Bagian 1 & 2

 

----- Original Message -----

From: Jusuf Achmad

To: [email protected] ; [email protected] ; [email protected] ; [email protected]

Sent: Tuesday, October 12, 2004 4:16 AM

Subject: Jadikan Tuhan menjadi tempat berlindung satu-satunya (2)

 

Dengan Nama Allah Maha Pemurah Maha Penyayang - Greetings with Love and Light from the One Infinite Creator

 

[Berbeda dengan jalur Jin, jalur Manusia mempunyai spektrum yang lebih lebar dalam kemampuannya merefleksikan sifat-sifat Tuhan.  Jalur Manusia merefleksikan baik sisi Jalal/Maskulin maupun sisi Jamal/Feminin Tuhan, namun demikian di jalur Manusia sisi Jamal/Feminin Tuhan harus direfleksikan lebih dominan sesuai dengan "RahmatKu meliputi segala sesuatu".  Dalam bagian ini saya akan berusaha menulis ke arah ini, Insya Allah]

 

Apakah ketika kita minta tolong dokter gigi menambal lubang gigi kita, artinya kita meminta pertolongan dari selain Tuhan?   Apakah ketika kita mengandalkan para petani untuk memenuhi kebutuhan pangan kita sehari-hari, artinya kita mengandalkan wujud selain Tuhan?  Apakah ketika kita bertumpu kepada majikan kita atas gaji bulanan untuk menghidupi keluarga kita, artinya kita bertumpu pada wujud selain Tuhan?  Apakah ketika kita bertanya atau berkonsultasi kepada ulama atau seseorang mengenai masalah spiritual, artinya kita tidak menjadikan Tuhan sebagai tempat berlindung satu-satunya? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan serupa.

 

Jadi apakah mustahil menjadikan Tuhan sebagai tempat berlindung satu-satunya?  Disinilah letak kedewasan spiritual kita, dan disini pulalah mengapa disebut kesadaran "Tauhid Sejati" tidak bisa ditawar-tawar sebagai prasyarat untuk dapat melanjutkan perjalanan spiritual tahap berikutnya (dalam Islam menduakan Tuhan adalah suatu yang "tidak bisa dimaafkan").

 

Kalau kita mampu "menghadapkan kemana saja dan yang terlihat hanya wajahNya" [1] maka Tuhan sebagai tempat berlindung satu-satunya menjadi kenyataan.  Wajah dokter, petani, majikan, ulama bisa kita lihat sebagai "wajah Tuhan".  Walaupun kita tahu mereka bukan Tuhan sesungguhnya, kita telah mengerti betul bahwa Tuhan ada dimana-mana tapi sekaligus sangat tersembunyi (Gaib).  Lebih jauh lagi wajah pihak-pihak yang menyusahkan kita pun bisa kita lihat sebagai "wajahNya".  Oleh karena merekapun berjasa dalam meningkat ruhani/kesadaran kita, mereka kita anggap sebagai lawan tanding kita - tanpa mereka kita sulit maju.  Hal ini baru bisa terjadi kalau dalam keseharian, kita yakin bahwa "Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya" [2].  Oleh karena semua tanpa cacat, kita dengan mudah dapat mencintai semua tanpa pamrih dalam keseharian kita. Oleh karena itu pula kita tidak ada kekhawatiran maupun kesedihan atas diri kita semua (saduran Al-Quran 2:112).  Singkatnya kita telah berada dalam surga di dunia ini juga [1].  Kita bisa melihat dan merasakan Semua itu sebagai Satu adanya.  Tiada tuhan selain Allah.

 

Kita dapat "melihat dan merasakan"  tidak ada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya (pandangan non judgmental) kalau mata hati kita telah terbuka, kalau kita telah mengerti tujuan kita ada di alam ini, dari mana kita berasal dan hendak ke mana kita semua menuju (Lihat: http://www.geocities.com/jachmad/2004-07-12-ArtiKehidupan.htm dan http://www.geocities.com/jachmad/2004-07-02-TheMeaningOfLife.htm ).  Sedikit banyak kita telah mengenali diri kita sesungguhnya, sedikit banyak kita telah mengenali Tuhan.  Kita tidak termasuk orang-orang yang menjadikan hamba-hambaNya sebagai pelindung serta tidak pula mengingkari pertemuan denganNya di dunia ini juga [3].  Sebaliknya kita dapat menikmati solat (meditasi atau apapun namanya) secara esensi dimana kita biasa "bertemu" dengan yang "RahmatNya meliputi segala sesuatu" lalu kedamaian luar biasa / kecintaan tanpa pamrih kepada semua turun kepada diri kita dan menyebar dengan sendirinya kesekeliling kita. 

 

Memang kita sadar pula bahwa tidak semua manusia dapat mencapai kesadaran ini di akhir zaman ini.  "Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya", cepat atau lambat semua ciptaan-ciptaanNya akan bertemu kembali dengan KhalikNya. Ini cuma masalah waktu, namun waktu sesungguhnya sangat nisbi (relatif).  Ketika kita semua telah kembali ke alam ketakberhinggan, ruang dan waktu sudah tidak relevan.  Jadi pada saat itu sudah tidak relevan pula siapa yang lebih dulu sampai dan siapa yang belakangan sampai kepadaNya.  Semua itu Satu adanya. Tiada tuhan selain Allah.

 

May we always be in peace,

 

Saudaramu: Jusuf Achmad.

 

Website: http://www.geocities.com/jachmad/

 

[1] Saduran Al-Quran 2:115 dan ayat-ayat sebelumnya yang mengutarakan ciri-ciri orang yang berhak masuk surga atau sebaliknya:

 

http://www.kuran.gen.tr/html/indonesia/002.php3

111. Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".

112. (Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

113. Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.

114. Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.

115. Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

 

[2] Saduran permulaan Al-Mulk:

 

http://www.kuran.gen.tr/html/indonesia/067.php3

67-AL-MULK

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.

[3] Saduran bagian akhir Surah Al-Kahfi:

 

http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/018.qmt.html

102. Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahanam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.

103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"

104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

105. Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.

 


Bagian 1


Dengan Nama Allah Maha Pemurah Maha Penyayang - Greetings with Love and Light from the One Infinite Creator

 

Seorang Nabi walaupun bagaimana kuatnya tingkat ruhaniahnya tidak akan mengajarkan dirinya menjadi sebagai tempat berlindung.  Sebaliknya selalu dengan gigih mengajarkan bahwa hanya Tuhan lah tempat berlindung satu-satunya bagi kita semua.    Sepeninggalanya "Sang Guru" umatnyalah yang senantiasa secara sadar tidak sadar menciptakan "Seekor Anak Sapi" sebagai sembahan atau tempat berlindung.  Ini umumnya disebabkan karena Tuhan dianggap terlalu jauh adanya nun di langit sana, sulit dijangkau, sulit didekati, sulit ditemui (anggapannya: birokrat yg punya kuasa sedikit saja sulit ditemui, apalagi Tuhan).

 

Oleh karena itu Rasullah saw wanti-wanti untuk bisa terhindar dari "Dajjal" (konsentrasilah sosok yang ada di diri, bukan yang ada diseberang lautan) diakhir zaman agar membaca/menelaah/mencermati sepuluh ayat pertama dan terakhir Surah Al-Kahfi.  Point yang terpenting dalam sepuluh ayat pertama adalah (saduran): Jangan mengatakan Tuhan mengangkat seorang anak "emas" didunia ini sekarang. Ditambahkan kata "emas" dan "didunia ini sekarang" agar lebih jelas artinya dan menjadikan sikon cocok untuk keadaan kita sekarang.  Jika ada seorang anak emas Tuhan didunia ini sekarang maka anggapannya adalah hanya melalui dia karunia Tuhan bisa turun, sehingga dia kita jadikan juru selamat - dia kita jadikan tempat tempat berlindung selain Tuhan.  Sadar tidak sadar memang umat manusia umumnya suka membuat "Seekor Anak Sapi" (Surah Al-Baqarah menjadi surat yang terpanjang bukan tanpa sebab).  "Seekor Anak Sapi" bisa berwujud seseorang, suatu institusi atau bentuk lainnya.

 

Lebih jauh dalam sepuluh ayat terakhir jelas-jelas disebutkan (saduran) "Jangan menjadikan hamba-hambaKu sebagai pelindung selain Aku" dan tentunya dalam Al-Fatihah "Hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan" (hanya Allah tempat berlindung).  Wujud Isa yang kita anggap sudah turun atau yang akan turun tidak lebih sebagai hambaNya juga, juru selamat sejati hanya Tuhan yang ada dalam diri kita masing-masing.  "Sang Guru" selalu dengan gigih mengajarkan bahwa hanya Tuhan lah tempat berlindung satu-satunya bagi kita semua, waspadalah terhadap yang mengajarkan sebaliknya.

 

Selanjutnya dalam ayat 105, kita diarahkan agar dapat menemuiNya didunia ini juga.  Anggapan kemustahilan dapat menemuiNya didunia inilah yang menjadikan kita mengandalkan hambaNya (juru selamat) sebagai penolong utama untuk dapat menemuiNya.  Padahal "Sang Guru" selalu mengajarkan kita bahwa kita baru bisa menemuiNya di dunia ini juga kalau kita betul-betul yakin bahwa hanya Tuhan lah sebagai satu-satunya penolong, satu-satunya tempat berlindung.   "Hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan".

 

Namun demikian "Tidak ada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya" (saduran permulaan Al-Mulk).  Murid SMP tidak mungkin kita harapkan bisa langsung masuk Universitas (pemisalan Surga tingkat pertama), suatu yang sangat alamiah, tidak ada yang cacat.  Pada saatnya semua akan masuk Universitas.  Pada saatnya kita semua akan kembali kepada yang Satu.

 

May we always be in peace,

 

Jusuf Achmad.

 


 

http://www.kuran.gen.tr/html/indonesia/018.php3

 

18-AL-KAHFI

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;

2. sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,

3. mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.

4. Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: "Allah mengambil seorang anak".

5. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.

6. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an).

7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

8. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.

9. Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?

10. (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".


------------------------


101. yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku, dan adalah mereka tidak sanggup mendengar.

102. Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahanam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.

103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"

104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

105. Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.

106. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.

107. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,

108. mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.

109. Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).

110. Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".

 

http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/018.qmt.html

In the name of Allah, the Compassionate, the Merciful.

018.001
YUSUFALI: Praise be to Allah, Who hath sent to His Servant the Book, and hath allowed therein no Crookedness:
PICKTHAL: Praise be to Allah Who hath revealed the Scripture unto His slave, and hath not placed therein any crookedness,
SHAKIR: (All) praise is due to Allah, Who revealed the Book to His servant and did not make in it any crookedness.

018.002
YUSUFALI: (He hath made it) Straight (and Clear) in order that He may warn (the godless) of a terrible Punishment from Him, and that He may give Glad Tidings to the Believers who work righteous deeds, that they shall have a goodly Reward,
PICKTHAL: (But hath made it) straight, to give warning of stern punishment from Him, and to bring unto the believers who do good works the news that theirs will be a fair reward,
SHAKIR: Rightly directing, that he might give warning of severe punishment from Him and give good news to the believers who do good that they shall have a goodly reward,

018.003
YUSUFALI: Wherein they shall remain for ever:
PICKTHAL: Wherein they will abide for ever;
SHAKIR: Staying in it for ever;

018.004
YUSUFALI: Further, that He may warn those (also) who say, "Allah hath begotten a son":
PICKTHAL: And to warn those who say: Allah hath chosen a son,
SHAKIR: And warn those who say: Allah has taken a son.

018.005
YUSUFALI: No knowledge have they of such a thing, nor had their fathers. It is a grievous thing that issues from their mouths as a saying what they say is nothing but falsehood!
PICKTHAL: (A thing) whereof they have no knowledge, nor (had) their fathers, Dreadful is the word that cometh out of their mouths. They speak naught but a lie.
SHAKIR: They have no knowledge of it, nor had their fathers; a grievous word it is that comes out of their mouths; they speak nothing but a lie.

018.006
YUSUFALI: Thou wouldst only, perchance, fret thyself to death, following after them, in grief, if they believe not in this Message.
PICKTHAL: Yet it may be, if they believe not in this statement, that thou (Muhammad) wilt torment thy soul with grief over their footsteps.
SHAKIR: Then maybe you will kill yourself with grief, sorrowing after them, if they do not believe in this announcement.

018.007
YUSUFALI: That which is on earth we have made but as a glittering show for the earth, in order that We may test them - as to which of them are best in conduct.
PICKTHAL: Lo! We have placed all that is on the earth as an ornament thereof that We may try them: which of them is best in conduct.
SHAKIR: Surely We have made whatever is on the earth an embellishment for it, so that We may try them (as to) which of them is best in works.

018.008
YUSUFALI: Verily what is on earth we shall make but as dust and dry soil (without growth or herbage).
PICKTHAL: And lo! We shall make all that is thereon a barren mound.
SHAKIR: And most surely We will make what is on it bare ground without herbage.

018.009
YUSUFALI: Or dost thou reflect that the Companions of the Cave and of the Inscription were wonders among Our Sign?
PICKTHAL: Or deemest thou that the People of the Cave and the Inscription are a wonder among Our portents?
SHAKIR: Or, do you think that the Fellows of the Cave and the Inscription were of Our wonderful signs?

018.010
YUSUFALI: Behold, the youths betook themselves to the Cave: they said, "Our Lord! bestow on us Mercy from Thyself, and dispose of our affair for us in the right way!"
PICKTHAL: When the young men fled for refuge to the Cave and said: Our Lord! Give us mercy from Thy presence, and shape for us right conduct in our plight.
SHAKIR: When the youths sought refuge in the cave, they said: Our Lord! grant us mercy from Thee, and provide for us a right course in our affair.

---------------------------

018.101
YUSUFALI: (Unbelievers) whose eyes had been under a veil from remembrance of Me, and who had been unable even to hear.
PICKTHAL: Those whose eyes were hoodwinked from My reminder, and who could not bear to hear.
SHAKIR: They whose eyes were under a cover from My reminder and they could not even hear.

018.102
YUSUFALI: Do the Unbelievers think that they can take My servants as protectors besides Me? Verily We have prepared Hell for the Unbelievers for (their) entertainment.
PICKTHAL: Do the disbelievers reckon that they can choose My bondmen as protecting friends beside Me? Lo! We have prepared hell as a welcome for the disbelievers.
SHAKIR: What! do then those who disbelieve think that they can take My servants to be guardians besides Me? Surely We have prepared hell for the entertainment of the unbelievers.

018.103
YUSUFALI: Say: "Shall we tell you of those who lose most in respect of their deeds?-
PICKTHAL: Say: Shall We inform you who will be the greatest losers by their works?
SHAKIR: Say: Shall We inform you of the greatest losers in (their) deeds?

018.104
YUSUFALI: "Those whose efforts have been wasted in this life, while they thought that they were acquiring good by their works?"
PICKTHAL: Those whose effort goeth astray in the life of the world, and yet they reckon that they do good work.
SHAKIR: (These are) they whose labor is lost in this world's life and they think that they are well versed in skill of the work of hands.

018.105
YUSUFALI: They are those who deny the Signs of their Lord and the fact of their having to meet Him (in the Hereafter): vain will be their works, nor shall We, on the Day of Judgment, give them any weight.
PICKTHAL: Those are they who disbelieve in the revelations of their Lord and in the meeting with Him. Therefor their works are vain, and on the Day of Resurrection We assign no weight to them.
SHAKIR: These are they who disbelieve in the communications of their Lord and His meeting, so their deeds become null, and therefore We will not set up a balance for them on the day of resurrection.

018.106
YUSUFALI: That is their reward, Hell, because they rejected Faith, and took My Signs and My Messengers by way of jest.
PICKTHAL: That is their reward: hell, because they disbelieved, and made a jest of Our revelations and Our messengers.
SHAKIR: Thus it is that their recompense is hell, because they disbelieved and held My communications and My messengers in mockery.

018.107
YUSUFALI: As to those who believe and work righteous deeds, they have, for their entertainment, the Gardens of Paradise,
PICKTHAL: Lo! those who believe and do good works, theirs are the Gardens of Paradise for welcome,
SHAKIR: Surely (as for) those who believe and do good deeds, their place of entertainment shall be the gardens of paradise,

018.108
YUSUFALI: Wherein they shall dwell (for aye): no change will they wish for from them.
PICKTHAL: Wherein they will abide, with no desire to be removed from thence.
SHAKIR: Abiding therein; they shall not desire removal from them.

018.109
YUSUFALI: Say: "If the ocean were ink (wherewith to write out) the words of my Lord, sooner would the ocean be exhausted than would the words of my Lord, even if we added another ocean like it, for its aid."
PICKTHAL: Say: Though the sea became ink for the Words of my Lord, verily the sea would be used up before the words of my Lord were exhausted, even though We brought the like thereof to help.
SHAKIR: Say: If the sea were ink for the words of my Lord, the sea would surely be consumed before the words of my Lord are exhausted, though We were to bring the like of that (sea) to add

018.110
YUSUFALI: Say: "I am but a man like yourselves, (but) the inspiration has come to me, that your Allah is one Allah: whoever expects to meet his Lord, let him work righteousness, and, in the worship of his Lord, admit no one as partner.
PICKTHAL: Say: I am only a mortal like you. My Lord inspireth in me that your Allah is only One Allah. And whoever hopeth for the meeting with his Lord, let him do righteous work, and make none sharer of the worship due unto his Lord.
SHAKIR: Say: I am only a mortal like you; it is revealed to me that your god is one Allah, therefore whoever hopes to meet his Lord, he should do good deeds, and not join any one in the service of his Lord.

 

 

Hosted by www.Geocities.ws

1