MENJADI
HUMAS DALAM
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK)
Oleh : Doni Riadi
"Allah telah mengutus
seorang Rasul kepada kami yang kami ketahui nasab, kejujuran,
amnah dan kesucian dirinya. Ia menyeru kepada kami untuk mengesakan
dan menyembah-Nya dan meninggalkan persembahan kami kepada
batu dan patung. Ia menyeru kepad kami agar agar berkata jujur,
bertanggungjawab, menjalin ukhuwah, berbuat baik pada tetangga
dan melarang kami berbuat maksiat, berdusta, dan mengambil
harta anak yatim.
Ia jugamenyeru kepada kami untuk menegakkan sholat, berzakat,
dan berpuasa dan kami beriman karenanya..."
(Kata Ja'far bin Abu Thalib, kepada An-Najasyi Raja Habasyah
saat hujrah yang pertama)
Tanpa disadari oleh Ja'far,
bahwa karena narasinya itulah maka keindahan Islam kemudian
masih dapat dinikmati oleh seluruh ummat manusia kelak setelahnya.
Dalam cara pandang resume maka peran Ja'far inilah yang mencitrakan
seorang Public Relations officer atau Humas Rasulullah dalam
melakukan tugasnya, menyampaikan risalah kepada manusia.
DEFINISI PR / HUMAS
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha
yang sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan
untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi
dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni sekaligus
ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya,
memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan
melaksanakan program-program terencana yang dapat memenuhi
kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun
masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR)
merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu
yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan
rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga
mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya.
"Public Relations
is planned, persuasive communication designed to influence
significant public" (John E. marston "MODERN PUBLIC
RELATIONS", 1979).
Secara spesifik, definisi umum PR disimpulkan sebagai seni
(arts) dan gabungan dari disiplin ilmu manajemen, komunikasi,
psikologi, sosial dan marketing, untuk membentuk agar perusahaan
atau lembaga, nama dan produknya menjadi disukai dan dapat
dipercaya oleh publiknya. Dalam hubungannya dengan target
audience atau stakeholder (obyek dakwah) tersebut, dikenal
tiga tipe tentang apa yang disukai dan tidak disukai, yaitu
sbb :
a. Those who know you and like you (mengenal dan menyukai
Anda).
b. Those who know you and don't like you (mengenal dan tidak
menyukai Anda).
c. Those who neither you nor care you (tidak dikenal maka
tidak disukai).
Oleh karena itu dikatakan,
"Public Relations merupakan fungsi manajemen yang menilai
sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara
seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan
dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian,
pemahaman, dan dukungan dari publiknya" (Scott M. Cutlip
dan Allen H. Center " Efektif Public Relations",
1982).
Public Relations adalah
suatu proses yang kontinyu dari usaha manajemen untuk memperoleh
good will dan pengertian dari publik pada umumnya, termasuk
stake holder internal (pengurus Rohis). Ke dalam, mengadakan
perbaikan dan pembenahan melalui corporate culture building
(membangun budaya lembaga) berbentuk disiplin, motivasi, peningkatan
pelayanan dan produktivitas kerja yang diharapkan untuk terciptanya
sense of belonging terhadap lembaga. Sedangkan ke luar, berupaya
menciptakan kepercayaan dan citra lembaga (corporate image)
yang sekaligus memayungi dan mempertahankan citra produknya
(product image).
Pada hakekatnya makna
dari "hubungan masyarakat" (humas, kehumasan, public
relations) adalah prilaku atau sikap untuk menjadi tetangga
dan warga yang baik (to be a good neighbour and citizen).
URGENSI PR / HUMAS
Aktivitas public relations sehari-hari adalah menyelenggarakan
komunikasi timbal balik ( two way trafic communications )
antara lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan
saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan
tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, dsb, demi kemajuan
lembaga atau citra positif lembaga bersangkutan. Jadi, kegiatan
public relations tersebut sangat erat kaitannya dengan pembentukan
opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.
Dari segi inilah, Rohis
mengejawantahkan misi al 'amru wa nahyul munkar-nya. Hal tersebut
sekaligus menjadi landasan Rohis untuk -sebagaimana fungsi
humas umumnya- menunjukkan kekuatannya ( power of opinion
) dalam membentuk opini publik atau kita sebut dakwah.
Adapun proyek kerja Public
Relations Officer (PRO) , tidak terlepas dari pengabdiannya
demi kepentingan umum ( it should serve the public's interest
) atau dalam bahasa dakwah, 'untuk kepentingan umat'. Berkaitan
dengan Kode Etik Asosiasi Perhumasan Internasional (International
Public Relations Association Code of Cunduct) yang menegaskan
bahwa setiap PRO tidak dibenarkan untuk mengangkat suatu konflik
yang terjadi atau hal yang sengaja dipaparkan kepada publik
tanpa seizin dari mereka yang berkepentingan atau bersangkutan.
Sebaliknya, pihak PRO
tidak dibenarkan pula dengan sengaja untuk menutupi masalah
atau krisis yang tengah terjadi di lembaga yang bersangkutan
dengan cara mengelabui publik. Sehingga perlu diingat kunci
kerja seorang PR jika menghadapi situasi yang genting (crucial),
seperti timbul masalah, konflik, pertikaian, hingga terjadi
suatu krisis, maka fungsi dan tugas PRO adalah wajib untuk
menjelaskan secara jujur dan terbuka (open communication).
Hal tersebut dikarenakan
di satu pihak humas bertindak sebagai perantara (mediator).
Sedangkan di lain pihak, ia mempunyai tanggung jawab sosial
(social responbility) dan dalam menjalankan perannya harus
berlandaskan kejujuran, etika, dan moral yang tinggi sebagai
penyandang profesional public relations.
Dalam hal peran ganda
yang bersifat dilematik tersebut, public relations officer
berperan sebagai komunikator, mediator, persuador, organisator,
dan konsultan sering terjadi di tengah masyarakat dalam era
globalisasi penuh kompetitif sekarang ini. Dalam berbagai
situasi dan kondisi yang penuh tantangan, pihak PRO akan menghadapi
beban tugas yang cukup berat. Dalam iklim kompetitif tersebut
yang bersangkutan mempunyai fungsi pokok utama, yaitu bertindak
sebagai komunikator, mediator, kemudian bertindak sebagai
pendukung manajemen (back up management), dan tujuan akhirnya
adalah bagaimana memperoleh atau mempertahankan citra bagi
lembaga yang diwakilinya.
Mampukah PRO tersebut
bertanggung jawab langsung dan diberikan kesempatan yang lebih
luas (otonomisasi) untuk secara langsung membendung, menanggulangi
atau mengatasinya dalam upaya memulihkan (recovery image)
dan mempertahankan citra tersebut (maintenance of image) dengan
mengembalikan kepercayaan publik serta memulihkan krisis yang
terjadi.
Pekerjaan utama (inti) dari PR sebenarnya adalah Human Relation
(HR) yang bukan hanya sekedar hubungan antar manusia. Tetapi
lebih bersifat interaksi antara seseorang dengan orang lain,
memperhatikan orang lain, bersikap ramah dan jujur.
Jika setiap PRO (Public
Relations Officer) mempunyai human relations yang baik yang
mencerminkan sikap tersebut, dijamin akan membuat orang lain
yang dihadapinya senang dan puas. Hal ini akan memelihara
dan meningkatkan citra Lembaga Dakawah Kampus.
Dalam arti luas HR berarti
komunikasi yang persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam
semua bidang kehidupan sehingga menimbulkan kepuasan kedua
belah pihak.
Dalam arti sempit penekanan HR pada situasi kerja atau dalam
bidang organisasi (kelompok) bertujuan menggugah kegairahan
dan kegiatan bekerja, kerja sama yang produktif yang diwarnai
dengan rasa bahagia dan puas hati. Normat R.F. Meier mengemukakan:
"HR dapat berfungsi untuk menghilangkan rintangan-rintangan
komunikasi, mencegah salah pengertian dan mengembangkan segi
konstruktif sifat manusia".
TUJUAN DAN FUNGSI HUMAS
Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan kehumasan tergolong
dua golongan besar yaitu:
A. Komunikasi Internal (personil/anggota institusi)
· Memberikan informasi sebanyak dan sejelas mungkin
mengenai institusi.
· Menciptakan kesadaran personil mengenai peran institusi
dalam masyarakat.
· Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari
anggotanya.
B. Komunikasi Eksternal
(masyarakat)
· Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi.
· Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan
umumnya dan pendidikan khususnya.
· Motivasi untuk menyampaikan umpan balik.
Maksud dan tujuan yang terpenting dari PR adalah mencapai
saling pengertian sebagai obyektif utama. Pujian citra yang
baik dan opini yang mendukung bukan kita yang menentukan tetapi
feed back yang kita harapkan. Obyektif atau tujuan PR yaitu
"Pengertian". "The object of PR is not the
achievement of a favourable image, a favourable climate of
opinion, or favourable by the media". PR is about achieving
an UNDERSTANDING.
Tujuan utama penciptaan
pengertian adalah mengubah hal negatif yang diproyeksikan
masyarakat menjadi hal yang positif. Biasanya dari hal-hal
yang negatif terpancar: hostility, prejudice, apathy, ignorance.
Sedangkan melalui pengertian kita berusaha merubahnya menjadi:
sympathy, acceptance, interest dan knowledge.
Penelitian yang diadakan
oleh International Public Relations Association (IPRA) pada
tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas
masa kini meliputi 15 pokok yaitu:
· Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah
prilaku manusia.
· Membuat analisis "trend" masa depan dan
ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi.
· Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat
terhadap institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang
diperlukan institusi untuk mengatasinya.
· Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan
kebenaran dan informasi yang utuh.
· Mencegah konflik dan salah pengertian.
· Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung
jawab sosial.
· Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap
kepentingan umum.
· Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota,
pemasok dan konsumen.
· Memperbaiki hubungan industrial.
· Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota
serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi.
· Memasyarakatkan produk atau layanan.
· Mengusahakan perolehan laba yang maksimal.
· Menciptakan jadi diri institusi.
· Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun
internasional.
· Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi.
Dalam mengemban fungsi
tersebut maka jenis-jenis pekerjaan PR adalah sebagai berkut
:
· Menulis (artikel, pamflet, press release)
· Produksi Cetakan/distribusi/promosi (stiker, buletin,
poster)
· Produksi film atau audiovisual
· Produksi display/ perkenalan
· Iklan
· Hubungan komunikasi dengan media, radio, TV
· Konfrensi dan Pertemuan Publik
· Hubungan Parlementer
· Hubungan dengan pemerintah
· Hubungan dengan kelompok interest tertentu
· Hubungan dengan industri dan komersial
· Hubungan komunitas
· Hubungan internasional
· Hubungan dengan pekerja
· Hubungan dengan donatur
· Survey atau penelitian ummat
· Komunikasi dari publik ke kinerja organisasi
· Merencanakan, menganggar and mengatur program kerja
PR
· Formulasi kebijakan PR
· Yang paling modern yaitu Teknologi Informasi seperti
internet, intranet, e-mail, homepage (berandawarta), FTP,
IRC, DLL
Sebagai penutup, beberapa
hal berikut ini layaku ntuk diketahui oleh seorang Humas LDK
dalammenjalankan perannya adalah :
1. Penguasaan dien
2. Penguasaan LDK dan segala pernak-perniknya
3. Pengetahuan stakeholder LDK
4. Komunikasi Efektif
5. Komunikasi dalam Organisasi
6. Penguasaan teknis komputerisasi (Grafis, dll)
7. Metodologi polling
8. Kemampuan jurnalistik (menulis, dokumentasi, fotografi)
9. Internet.
(Tulisan
ini Disampaikan dalam Pembekalan Kehumasan UKM Rohis Politeknik
Negeri,
Semarang 11 Juni 2002)
|