MUDA,
MEDIA, DAN MASA DEPAN
Oleh : Doni Riadi
YOU ENTERING THE CENTER
OF INTEGRATED GODSPOT MEDIA TERRITORY, SAY ASSALAMU'ALAIKUM
BEFORE GET IN !. Kalimat itu terpampang di depan pintu gerbang
masuk utama (maingate). Jika diterjemahkan, kira-kira berbunyi
: ANDA MEMASUKI TERITORIAL PUSAT MEDIA FITRAH TERPADU, UCAPKAN
SALAM SEBELUM MASUK !.
Di kawasan seluas kira-kira
enam kali lapangan bola itu, berdiri dengan kokoh beberapa
gedung yang didesain mengitari sebuah bangunan dengan arsitektur
khas. Ya, ini adalah sebuah Islamic Center dengan sebuah masjid
sebagai titik pusatnya.
Islamic Center ini mempunyai
spesifikasi sebagai pusat multimedia. Ada komplek stasiun
televisi dan radio lengkap dengan production house-nya. Di
sebelah sisi yang lainnya adalah komplek penerbitan surat
kabar dan majalah. Ada juga bangunan dengan banyak antena
parabola yang dirancang sebagai pusat pengendali server dan
cybermedia.
Dekat dengan masjid adalah
gedung perpustakaan dengan ratusan ribu buku dan kitab didalamnya
yang ter-komputerisasi. Pepustakaan ini sekaligus berfungsi
sebagai pusat penerbitan buku dan markas beberapa kelompok
studi wacana dan pemikiran yang melahirkan banyak buku, tulisan
dan karya-karya intelektual.
Semua luaran (output)
dari media-media itu bersifat multilingual, diterjemahkan
dalam banyak bahasa dan memiliki jaringan luas yang dapat
mencapai negara-negara manapun di seluruh pelosok dunia.
Di salah satu sudutnya berdiri pula pusat pendidikan jurnalistik
dengan metode pengajaran muktahir yang ditujukan untuk mencetak
para jurnalis multibangsa berkualitas sekaligus sebagai wahana
penelitian dan pengkaderan jangka panjang.
Untuk urusan keamanan,
tidak ada satupun detektor logam yang digunakan sebagai alat
deteksi dini. Juga tidak ada kamera perekam dan petugas berseragam
bertampang masam dengan senjata terkokang di tangan. Semua
gejala overacting pengamanan yang merepresentasikan paranoid
dan ketakutan akan adanya sabotase dan serangan terorisme
tidak akan dijumpai di sini. Semuanya berjalan dengan alami
dan humanis. Petugas meyakini 100 % sistem sekuriti yang digunakan.
Penemuan sistem tercanggih
yang disebut sebagai pengamanan fitrah (godspot security)
ini dapat mengubah orang dengan niatan buruk langsung berubah
menjadi sosok yang penuh ramah dan kasih sayang ketika melangkahkan
kakinya memasuki kawasan ini dari sudut manapun. Bahkan rudal
jarak jauh hanya akan menjadi bongkahan besi ketika memasuki
garis batas udara kawasan. Hulu ledaknya tak dapat meledak
karena dijinakkan oleh sistem atmosfer fitrah (godspot atmosphere).
Intinya, selain bencana alam, tidak ada bencana rekayasa manusia
yang dapat menghancurkan areal terpadu ini.
Yang menarik adalah komunitas pekerjanya adalah dominan pemuda-pemuda
terdidik dengan semangat energik yang terpancar dari raut
mukanya. Suasana yang tercipta adalah suasana akrab, penuh
persaudaraan, dan sangat menjunjung tinggi etika pergaulan
antar lawan jenis dengan grafik angka pelecehan seksual yang
mendekati titik nol.
Implementasi prinsip public
relations berupa personal relationship (ukhuwah) menjadi pemandangan
yang biasa dijumpai di komunitas ini. Meskipun berbentuk Islamic
Center, ada beberapa pemeluk nonmuslim yang juga bekerja di
sini. Namun mereka cukup enjoy karena sistem yang diciptakan
mengapresiasi hak-hak mereka dengan baik, khususnya mengenai
penghargaan atas profesionalisme kerja.
Dapat dipastikan, ketika
waktu sholat tiba, masjid menjadi tempat yang paling ramai
karena hampir semua pekerja kecuali mereka yang berada pada
posisi tugas tertentu, berbondong-bondong ke masjid untuk
merebut pahala utama sholat tepat pada waktunya.
Dan yang terpenting adalah,
seluruh aktifitas pusat media terpadu ini didukung sepenuhnya
oleh sang presiden. Sebagai kepala negara dan pemerintahan
(umara), presiden yang satu ini memiliki keistimewaan tersendiri
karena mempunyai kredibilitas dan kapabilitas dalam penguasaan
ilmu agama (ulama). Karena itulah, sang presiden mengetahui
dengan pasti apa dan bagaimana arti sebuah propaganda terhadap
eksistensi negara dan agamanya dan seperti apa kebijakan yang
tepat terhadapnya.
Lembaga-lembaga zakat
nasional yang langsung dibawah kendalinya dan dikelola secara
professional berdasar standar internasional ternyata terbukti
dapat mengelola dana umat. Islamic Center terpadu ini bahkan
hanyalah salah satu dari beberapa mahakarya yang dananya diperoleh
dari lembaga zakat.
Kebijakannya mengganti mata uang negara menjadi dinar dan
dirham juga berdampak positif dalam menciptakan stabilitas
moneter karena meminimalisasi nilai inflasi yang disebabkan
dolar AS. Bahkan setelah itu, nilai dinar jauh lebih tinggi
dari dolar sehingga membuat status negara ini berubah dari
negara debitor menjadi negara donor.
Propaganda vs Propaganda
Jenuh rasanya, berbicara mengenai kondisi umat Islam saat
ini dalam kaca mata pesimistis dan ketidakberdayaan. Jeritan
dan teriakan yang berusaha mencerahkan umat pun terdengar
hambar karena kata kunci pelaksanaannya selalu digantungkan
kepada orang lain. Padahal dalam dunia pergerakan Islam, populis
retorika yang menyatakan bahwa kemenangan umat Islam adalah
hal yang membahagiakan akan tetapi menjadi menyedihkan jika
kemenangan itu diukir oleh orang lain bukan oleh tangan kita
sendiri.
Karena itulah, penulis
lebih memilih sudut pandang optimistis dan visioner dalam
memandang masa depan Islam. Keterpurukan umat saat ini dibaca
dalam kacamata positif sebagai tantangan untuk menumbuhkan
semangat perjuangan. Bahkan dalam QS. 3:139, Allah sendiri
telah menegaskan bahwa umat Islam tidak boleh merasa lemah
dan bersedih hati (wa laa tahinuu wa laa tahzanuu) karena
umat Islam adalah manusia yang diberi derajat paling tinggi.
Ilustrasi Pusat Media
Fitrah Terpadu diatas adalah ekspresi kegeraman penulis terhadap
serangan propaganda yang mengarah kepada umat Islam. Kita
tak dapat berdiam diri, selalu dan selalu mengambil peran
sebagai pihak yang bertahan. Sudah saatnya kita juga melawan
propaganda dengan propaganda, melawan karya intelektual juga
dengan karya yang setara. Hanya saja, jika propaganda mereka
bersifat destruktif maka propaganda Islam bersifat konstruktif.
Dengan kata lain, hakikat propaganda Islam adalah bagaimana
cara mengangkat harkat manusia, memakmurkan bumi dan memberi
rahmat kepada alam semesta. Pemuda khususnya mahasiswa adalah
pihak yang sangat kompeten dalam melaksanakan aktifitas kontra
propaganda. Dengan kemampuan pegetahuan dan kecerdasan yang
melebihi orang awam, pemuda dapat mematahkan atau meluruskan
propaganda yang merugikan umat Islam.
Meminjam istilah fitrah
(godspot) dalam konsep ESQ-nya Ari Ginanjar Agustian, saya
ingin menegaskan bahwa Islam adalah agama fitrah. Islam membimbing
manusia yang memiliki kecenderungan menyembah Dzat ketuhanan
dalam kerangka tauhidullah dan mewarisi sifat-sifat fitrah
(suci) sebagaimana sifat Dzat yang menciptakannya. Sehingga,
terminologi fitrah dalam kata Pusat Media Fitrah Terpadu memiliki
konotasi makna yang sama dengan terminologi Islam itu sendiri.
Pusat Media Fitrah Terpadu
itu terletak di Indonesia. Ia adalah ilustrasi Indonesia masa
depan. Saat itu, Indonesia menjadi lokomotif kebangkitan Islam
dan cikal bakal terbangunnya kembali internasionalisme ('alamiyah)
Islam dalam satu sistem kekhalifahan.. Prediksi dan harapan
ulama asal Mesir, Dr. Yusuf Qardhawi saat berceramah di Masjid
Al-Azhar Jakarta pada awal-awal abad ke-21 , bahwa Indonesia
memiliki prasyarat untuk menjadi garda terdepan dalam memimpin
kebangkitan Islam, menjadi kenyataan. Indonesia telah membangun
sebuah Pusat Media Fitrah Terpadu yang disegani dan menjadi
rujukan banyak media dunia. Melalui pusat multimedia inilah
nilai-nilai dan pemikiran Islam tersebar dan mendapatkan tempat
di hati setiap manusia di penjuru dunia. Ia bahkan menjadi
saingan utama dari dominasi multimedia yang dimiliki oleh
kaum Yahudi di AS yang telah lebih dulu unggul sejak tahun
90-an.
Keunggulan Yahudi dalam
hal media itu dipaparkan David Duke (Pustaka Tarbiatuna, 2001)
yang mensinyalir bahwa media-media paling berpengaruh di AS
dan menjadi rujukan dunia : The New York Times, The Washington
Post, dan The Wall Street Journal dibawah pengaruh Yahudi.
Termasuk juga tiga majalah utama : Time, Newsweek, dan US
News and World Report dan media penyiaran utama Amerika seperti
Time-Warner dan Disney, serta jaringan berita ABC, CBS, dan
NBC.
Sehingga wajar jika kemudian
Yahudi dapat membentuk opini dunia. Mendiskreditkan pihak-pihak
yang tak disukainya. Mengubah seorang penjahat perang menjadi
seorang pahlawan dan mengubah pahlawan menjadi seorang buronan.
Wajar juga, jika kemudian melalui media ini mereka melakukan
cuci otak terhadap banyak pemuda di negara manapun yang mereka
inginkan dengan program-program media yang didesain sedemikian
rupa. Prinsip siapa menguasai media akan menguasai dunia disempurnakan
menjadi siapa yang menguasai pemuda dan media sekaligus maka
dunia seisinya akan menjadi miliknya.
Kejahatan dan niat buruk
Yahudi adalah fakta yang tak terbantahkan. Tidak hanya diabadikan
dalam Al-Quran, sejarah dan fakta empirik pun membuktikannya.
Sejak zaman para nabi dan rasul, Yahudi adalah pihak yang
harus bertanggungjawab atas tragedi-tragedi kemanusiaan lingkup
internasional. Dalam catatan Dr. Satori Ismail (2001), Talmud
yang menjadi pedoman hidup Yahudi bahkan adalah manifesto
yang paling berbahaya bagi perikemanusiaan karena menggariskan
penghancuran total semua agama dan peradaban yang ada di dunia
demi tegaknya zionisme internasional. Ia menjadi lebih berbahaya
dari buku "Mein Kampf" karya Hitler yang menyatakan
bahwa bangsa Jerman diatas semua bangsa di dunia.
Imperialisme modern dalam
bentuk invasi pemikiran yang dijalankan Yahudi berkolaborasi
dengan orientalis dan misionaris telah melenakan banyak kaum
muda Islam, khususnya pada bangsa dengan kondisi yang makmur
dan tenang. Kemakmuran warganya dan hegemoni kekuasaan pemerintah
membuat kaum muda kehilangan sense of crisis dan aktifitasnya
cenderung tertuju pada dirinya sendiri daripada untuk umatnya.
Sehingga main-main dan hura-hura, yang lebih dikenal dengan
sebutan generasi MTV, menjadi sebuah keniscayaan karena tidak
ada hal yang membuat idealisme mudanya tertantang.
Dengan demikian, modal
pertama dalam investasi jangka panjang masa depan adalah pencerahan
kaum muda Islam. Walaupun semisal secara ekonomis makmur,
namun kaum muda harus disadarkan bahwa 'moncong-moncong meriam'
musuh tertuju padanya dari segenap penjuru. Bahwa dirinya
dan segenap bangsanya dikuasai dan diperbudak oleh lawannya
baik secara ideologis maupun materialis. Tidak ada alternatif
baginya selain berjuang mendedikasikan dirinya untuk mengambil
kembali hak-hak yang dirampas, membebaskan tanah airnya dari
keterjajahan, dan mengembalikan kebebasan, kemuliaan serta
nilai-nilai agung yang sempat hilang.
Agama Masa Depan
Mengubah suatu paradigma membutuhkan mekanisme, strategi,
dan konsistensi yang bisa jadi melelahkan. Tapi kita bisa
mencobanya secara praktis dengan memanfaatkan media. Selain
melalui jalur pendidikan formal, kita juga dapat menempuhnya
dengan memberi tontonan, siaran dan bacaan alternatif kepada
kaum muda. Pusat Media Fitrah Terpadu didesain untuk memenuhi
kebutuhan itu. Awalnya memang bersifat alternatif, namun lama-kelamaan
ia akan menjadi kebutuhan dan diburu oleh banyak orang.
Futurolog John Naisbitt
menyatakan bahwa pada zaman yang semakin modern dengan dominasi
kecanggihan teknologi, akan tumbuh arus kuat berlawanan yang
ingin merengkuh kembali nilai-nilai ketuhanan (back to God).
Nah, Pusat Media Fitrah Terpadu ini memfasilitasi dan mengeksplorasi
segala jalan untuk mendekatkan diri seorang hamba kepada Tuhannya
tanpa harus mengeliminasi solusi perkembangan masalah-masalah
kontemporer dunia.
Sebagai contoh, dari stasiun
televisi ini, Anda akan dapat mengikuti liputan live 24 jam
heroisme perjuangan intifadhah Palestina dan kebiadaban tentara
Israel yang banyak ditutupi atau disiarkan secara tidak berimbang
oleh media-media internasional lain. Di channel lainnya, Anda
tetap tidak akan menemukan tayangan selebritis yang mengumbar
aurat atau sinetron-sinetron remaja yang mengumbar cinta murahan.
Di sini, Anda akan disuguhi konsep yang benar tentang bagaimana
sejatinya Pernikahan Dini yang dimaksud oleh Islam. Anda juga
akan melihat bagaimana cara Islam mengapresiasi seni dan budaya
secara benar.
Dengan menyimak gelombang
radionya, Anda akan disuguhi berita-berita bermutu berdasar
kaidah jurnalistik yang ketat, isu-isu kontemporer, materi-materi
pengkayaan ruhiyah, dan dialog-dialog berkualitas bersama
para pakar yang memiliki kompetensi. Di saluran ini, Anda
tidak akan mendapatkan sandiwara radio bernuansa klenik, lagu-lagu
yang menghanyutkan atau iklan-iklan yang membohongi publik.
Demikian juga dengan penerbitan buku, majalah, surat kabar,
dan cybermedia-nya. Analisis depth reporting dan investigating
report memberikan nilai diferensiasi tersendiri atas produk
jurnalisme Media Fitrah Terpadu ini.
Kebenaran sejati dari
perjuangan umat dan Islam sebagai rahmah yang sering disembunyikan
oleh media lainnya, dikupas dengan berimbang, jelas dan jujur.
Pertentangan kepentingan antara media sebagai idealisme dan
industri yang membuat suatu media menjadi berpihak dan tendensius
tak akan dijumpai di grup media ini. Prinsip yang digunakan
adalah memberikan ruang sebesar-besarnya terhadap nilai-nilai
fitrah dan tegaknya keadilan.
Perlahan namun pasti,
sebaran informasi utuh tentang Islam dapat mengubah paradigma
seseorang bahkan suatu bangsa. Dunia akan menyadari bahwa
selama ini mereka terhalangi oleh sebuah konspirasi jahat
yang menyuplai informasi dan pengetahuan salah tentang Islam.
Dunia akan mengetahui betapa tidak ada satupun terminologi
terorisme dikenal dalam ajaran Islam. Bahkan, fitrah Islam
akan membongkar kedok siapa gerangan teroris dunia sesungguhnya
sekaligus membongkar inkonsistensi dan standar ganda negara-negara
yang mengklaim dirinya sebagai kampiun HAM dan demokrasi.
Tidak tertutup kemungkinan
pada masa depan, di barat, Islam menjadi agama paling favorit.
Walaupun saat ini pemeluk Islam baru seperlima dari penduduk
dunia, namun statistik pertumbuhan Islam di barat yang terus
menaik khususnya pascatragedi WTC 11 September 2001, membuat
Islam bisa dipastikan menjadi agama yang memiliki masa depan
paling cemerlang. Salah satu parameter adalah berdirinya masjid-masjid
baru diatas tanah yang dulu berupa diskotik atau bahkan gereja
yang terlantar karena ditinggal umatnya.
Michael Wolfe , dalam
artikelnya yang berjudul "Islam: Agama Amerika Masa Depan
?" mencatat setidaknya ada tujuh karakteristik Islam
yang cocok dengan kondisi Amerika saat ini dan masa mendatang.
Ketujuh karateristik itu adalah : monoteistik, semangat demokratik,
tradisi sufisme yang menarik, egalitarian, teliti soal makanan
alamiah dan diet, toleran pada keyakinan / agama lain, dan
semangat perjuangan kebebasan beragama. Persamaan karakteristik
antara Islam dan Amerika itulah yang dapat memungkinkan umat
Islam menjadi arus utama (mainstream) di Amerika.
Namun ujian berat berupa
intimidasi, diskriminasi bahkan invasi militer terlebih dahulu
harus dihadapi umat Islam. Ini merupakan dampak dari skenario-skenario
keji yang mengasasinasi karakter Islam dari pihak-pihak yang
tak menginginkan Islam menjadi besar. Bagi mereka yang beriman,
justru ujian-ujian itu menjadi pertanda bahwa kemenangan telah
semakin dekat., karena Allah tidak akan menjadikan kemenangan
al-bathil atas al-haq secara berkelanjutan. Perlindungan dan
kekuatan dijanjikan Allah dalam banyak ayat Al-quran, seperti
Al-Baqarah: 257, Al-Hajj: 40, Ali Imron: 150, dan Al-Munafiqun:
8.
Muda Berjiwa Renta
Sejak dulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan.
Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya.
Dalam setiap ide dan pemikiran, pemuda adalah pendukung utamanya.
Sehingga ketika seorang pemuda tak berani mengungkapkan idealismenya
hanya karena tak ingin dicap sebagai pengkhayal dan pemimpi
belaka, maka dapat dikatakan jiwa renta telah merasuki semangatnya.
Perpaduan dua karakter
antara pemuda (mahasiswa) dan Islam sesungguhnya melahirkan
energi potensial yang dahsyat. Pemuda mewakili sifat idealisme
dan energik, Islam mewakili manhaj atau sistem yang sempurna
dan menyeluruh (syaamil wa mutakaamil). Sehingga gabungan
keduanya dapat menciptakan perubahan tatanan dunia global.
Sejarah telah mencatat, bahwa tokoh-tokoh assabiqunalawalun
yang kemudian menjadi tokoh dunia adalah orang-orang muda
semisal Ali, Zaid, dan Umar bukan Abu Jahal atau Abu Sufyan
yang waktu itu menjadi tetua kaum Quraish.
Bayangan akan besarnya
hambatan dan kondisi realita umat saat ini mungkin memadamkan
semangat dan ide brilian pemuda seperti layaknya semburan
hidrant memadamkan nyala korek api. Karena itu, para pemuda
harus mempertebal bekal keimanannya. Karena tanpa keimanan
yang kuat, tak mungkin pasukan Rasulullah pada perang Badar
yang hanya 319 orang dapat mengalahkan pasukan musuh yang
jumlahnya seribu. Bahkan, ketika ratusan ribu pasukan Byzantium
(Rum) dan Persia menyerang bersamaan, kemenangan tetap berada
ditangan pasukan muslim walaupun jumlahnya hanya ribuan atau
jika dikalkulasi rasionya 1:10. Itu berarti terkadang, hitung-hitungan
logis matematis tidak cukup dapat menjawab bagaimana efektifnya
keimanan bekerja.
Karena itu, uraian tentang
Pusat Media Fitrah Terpadu menurut penulis bukanlah suatu
hal yang mustahil. Sebagai media propaganda Islam, ia akan
dapat menjadi kenyataan manakala infrastruktur dasarnya juga
terpenuhi. Infrastruktur tersebut adalah hadirnya seorang
pemimpin yang memiliki karakter pembaharu, pemerintahan yang
tidak mengekor ke barat karena adanya keraguan atas kekuatan
nilai-nilai Islam, masyarakat yang berkarakter civil society,
optimalnya lembaga zakat, sistem perekonomian non-ribawi dan
pemuda yang menjiwai semangat jihad.
Namun, saat ini pemuda
Islam khususnya Indonesia sedang menghadapi tantangan serius.
Pertama, adalah beragam isme yang menawarkan beragam manhaj
dan metode perjuangan. Tapi bagi saya, Islam an sich tanpa
embel-embel lain dibelakang namanya-lah yang paling tepat
untuk dijadikan sandaran fikrah beramal, berjihad, dan berjuang.
Kedua, pemerintah yang
paranoid terhadap pemuda. Idealisme dan kekritisan pemuda
dianggap sebagai suatu ancaman yang berbahaya terhadap kekuasaannya
sehingga harus diberangus. Padahal, potensi pemuda mestinya
wajib dimediasi oleh pemerintah sebagai investasi kekuatan
jangka panjang dengan cara menyediakan media dan sarana bagi
pemuda untuk mengaktualisasikan dirinya sesuai kompetensinya
masing-masing. Totalitas perjuangan dan pengabdian pemuda
tergantung pada bagaimana mereka dididik dan dibesarkan pada
awal mulanya.
Last, wasiat Jenderal
Shalahuddin Al-Ayyubi, sang penakluk Yerusalem ini layak untuk
direnungkan bagi setiap pemuda yang menginginkan panji-panji
Islam bertebaran di muka bumi:
"Kini saatnya bagi kita untuk bangkit. Telah tiba saatnya
bagi kita bersama membuang selimut kemalasan. Saatnya sekarang
memanggil dan mengumpulkan mereka, laki-laki yang didalam
urat nadinya mesih mengalir darah keimanan. Kami yakin, segala
puji hanya bagi Allah Tuhan Seluruh Alam atas limpahan pertolongan-Nya
sehingga keikhlasan dan kesungguhan hati serta ibadah kepada-Nya
tetap terus berlangsung, Insya Allah orang kafir akan hancur,
dan iman serta kebenaran akan tegak menjulang". []
(Tulisan
Visioner ini Ditulis dalam rangka 'Second Islamic Book Fair'
Jakarta, Maret 2003)
|