasidiyah
di seluruh dunia.
Pelaksanaan
ajaran Talmud tentang keunggulan kaum Yahudi yang didasarkan pada ajaran
kebencian itu telah menyebabkan penderitaan yang tak terperikan terhadap
ornag lain sepanjang sejarah ummat manusia sampai saat ini, khususnya
di tanah Palestina. Ajaran itu telah dijadikan dalih untuk membenarkan
pembantaian secara massal penduduk sipil Arab-Palestina. Kitab
Talmud menetapkan bahwa semua orang yang bukan-Yahudi disebut "goyyim",
sama dengan binatang, derajat mereka di bawah derajat manusia.
Ras Yahudi adalah "ummat pilihan", satu-satunya ras
yang menklaim diri sebagai keturunan langsung dari Nabi Adam a.s. Simak
beberapa ajaran Talmud di bawah ini.
Beberapa
Contoh isi Ajaran Talmud
Erubin 2b,
"Barangsiapa yang tidak taat kepada para rabbi mereka akan dihukum
dengan cara dijerang di dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka".
Moed Kattan 17a, "Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan
sesuatu kejahatan, maka hendaklah ia pergi ke suatu kota, dimana ia
tidak dikenal orang, dan lakukanlah kejahatan itu disana".
Menganiaya
seorang Yahudi Sama dengan Menghujat Tuhan
Sanhedrin 58b,
"Jika seorang kafir menganiaya seorang Yahudi, maka orang kafir
itu harus dibunuh".
Dibenarkan
Menipu Orang yang bukan-Yahudi
Sanhedrin 57a,
"Seorang Yahudi tidak wajib membayar upah kepada orang kafir
yang bekerja baginya".
Orang Yahudi
Mempunyai Kedudukan Hukum yang Lebih Tinggi
Baba Kamma
37b, "Jika lembu seorang Yahudi melukai lembu kepunyaan orang
Kanaan, tidak perlu ada ganti rugi; tetapi jika lembu orang Kanaan sampai
melukai lembu kepunyaan orang Yahudi, maka orang itu harus membayar
ganti rugi spenuh-penuhnya".
Orang Yahudi
Boleh Mencuri Barang Milik bukan-Yahudi
Baba Mezia
24a, "Jika seorang Yahudi menemukan barang hilang milik orang
kafir, ia tidak wajib mengembalikan kepada pemiliknya". (Ayat
ini ditegaskan kembali di dalam Baba Kamma 11 3b).
Sanhedrin 57a, "Tuhan tidak akan mengampuni seorang Yahudi 'yang
mengawinkan anak-perempuannya kepada seorang tua, atau memungut menantu
bagi anak-lakinya yang masih bayi, atau mengembalikan barang hilang
milik orang Cuthea (kafir)' ...".
Orang
Yahudi Boleh Merampok atau Membunuh Orang Non-Yahudi