Indo
Pos Online Rabu, 24 Mei 2006,
Setelah Diajari Duduk, Soeharto
Kembali Kritis
JAKARTA - Setelah sempat membaik, kesehatan mantan
Presiden Soeharto kritis lagi. Melalui pemeriksaan
endoskopi, diketahui bahwa dia mengalami perdarahan
di sekitar pipa lambung. Diduga, itu akibat gerakan
saat menjalani fisioterapi pasif, yakni diajari duduk.
"Pak
Harto mengalami perdarahan hingga 500 cc," ujar
Ketua Tim Dokter Kepresidenan dr Mardjo Soebiandono
dalam jumpa pers di ruang direktur RSPP tadi malam
pukul 20.30. Perdarahan lambung itu terjadi sejak
Senin (22/5) malam. "Kami menduga terjadi gesekan
saat itu," kata dokter berpangkat brigjen tersebut.
Pada
gastrostomy atau pipa lambung, juga tampak bekuan
darah. Selain itu, pada dubur terdapat kotoran berwarna
kehitaman. "Dari observasi hari ini, dapat dikatakan
keadaan Soeharto lebih parah daripada kemarin,"
ungkapnya.
Kadar
hemoglobin (Hb) menurun menjadi 8,2 gram persen. Akibatnya,
wajah Soeharto pucat. Dalam istilah medis, itu lazim
disebut anemis.
"Awalnya,
untuk menghentikan perdarahan, dokter menggunakan
obat pembilas lambung. Tapi, karena tidak berhasil,
kami melakukan endoskopi," katanya.
Setelah
diketahui penyebabnya, penanganan dilakukan dengan
obat-obatan parenteral (melalui mulut) dan sebagian
melalui pipa lambung. "Kami berharap penanganan
ini akan memperbaiki kondisi beliau," ujarnya.
Ditanya
mengenai kondisi psikologis Soeharto terkait kasus
yang menimpa keluarga anaknya, Bambang Trihatmodjo,
tim dokter enggan menjawab. Namun, Direktur RSPP dr
Adji Suprajitno menegaskan, penurunan kondisi fisik
Soeharto tidak disebabkan oleh itu. "Setahu saya,
keluarga tidak memberitahukan ini pada beliau,"
katanya.
Soeharto
mengidap stroke dan penyakit jantung. Kabarnya, kondisi
penguasa Orde Baru ini mudah terpengaruh oleh pemberitaan
negatif. Bahkan, selama sehat pun, Soeharto tidak
diperbolehkan menonton siaran berita oleh anak-anaknya.
Sementara
itu, kemarin Soeharto batal dijenguk oleh Panglima
TNI Marsekal Djoko Suyanto. Menurut satpam RSPP, ajudan
Djoko sudah datang. Namun, karena kondisi Soeharto
sedang tidak stabil, kunjungan Djoko ditunda.
Sebelumnya,
saat ditanya wartawan di Kantor Departemen Pertahanan
tentang kasus Soeharto, Djoko menyatakan sudah ada
lembaga yang berwenang membahas itu. "Kalaupun
saya mengunjungi beliau (baca Soeharto), itu sebatas
mengunjungi orang sakit," katanya.
Tadi
malam, bekas Menkeu di zaman Soeharto, Fuad Bawazier,
juga mengunjungi Soeharto. (rdl/ein/ano)
|