Berpikirlah Sejak Anda
Bangun Tidur
HARUN
YAHYA
Tidak
diperlukan kondisi khusus bagi seseorang untuk memulai berpikir. Bahkan
bagi orang yang baru saja bangun tidur di pagi hari pun terdapat banyak
sekali hal-hal yang dapat mendorongnya berpikir.
Terpampang sebuah hari yang
panjang dihadapan seseorang yang baru saja bangun dari pembaringannya di
pagi hari. Sebuah hari dimana rasa capai atau kantuk seakan telah sirna.
Ia siap untuk memulai harinya. Ketika berpikir akan hal ini, ia teringat
sebuah firman Allah:
"Dialah
yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat,
dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha." (QS. Al-Furqaan, 25:
47)
Setelah membasuh muka dan
mandi, ia merasa benar-benar terjaga dan berada dalam kesadarannya secara
penuh. Sekarang ia siap untuk berpikir tentang berbagai persoalan yang
bermanfaat untuknya. Banyak hal lain yang lebih penting untuk dipikirkan
dari sekedar memikirkan makanan apa yang dipunyainya untuk sarapan pagi
atau pukul berapa ia harus berangkat dari rumah. Dan pertama kali ia harus
memikirkan tentang hal yang lebih penting ini.
Pertama-tama, bagaimana ia
mampu bangun di pagi hari adalah sebuah keajaiban yang luar biasa.
Kendatipun telah kehilangan kesadaran sama sekali sewaktu tidur, namun di
keesokan harinya ia kembali lagi kepada kesadaran dan kepribadiannya.
Jantungnya berdetak, ia dapat bernapas, berbicara dan melihat. Padahal di
saat ia pergi tidur, tidak ada jaminan bahwa semua hal ini akan kembali
seperti sediakala di pagi harinya. Tidak pula ia mengalami musibah apapun
malam itu. Misalnya, kealpaan tetangga yang tinggal di sebelah rumah dapat
menyebabkan kebocoran gas yang dapat meledak dan membangunkannya malam itu.
Sebuah bencana alam yang dapat merenggut nyawanya dapat saja terjadi di
daerah tempat tinggalnya.
Ia mungkin saja mengalami
masalah dengan fisiknya. Sebagai contoh, bisa saja ia bangun tidur dengan
rasa sakit yang luar biasa pada ginjal atau kepalanya. Namun tak satupun
ini terjadi dan ia bangun tidur dalam keadaan selamat dan sehat.
Memikirkan yang demikian mendorongnya untuk berterima kasih kepada Allah
atas kasih sayang dan penjagaan yang diberikan-Nya.
Memulai hari yang baru dengan
kesehatan yang prima memiliki makna bahwa Allah kembali memberikan
seseorang sebuah kesempatan yang dapat dipergunakannya untuk mendapatkan
keberuntungan yang lebih baik di akhirat. Ingat akan semua ini, maka sikap
yang paling sesuai adalah menghabiskan waktu di hari itu dengan cara yang
diridhai Allah.
Sebelum segala sesuatu yang
lain, seseorang pertama kali hendaknya merencanakan dan sibuk memikirkan
hal-hal semacam ini. Titik awal dalam mendapatkan keridhaan Allah adalah
dengan memohon kepada Allah agar memudahkannya dalam mengatasi masalah ini.
Doa Nabi Sulaiman adalah tauladan yang baik bagi orang-orang yang beriman:
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni'mat Mu
yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku
dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku
dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh"
(QS. An-Naml, 27 : 19)
Bagaimana kelemahan manusia
mendorong seseorang untuk berpikir?Tubuh manusia yang demikian lemah
ketika baru saja bangun dari tidur dapat mendorong manusia untuk berpikir:
setiap pagi ia harus membasuh muka dan menggosok gigi. Sadar akan hal ini,
ia pun merenungkan tentang kelemahan-kelemahannya yang lain. Keharusannya
untuk mandi setiap hari, penampilannya yang akan terlihat mengerikan jika
tubuhnya tidak ditutupi oleh kulit ari, dan ketidakmampuannya menahan rasa
kantuk, lapar dan dahaga, semuanya adalah bukti-bukti tentang kelemahan
dirinya.
"Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."
(QS. Ar-Ruum, 30: 54)
Bagi orang yang telah berusia
lanjut, bayangan dirinya di dalam cermin dapat memunculkan beragam pikiran
dalam benaknya. Ketika menginjak usia dua dekade dari masa hidupnya,
tanda-tanda proses penuaan telah terlihat di wajahya. Di usia yang
ketigapuluhan, lipatan-lipatan kulit mulai kelihatan di bawah kelopak mata
dan di sekitar mulutnya, kulitnya tidak lagi mulus sebagaimana sebelumnya,
perubahan bentuk fisik terlihat di sebagian besar tubuhnya. Ketika
memasuki usia yang semakin senja, rambutnya memutih dan tangannya menjadi
rapuh.
Bagi orang yang berpikir tentang hal ini, usia senja adalah peristiwa yang
paling nyata yang menunjukkan sifat fana dari kehidupan dunia dan
mencegahnya dari kecintaan dan kerakusan akan dunia. Orang yang memasuki
usia tua memahami bahwa detik-detik menuju kematian telah dekat. Jasadnya
mengalami proses penuaan dan sedang dalam proses meninggalkan dunia ini.
Tubuhnya sedikit demi sedikit mulai melemah kendatipun ruhnya tidaklah
berubah menjadi tua. Sebagian besar manusia sangat terpukau oleh
ketampanan atau merasa rendah dikarenakan keburukan wajah mereka semasa
masih muda.
Pada umumnya, manusia yang dahulunya berwajah tampan ataupun cantik
bersikap arogan, sebaliknya yang di masa lalu berwajah tidak menarik
merasa rendah diri dan tidak bahagia. Proses penuaan adalah bukti nyata
yang menunjukkan sifat sementara dari kecantikan atau keburukan penampilan
seseorang. Sehingga dapat diterima dan masuk akal jika yang dinilai dan
dibalas oleh Allah adalah akhlaq baik beserta komitmen yang diperlihatkan
seseorang kepada Allah.
Setiap saat ketika menghadapi
segala kelemahannya manusia berpikir bahwa satu-satunya Zat Yang Maha
Sempurna dan Maha Besar serta jauh dari segala ketidaksempurnaan adalah
Allah, dan iapun mengagungkan kebesaran Allah. Allah menciptakan setiap
kelemahan manusia dengan sebuah tujuan ataupun makna. Termasuk dalam
tujuan ini adalah agar manusia tidak terlalu cinta kepada kehidupan dunia,
dan tidak terpedaya dengan segala yang mereka punyai dalam kehidupan dunia.
Seseorang yang mampu memahami hal ini dengan berpikir akan mendambakan
agar Allah menciptakan dirinya di akhirat kelak bebas dari segala
kelemahan.
Segala kelemahan manusia
mengingatkan akan satu hal yang menarik untuk direnungkan: tanaman mawar
yang muncul dan tumbuh dari tanah yang hitam ternyata memiliki bau yang
demikian harum. Sebaliknya, bau yang sangat tidak sedap muncul dari orang
yang tidak merawat tubuhnya. Khususnya bagi mereka yang sombong dan
membanggakan diri, ini adalah sesuatu yang seharusnya mereka pikirkan dan
ambil pelajaran darinya.
[ Back ] [ Home ] [ Up ] [ Next ]
|