----- Original Message -----

From: Jusuf Achmad

To: [email protected]

Sent: Sunday, October 17, 2004 2:34 AM

Subject: RE: Jadikan Tuhan menjadi tempat berlindung satu-satunya (2)

 

Dengan Nama Allah Maha Pemurah Maha Penyayang - Greetings with Love and Light from the One Infinite Creator

 

Hamas61 wrote:

 

Inilah terjemahan ayat 67/3 tersebut seharusnya dalam bahasa Indonesia.

“(DIA-lah) yang menciptakan tujuh planet (di atas orbit Bumi)
bertingkat-tingkat, tiadalah yang engkau lihat dari ciptaan Arrahman itu
yang tertinggal (dari gerak orbitnya), maka ulanglah pemandangan itu
kembali, adakah dari (planet itu) yang terseret?”

Kalaupun saya tidak bisa menterjemahkan secara leterlik "tujuh planet",  tiada yang cacat dalam ketidak mampuan saya, begitu pula dengan penafsiran anda.  Penafsiran terjemahan di atas tetap sama, malah lebih menguatkan konsep: "Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya".  Ayat di atas menarik perhatian kita kepada kesempurnaan dari ciptaan-ciptaanNya yang sangat makro untuk selanjutnya mengantar pemahaman kita terhadap kesempurnaan dari ciptaan-ciptaanNya yang mikro. 

 

Justru yang makro itu lebih jelas kelihatan kesempurnaanya secara fisik, seperti konsistensi peredaran planet-planet mengitari matahari, bulan-bulan mengitari planetnya masing-masing (selama matahari kita belum meledak tentunya), peredaran bintang-bintang dan galaksi-galaksi.  Pendeknya kelihatannya Alam Semesta ini sempurna, merefleksikan kesempurnaan Sang Maha Pencipta (namun itupun tidak abadi, bintang / galaksi bisa meledak/hancur/bertabrakan - hanya Dia yang abadi).  Pada sosok manusia banyak sekali keterbatasannya, justru yang sulit bagaimana kita bisa melihatnya sebagai tanpa cacat?  Bagaimana kemanapun kita memandang (kebarat atau ketimur) yang kelihatan hanya "WajahNya", yang kelihatan hanya kesempurnaan - tidak ada nampak ada yang cacat.

 

Sang Maha Pencipta yang Maha Sempurna mana mungkin menciptakan suatu ciptaan yang cacat?  Kalau kita yang terbatas ya maklum saja adanya.  Jojon yang kelihatan sangat lugu di acara TV adalah "sempurna" karena tujuannya untuk melucu / memberi hiburan (tentunya tidak cocok untuk pembaca berita).  Kita semua yang banyak keterbatasannya "sempurna" karena kita sedang mengenal/menjalani/mengapresiasi arti dari alam keterbatasan ini - lawan dari alam ketakberhinggaan tempat kita semua berasal dulu dan tempat kita semua berpulang nanti (Selanjutnya lihat:  http://www.geocities.com/jachmad/2004-07-12-ArtiKehidupan.htm).  

 

Terima kasih atas terjemahan yang "mencerahkan", "Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya".

 

May we always be in peace,

 

Jusuf Achmad

 

PS: selama bulan puasa saya menghindari banyak menulis (dan seharusnya demikian pula di bulan-bulan lainnya) mohon maklum kalau saya lambat/tidak menjawab.

 


From:  hamas61@c...
Date:  Sat Oct 16, 2004  1:19 am
Subject:  Re: <Islam_liberal> RE: Jadikan Tuhan menjadi tempat berlindung satu-satunya (2)

 

Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya (saduran permulaan Surah Al-Mulk).

Kalimat di atas seringkali dinyatakan dalam tulisan-tulisan Jusuf Achmad
sehingga bisa saya duga bahwa kalimat inilah yang menjadi konsep
pemahamannya terhadap ALLAH SWT. Jusuf ini tidak mau (saya kira dia
sengaja) menyebutkan ayat berapa yang dia maksud, hanya ditulis “saduran
permulaan”, tetapi saya pikir yang dimaksudkannya adalah Surat Al-Mulk
ayat 3.

Namun dari sekian banyak tulisan-tulisannya yang dimuat di milis ini, saya
berpikir bahwa Jusuf ini bahkan tidak memahami apa yang dia tulis
tersebut. Dirinya berada dalam keadaan terombang-ambing karena
pemahamannya yang minim terhadap Alquran. Lalu dia mencoba untuk mencari
jawabannya kepada hukum taghut.
Tapi itu adalah haknya.

Hanya saja saya tergerak ( setelah berhari-hari mengamati
tulisan-tulisannya) untuk menyampaikan yang saya yakini kebenaran maksud
Surat Al-Mulk (67) ayat 3 yang dengan seenaknya diterjemahkan oleh Jusuf
dengan “tiada cacat dalam ciptaan-ciptaanNya”.

Inilah terjemahan ayat 67/3 tersebut seharusnya dalam bahasa Indonesia.

“(DIA-lah) yang menciptakan tujuh planet (di atas orbit Bumi)
bertingkat-tingkat, tiadalah yang engkau lihat dari ciptaan Arrahman itu
yang tertinggal (dari gerak orbitnya), maka ulanglah pemandangan itu
kembali, adakah dari (planet itu) yang terseret?”

Apakah Sdr. Jusuf ini mengerti terjemahan Alquran?
Adalah hak anda untuk menyampaikan tulisan-tulisan atau
pemahaman-pemahaman anda, tetapi janganlah mencampur adukkan
potongan-potongan ayat-ayat Alquran dengan ajaran-ajaran lain yang anda
sampaikan.

Hamas61

 

Hosted by www.Geocities.ws

1