-----
Original Message -----
From: Jusuf
Achmad Sent: Wednesday, October 13, 2004 11:10
AM Subject: Spirituality and Extraterrestrial
Beings - Astronaut Cooper Dies-Believed in UFOs Greetings with Love and Light from the One Infinite Creator Almarhum astronaut Gordon Cooper mengatakan didepan PBB
ditahun 1985 bahwa ia percaya UFO: "I believe that these extraterrestrial vehicles and
their crews are visiting this planet from other planets, which obviously are a
little more technically advanced than we are here on Earth". "I feel
that we need to have a top-level, coordinated program to scientifically collect
and analyze data from all over the Earth concerning any type of encounter, and
to determine how best to interface with these visitors in a friendly
fashion." Siapakah
mereka itu? Mengapa mereka tidak mau terang-terangan menemui kita? Apakah
hubungannya mereka dengan manusia, jin malaikat, setan, iblis dan Tuhan
sendiri? Apakah keberadaan mereka didukung Kitab-kitab suci? Apakah mereka yang
dalam mitologi disebut sebagai para dewa? Mengenali
mereka sebenarnya mengenali diri kita sendiri, "yang mengenali dirinya,
mengenali Tuhannya". Mengenali mahluk-mahluk di Alam Semesta berarti
kita mengenali lebih jauh ciptaan-ciptaanNya. Mengenal Alam Semesta berarti
mengenal Sang Maha Pencipta itu sendiri (bukankah ini tujuan KKAS?). Dijaman
kejayaan Mesir Kuno mereka telah biasa mengadakan kontak dengan manusia, begitu
pula di dalam kejayaan negeri-negeri Hindustan. Mereka begitu superiornya
dimata manusia umumnya sehingga mereka dianggap sebagai Dewa-Dewi. Oleh
karena kehadiran mereka justru menghambat perkembangan spiritual manusia
umumnya (mendewakan berarti anti-tauhid), mereka untuk sementara memutuskan
hanya mengadakan kontak secara "tersembunyi", namun ada juga
kelompok-kelompok tertentu yg "bandel" yang dari waktu ke waktu
melakukan "penampakan". Menurut
penafsiran saya melalui Surah Ar-Rahman (lihat: http://www.geocities.com/jachmad/2004-07-17-TerciptanyaManusia-AkhirZaman1.htm
), mereka adalah Manusia dan Jin yang telah masuk surga mereka
masing-masing. Mereka berasal dari mahluk seperti kita manusia dan mahluk
density-3 lainnya yang berada diseluruh Alam Semesta, umumnya masih berasal
dari galaksi Bima Sakti ini juga (di galaksi ini saja ada kurang lebih 100
Milyar bintang). Namun
mereka hidup di density-4 ke atas, oleh karena itu tidak kasat mata.
Untuk bisa kasat mata mereka harus melakukan "shifting" dulu ke
density-3 ini. Di density-4 ke atas mereka bisa melakukan perjalanan jauh
lebih cepat dari kecepatan cahaya dengan mudah karena konsep ruang-waktu nya
sudah tidak sama dengan alam density-3 ini. Bumi sekarang dalam keadaan
yg sangat awal dari alam Density-4, namun pengaruh alam density-3 masih
dominan, relatif tidak lama lagi Bumi akan masuk alam density-4 positif penuh. [yg
belum siap hidup di dunia baru dan langit baru ini harus "mengungsi"
ke planet lain untuk melanjutkan pelajaran mereka masing-masing. Ada juga
yg masuk "neraka" tapi krn chaos adalah makanan sehari-hari mereka
sekarang, mereka sangka mereka masuk "surga" padahal mereka
berkumpul dengan jiwa-jiwa yg senangnya chaos melulu. Melanjutkan pelajaran
dengan saling membuat chaos beratus juta tahun sampai akhirnya mereka juga
menerima kepasrahan sebagai jalan kembali kepadaNya, namun kita selalu ingat
"Tiada yg cacat dlm ciptaan-ciptaanNya" saduran permulaan Surah
Al-Mulk]. Pelajaran
density-3 ibarat harus melalui tingkat TK sampai SMU. Pelajaran bagi
manusia sampai SMP sama, belum ada penjurusan. Di SMU mulai ada
penjurusan IPA dan IPS, Jalur Manusia dan Jalur Jin (lihat Surah
Ar-Rahman penciptaan manusia disebutkan dua kali). Di Universitas ada
Fakultas Exakta dan Non-Exakta, lalu ada jenjang S1 dan S2 dan inilah analogi
dari Density-4 positif dan Density-5 positif serta Density-4 negatif dan
Density-5 negatif. Di density-6 pelajarannya bergabung lagi, analoginya
semua jurusan bisa ambil S3 Filsafat (Iblis masuk D3 yg nggak jelas
kurikulumnya kali ya....jangan sinis begitu donk). Al-Quran
adalah buku pegangan untuk tingkat TK sampai SMU, ada sedikit pelajaran
Universitas keatas. Pelajaran ditingkat bawah "Setan adalah musuhmu
yang nyata" sedangkan ditingkat atas "Tiada yg cacat dalam
ciptaan-ciptaanKu". Ketika Bumi masuk Density-4 penuh artinya sudah
"kiamat" maka harus ada "buku pegangan baru"
untuk pelajaran S1 di Universitas, sementara ini ya masih berlaku (sebenarnya
pelajaran di Universitas ditingkat sangat awal sudah ada sekarang dan bisa di
akses bagi yg sudah siap tentunya, kalau baca pelajaran SMU saja sudah pusing
tidak perlulah ngotot ingin pelajaran yg lebih tinggi, selesaikan dulu
pelajaran yg kita hadapi sekarang, seperti bagaimana berbuat kebajikan yg pas
(cakra ketiga - warna kuning - cakra kecerdasan/akal/iq-eq-sq), tidak
berlebihan tidak juga berkekurangan). Kalau
mereka sudah biasa berbuat kebajikan dan punya teknologi super seperti yg
dideskripsikan dalam Ar-Rahman yang mempunyai pesawat ruang angkasa yg
berkilometer besarnya (saduran), mengapa mereka tidak membantu saudara-saudara
mereka yang mati kelaparan di Afrika, mencegah penganiayaan di Bosnia, mencegah
Amerika menyerang Irak dstnya-dstnya? Karena ini adalah PR manusia yg ada
di density-3 ini, bukan pelajaran mereka lagi. Bukan hak dan kewajiban
mereka menyelesaikan PR tersebut, namun kita bisa meminta tips-tips pengerjaan
PR tersebut, malah memberi bantuan secara tidak langsung ini menjadi salah
satu tugas utama mereka yang juga berguna dalam menyelesaikan
pelajaran-pelajaran mereka sendiri. Mempromosikan
Fakultas masing-masing kepada yang telah duduk di bangku SMU adalah tugas utama
mereka . Saking ketatnya persaingan maka keluar pula jurus-jurus yg
namanya "negative campaign", lalu iming-iming surga yg berlebihan
serta menakut-nakuti kalau salah pilih jurusan bisa masuk neraka
dsbnya. Jadi wakil-wakil dari masing-masing Fakultas sibuk mempromosikan
kehebatan pihaknya masing-masing, yg masih di TK dan SMP pun tidak mau ketinggalan
ingin cepat-cepat masuk SMU agar bisa cepat masuk Universitas, padahal tidak
ada yg namanya jalan pintas dan sebagian besar manusia masih di SMP ke bawah. Jalur
Manusia disebut aliran Wisnu dan jalur Jin disebut aliran Syiwa dalam ajaran
Hindu. Manusia tambah bingung melihat mahluk-mahluk yang superior
ini, lalu malah mendewakan mereka. Lalu diambil kompromi bagaimana kalau
kedua pihak tidak muncul ke Bumi secara kasat mata dan wakil-wakil yg
turun ke Bumi mempromosikan kedua Fakultas sekaligus, jadi sebisa-bisanya
wakilnya yg turun harus dari Density-6, membawa agama Tauhid. Itulah yang
terjadi dengan ajaran-ajaran dari Timur Tengah, ajaran reinkarnasi pun untuk
sementara ditangguhkan (Yg istimewa justru Nabi Isa hanya dari Density-4
positif, jalur Manusia). Dalam Law of One,
suatu hasil channeling, http://www.llresearch.org/transcripts/issues/1981/1981_0120_book_1.htm,
tertulis: Questioner: Could you tell us something of your
historical background and your contact with earlier races on this planet? Then
we would have something to start with. Ra: I am Ra. We are aware that your
mind/body is calculating the proper method of performing the task of creating a
teach/learning instrument........In the Eighteenth Dynasty, as it is known in
your records of space/time distortions, we were able to contact a pharaoh, as
you would call him. The man was small in life-experience on your plane and was
a … what this instrument would call, Wanderer. Thus, this mind/body/spirit
complex received our communication distortions and was able to blend his
distortions with our own. This young entity had been given a vibratory complex
of sound which vibrated in honor of a prosperous god, as this mind/body
complex, which we call instrument for convenience, would call “Ammon.” The
entity decided that this name, being in honor of one among many gods, was not
acceptable for inclusion in his vibratory sound complex. Thus, he changed his
name to one which honored the sun disc. This distortion, called “Aten,” was a
close distortion to our reality as we understand our own nature of
mind/body/spirit complex distortion. However, it does not come totally into
alignment with the intended teach/learning which was sent. This entity,
Ikhnaton, became convinced that the vibration of One was the true spiritual
vibration and thus decreed the Law of One. However, this entity’s
beliefs were accepted by very few. His priests gave lip service only, without
the spiritual distortion towards seeking. The peoples continued in their
beliefs. When this entity was no longer in this density, again the polarized
beliefs in the many gods came into their own and continued so until the one
known as Mohammed delivered the peoples into a more intelligible distortion
of mind/body/spirit relationships. Do you have a more
detailed interest at this time? --------------------------------------------------- Jadi
Al-Quran termasuk pelajaran baik untuk Jalur Manusia maupun Jin.
Terserah manusia mau ambil jalur mana, "Tiada paksaan dalam
agama". Diluar kedua jalur itu pun boleh saja, tentu dengan
menanggung segala konsekuensinya. Segala perbuatan kita pasti ada
konsekuensinya. Bagi yang
telah/akan lulus SMU kami ucapkan selamat masuk Universitas semoga sukses
selalu dan bagi belum nanti ada masanya semua akan masuk Universitas. Tiada
yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya. May we
always be in peace, Jusuf
Achmad. Message: 8 Subject: Astronaut Cooper Dies-Believed in UFOs
Date: Mon, 11 Oct 2004 12:08:24 -0700 (PDT)
From: di
Astronaut Gordon Cooper died on Monday, Oct. 4 at the age of 77. Cooper was one
of the few astronauts to speak openly about his belief in a UFO coverup. He
said, "For many years I have lived with a secret, in a secrecy imposed on
all specialists and astronauts. I can now reveal that every day, in the USA,
our radar instruments capture objects of form and composition unknown to
us." In 1985, Cooper told the United Nations, "I believe that these
extraterrestrial vehicles and their crews are visiting this planet from other
planets, which obviously are a little more technically advanced than we are
here on Earth. "I feel that we need to have a top-level, coordinated
program to scientifically collect and analyze data from all over the Earth
concerning any type of encounter, and to determine how best to interface with
these visitors in a friendly fashion."