Indo
Pos Online Minggu, 28 Mei 2006,
Mengira Merapi Meletus, Warga Sempat
Histeris
BOYOLALI - Gempa juga mengguncang Kabupaten Boyolali
kemarin. Tiga warga tewas dan ratusan rumah musnah.
Korban meninggal adalah Riyan Febriyanto, 4; Wongso
Tinoyo, 70; dan Samirah, 70. Ketiganya warga Desa
Cepogo Sawit, Kecamatan Sawit.
Kecamatan
Sawit adalah kawasan yang kerusakannya paling parah.
Di tiga desa kecamatan itu -Cepogo Sawit, Satrian,
dan Banyudono- seluruh rumah roboh.
Secara
rinci rumah yang roboh di Boyolali berjumlah 115 di
Kecamatan Banyudono, 110 di Kecamatan Sawit, 17 di
Kecamatan Musuk, 71 di Kecamatan Teras, 15 di Kecamatan
Mojosonggo, 17 di Kecamatan Ngemplak, 3 di Kecamatan
Selo, 4 di Kecamatan Boyolali Kota, dan 1 di Kecamatan
Cepogo.
Jembatan
di Karang Kepoh, Kecamatan Boyolali, juga ambles.
"Kami belum bisa perkirakan jumlah kerugian,"
kata Bupati Boyolali Sri Moeljanto.
Korban
luka di Puskesmas Sawit berjumlah 31 orang. Di Rumah
Sakit dr Oen Sawit 40, dan di RSUD Pandanaran 17 orang.
Jumlah korban terus bertambah karena banyak korban
dari Klaten juga dikirim ke Boyolali. Selain itu,
korban dirujuk ke RS dr Moewardi Surakarta dan rumah
sakit lain di Surakarta. "Pemkab akan menanggung
seluruh biaya pengobatan korban di rumah sakit,"
tutur bupati.
Gempa
dirasakan warga Boyolali sebanyak tiga kali kemarin.
Umumnya, warga ketakutan dan histeris. "Saat
itu, kami mengira Merapi meletus. Banyak yang melihat
ke arah Merapi," kata Larso, 66, warga Desa Cepogo
Sawit.
Gunung
Merapi juga meletus cukup dahsyat kemarin. Abunya
mengarah ke selatan sekitar Kaliurang. "Tadi,
pas selesai gempa, terdengar letusan Merapi. Karena
sangat ketakutan, kami berteriak Allahu Akbar berkali-kali,"
kisah Suparno, 50.
Sementara
itu, banyak pula warga Klaten yang eksodus ke Kecamatan
Musuk untuk mencari daerah yang lebih tinggi. Sebab,
mereka mendengar isu tsunami dari Parangtritis.
Guncangan
gempa juga makan korban di Karanganyar. Gempa merusakkan
bangunan di tujuh kecamatan. Total 75 rumah rusak
berat dan dua orang luka parah. Mereka adalah Atmo
Yamti, 55, warga Dusun Potrojalu, Desa Girimulyo,
Kecamatan Ngargoyoso, dan Wongso Samiyem, warga Desa
Jati, Kecamatan Jaten.
"Saya
hendak mengambil sapu di dapur. Tiba-tiba, ada lindu
(gempa). Kemudian, atap bangunan roboh. Saat akan
menyelamatkan diri, saya tertimpa atap rumah,"
ujar Atmo Yamti.
Sebanyak
50 rumah di Genengan, Desa Sepanjang, Kec Tawangmangu,
rusak berat. Empat di antaranya roboh. Di Kecamatan
Jumapolo dua rumah rusak, Jatiyoso tiga rumah, Jaten
satu rumah, Tasikmadu 5, Ngargoyoso 3, dan Colomadu
9. Dua ruang kelas SMPN 2 Jatipuro ambrol.(mg21/her/jpnn)
|