SOAL-SOAL AKM

 

Di tahun 2021, Ujian Nasional akan diganti menjadi Asesmen Nasional yang mengukur tiga komponen utama yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Menurut menteri Nadiem, AKM menjadi tolak ukur penilaian yang lebih komprehensif untuk mengukur kemampuan minimal siswa. AKM sendiri akan terdiri dari tes kemampuan literasi dan numerasi.

Tujuan pembuatan Asesmen Literasi Membaca adalah untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat menyelesaikan masalah serta mengembangkan kapasitas individunya supaya bisa berkontribusi secara produktif di Indonesia maupun dunia. Sementara itu, Asesmen Numerasi berguna untuk mengukur kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika. Hampir sama seperti Asesmen Literasi Membaca, penyelengaraan Asesmen Numerasi bermanfaat untuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan.

Komponen AKM

Untuk menjelaskan mengenai komponen dari Asesmen Literasi Membaca dan Numerasi, Kemendikbud membaginya berdasarkan 3 hal. Berikut ini merupakan penjabarannya.

  1. Berdasarkan konten, Asesmen Literasi Membaca menguji beberapa teks yang bersifat informasi maupun fiksi. Sementara itu, Asesmen Numerasi menguji bilangan, geometri dan pengukuran, data dan ketidakpastian, serta aljabar.
  2. Proses kognitif Dalam komponen Asesmen Literasi Membaca berbasis proses kognitif, kompetensi murid diuji untuk menemukan informasi, menginterpretasi dan mengintegrasikan isi teks, serta mengevaluasi dan merefleksikan isi teks dengan konteks lain di luar teks. Di sisi lain, Asesmen Numerasi melibatkan proses pemahaman konsep, kemampuan penerapan konsep untuk masalah rutin, serta bernalar menyelesaikan masalah non rutin. Baca juga: Guru, Terapkan Making Connection untuk Tingkatkan Literasi Siswa
  3. Konteks. Untuk komponen Asesmen Literasi Membaca dan Numerasi berdasarkan konteks, soal untuk peserta akan mengangkat konteks personal, sosial budaya, dan saintifik.

Ragam Soal AKM

Soal AKM ini akan sangat berbeda dengan soal UN, sehingga siswa dan guru harus lebih menyiapkan diri. Berikut ini merupakan 5 bentuk soal AKM.

  1. Pilihan ganda: memilih satu jawaban benar dari tiap soal.
  2. Pilihan ganda kompleks: memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal.
  3. Menjodohkan: menjawab dengan menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
  4. Isian singkat: menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
  5. Uraian: menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

ASESMEN NASIONAL (AN)

Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan bahwa hal ini bukan hanya sebagai pengganti daripada UN dan USBN, tetapi juga sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan. Asesmen Nasional tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

“Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil asesmen nasional ini kemudian menjadi cermin untuk kita bersama-sama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia,” ucap dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/10/2020) lalu.

 

BAGAIMANA DENGAN BIMBEL AKM?

Dalam kesempatan yang sama, Mendikbud Nadiem Makarim kembali menekankan siswa tidak perlu melakukan bimbingan belajar (bimbel) untuk mengikuti asesmen nasional.

"Waktu saya dengar banyak keluar bimbel-bimbel AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), saya rasa saya harus segera klarifikasi," ujar Nadiem.

"Untuk orang tua mohon disampaikan, tidak ada keperluan apapun untuk melakukan persiapan untuk murid-muridnya melakukan AKM. Seperti dibilang tadi, nggak semua angkatan akan ambil AKM. Cuma sebagian," imbuhnya.