Bagian 1 & 2
-----
Original Message -----
From: Jusuf
Achmad To: [email protected] ; [email protected]
; [email protected] ; [email protected]
Sent: Tuesday, October 12, 2004 4:16 AM Subject: Jadikan Tuhan menjadi tempat
berlindung satu-satunya (2) Dengan Nama Allah Maha Pemurah Maha Penyayang - Greetings with
Love and Light from the One Infinite Creator [Berbeda
dengan jalur Jin, jalur Manusia mempunyai spektrum yang lebih lebar dalam
kemampuannya merefleksikan sifat-sifat Tuhan. Jalur Manusia merefleksikan
baik sisi Jalal/Maskulin maupun sisi Jamal/Feminin Tuhan, namun demikian di
jalur Manusia sisi Jamal/Feminin Tuhan harus direfleksikan lebih dominan sesuai
dengan "RahmatKu meliputi segala sesuatu". Dalam bagian ini
saya akan berusaha menulis ke arah ini, Insya Allah] Apakah
ketika kita minta tolong dokter gigi menambal lubang gigi kita, artinya kita
meminta pertolongan dari selain Tuhan? Apakah ketika kita
mengandalkan para petani untuk memenuhi kebutuhan pangan kita sehari-hari,
artinya kita mengandalkan wujud selain Tuhan? Apakah ketika kita bertumpu
kepada majikan kita atas gaji bulanan untuk menghidupi keluarga kita, artinya kita
bertumpu pada wujud selain Tuhan? Apakah ketika kita bertanya atau
berkonsultasi kepada ulama atau seseorang mengenai masalah spiritual, artinya
kita tidak menjadikan Tuhan sebagai tempat berlindung satu-satunya? Dan masih
banyak lagi pertanyaan-pertanyaan serupa. Jadi apakah
mustahil menjadikan Tuhan sebagai tempat berlindung satu-satunya?
Disinilah letak kedewasan spiritual kita, dan disini pulalah mengapa
disebut kesadaran "Tauhid Sejati" tidak bisa ditawar-tawar
sebagai prasyarat untuk dapat melanjutkan perjalanan spiritual tahap berikutnya
(dalam Islam menduakan Tuhan adalah suatu yang "tidak bisa
dimaafkan"). Kalau kita
mampu "menghadapkan kemana saja dan yang terlihat hanya
wajahNya" [1] maka Tuhan sebagai tempat berlindung
satu-satunya menjadi kenyataan. Wajah dokter, petani, majikan, ulama bisa
kita lihat sebagai "wajah Tuhan". Walaupun kita tahu mereka
bukan Tuhan sesungguhnya, kita telah mengerti betul bahwa Tuhan ada
dimana-mana tapi sekaligus sangat tersembunyi (Gaib). Lebih jauh lagi
wajah pihak-pihak yang menyusahkan kita pun bisa kita lihat sebagai
"wajahNya". Oleh karena merekapun berjasa dalam meningkat
ruhani/kesadaran kita, mereka kita anggap sebagai lawan tanding kita - tanpa
mereka kita sulit maju. Hal ini baru bisa terjadi kalau dalam keseharian,
kita yakin bahwa "Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya" [2]. Oleh
karena semua tanpa cacat, kita dengan mudah dapat mencintai semua tanpa pamrih
dalam keseharian kita. Oleh karena itu pula kita tidak ada kekhawatiran maupun kesedihan
atas diri kita semua (saduran Al-Quran 2:112). Singkatnya kita telah
berada dalam surga di dunia ini juga [1]. Kita bisa
melihat dan merasakan Semua itu sebagai Satu adanya. Tiada tuhan selain
Allah. Kita dapat
"melihat dan merasakan" tidak ada yang cacat dalam
ciptaan-ciptaanNya (pandangan non judgmental) kalau mata hati kita
telah terbuka, kalau kita telah mengerti tujuan kita ada di alam ini, dari
mana kita berasal dan hendak ke mana kita semua menuju (Lihat: http://www.geocities.com/jachmad/2004-07-12-ArtiKehidupan.htm
dan http://www.geocities.com/jachmad/2004-07-02-TheMeaningOfLife.htm ). Sedikit
banyak kita telah mengenali diri kita sesungguhnya, sedikit banyak kita telah
mengenali Tuhan. Kita tidak termasuk orang-orang yang menjadikan
hamba-hambaNya sebagai pelindung serta tidak pula mengingkari pertemuan
denganNya di dunia ini juga [3]. Sebaliknya kita dapat menikmati solat
(meditasi atau apapun namanya) secara esensi dimana kita biasa
"bertemu" dengan yang "RahmatNya meliputi segala sesuatu"
lalu kedamaian luar biasa / kecintaan tanpa pamrih kepada semua turun
kepada diri kita dan menyebar dengan sendirinya kesekeliling kita. Memang kita
sadar pula bahwa tidak semua manusia dapat mencapai kesadaran ini di akhir
zaman ini. "Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya", cepat
atau lambat semua ciptaan-ciptaanNya akan bertemu kembali dengan
KhalikNya. Ini cuma masalah waktu, namun waktu sesungguhnya sangat nisbi
(relatif). Ketika kita semua telah kembali ke alam ketakberhinggan, ruang
dan waktu sudah tidak relevan. Jadi pada saat itu sudah tidak relevan
pula siapa yang lebih dulu sampai dan siapa yang belakangan sampai
kepadaNya. Semua itu Satu adanya. Tiada tuhan selain Allah. May we
always be in peace, Saudaramu:
Jusuf Achmad. Website: http://www.geocities.com/jachmad/ [1] Saduran Al-Quran 2:115 dan ayat-ayat sebelumnya yang mengutarakan
ciri-ciri orang yang berhak masuk surga atau sebaliknya: http://www.kuran.gen.tr/html/indonesia/002.php3 111. Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata:
"Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama)
Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong
belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang
yang benar". [2] Saduran permulaan Al-Mulk: http://www.kuran.gen.tr/html/indonesia/067.php3 67-AL-MULK [3] Saduran bagian akhir Surah Al-Kahfi: http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/018.qmt.html 102. Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil
hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami
telah menyediakan neraka Jahanam tempat tinggal bagi orang-orang kafir. Bagian 1 Dengan Nama Allah Maha Pemurah Maha Penyayang - Greetings with
Love and Light from the One Infinite Creator Seorang
Nabi walaupun bagaimana kuatnya tingkat ruhaniahnya tidak akan mengajarkan
dirinya menjadi sebagai tempat berlindung. Sebaliknya selalu dengan
gigih mengajarkan bahwa hanya Tuhan lah tempat berlindung satu-satunya bagi
kita semua. Sepeninggalanya "Sang Guru" umatnyalah
yang senantiasa secara sadar tidak sadar menciptakan "Seekor Anak
Sapi" sebagai sembahan atau tempat berlindung. Ini umumnya
disebabkan karena Tuhan dianggap terlalu jauh adanya nun di langit sana, sulit
dijangkau, sulit didekati, sulit ditemui (anggapannya: birokrat yg punya kuasa
sedikit saja sulit ditemui, apalagi Tuhan). Oleh karena
itu Rasullah saw wanti-wanti untuk bisa terhindar dari "Dajjal"
(konsentrasilah sosok yang ada di diri, bukan yang ada diseberang lautan)
diakhir zaman agar membaca/menelaah/mencermati sepuluh ayat pertama dan
terakhir Surah Al-Kahfi. Point yang terpenting dalam sepuluh ayat pertama
adalah (saduran): Jangan mengatakan Tuhan mengangkat seorang anak
"emas" didunia ini sekarang. Ditambahkan kata "emas"
dan "didunia ini sekarang" agar lebih jelas artinya dan menjadikan
sikon cocok untuk keadaan kita sekarang. Jika ada seorang anak emas
Tuhan didunia ini sekarang maka anggapannya adalah hanya melalui dia karunia
Tuhan bisa turun, sehingga dia kita jadikan juru selamat - dia kita
jadikan tempat tempat berlindung selain Tuhan. Sadar tidak sadar memang
umat manusia umumnya suka membuat "Seekor Anak Sapi" (Surah
Al-Baqarah menjadi surat yang terpanjang bukan tanpa sebab).
"Seekor Anak Sapi" bisa berwujud seseorang, suatu institusi atau
bentuk lainnya. Lebih jauh
dalam sepuluh ayat terakhir jelas-jelas disebutkan (saduran) "Jangan
menjadikan hamba-hambaKu sebagai pelindung selain Aku" dan tentunya
dalam Al-Fatihah "Hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan"
(hanya Allah tempat berlindung). Wujud Isa yang kita anggap sudah turun
atau yang akan turun tidak lebih sebagai hambaNya juga, juru selamat sejati
hanya Tuhan yang ada dalam diri kita masing-masing. "Sang Guru"
selalu dengan gigih mengajarkan bahwa hanya Tuhan lah tempat berlindung
satu-satunya bagi kita semua, waspadalah terhadap yang mengajarkan sebaliknya. Selanjutnya
dalam ayat 105, kita diarahkan agar dapat menemuiNya didunia ini juga.
Anggapan kemustahilan dapat menemuiNya didunia inilah yang menjadikan kita
mengandalkan hambaNya (juru selamat) sebagai penolong utama untuk dapat
menemuiNya. Padahal "Sang Guru" selalu mengajarkan kita bahwa
kita baru bisa menemuiNya di dunia ini juga kalau kita betul-betul yakin bahwa
hanya Tuhan lah sebagai satu-satunya penolong, satu-satunya tempat
berlindung. "Hanya kepada Engkaulah kami minta
pertolongan". Namun
demikian "Tidak ada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya" (saduran
permulaan Al-Mulk). Murid SMP tidak mungkin kita harapkan bisa langsung
masuk Universitas (pemisalan Surga tingkat pertama), suatu yang sangat alamiah,
tidak ada yang cacat. Pada saatnya semua akan masuk Universitas.
Pada saatnya kita semua akan kembali kepada yang Satu. May we
always be in peace, Jusuf
Achmad. http://www.kuran.gen.tr/html/indonesia/018.php3 18-AL-KAHFI http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/018.qmt.html In the name of Allah, the Compassionate, the Merciful. 018.001 018.002 018.003 018.004 018.005 018.006 018.007 018.008 018.009 018.010 --------------------------- 018.101 018.102 018.103 018.104 018.105 018.106 018.107 018.108 018.109 018.110
112. (Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah,
sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
113. Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak
mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata:
"Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka
(sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui,
mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara
mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.
114. Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi
menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya?
Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan
rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat
mendapat siksa yang berat.
115. Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap
di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha
Mengetahui.
Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu,
2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan
payah.
103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia
ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
105. Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan
dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak
mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al
Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;
2. sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat
pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang
beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan
yang baik,
3. mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
4. Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: "Allah
mengambil seorang anak".
5. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula
nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka;
mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
6. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati
sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini
(Al Qur'an).
7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan
baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik
perbuatannya.
8. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya
menjadi tanah rata lagi tandus.
9. Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai)
raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
10. (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua
lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari
sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami
(ini)".
------------------------
101. yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari
memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku, dan adalah mereka tidak sanggup
mendengar.
102. Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil
hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan
neraka Jahanam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.
103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia
ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
105. Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan
(kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan
Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
106. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka
dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai
olok-olok.
107. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,
108. mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.
109. Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).
110. Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".
YUSUFALI: Praise be to Allah, Who hath sent
to His Servant the Book, and hath allowed therein no Crookedness:
PICKTHAL: Praise be to Allah Who hath
revealed the Scripture unto His slave, and hath not placed therein any
crookedness,
SHAKIR: (All) praise is due to Allah, Who revealed
the Book to His servant and did not make in it any crookedness.
YUSUFALI: (He hath made it) Straight (and
Clear) in order that He may warn (the godless) of a terrible Punishment from
Him, and that He may give Glad Tidings to the Believers who work righteous
deeds, that they shall have a goodly Reward,
PICKTHAL: (But hath made it) straight, to
give warning of stern punishment from Him, and to bring unto the believers who
do good works the news that theirs will be a fair reward,
SHAKIR: Rightly directing, that he might
give warning of severe punishment from Him and give good news to the believers
who do good that they shall have a goodly reward,
YUSUFALI: Wherein they shall remain for ever:
PICKTHAL: Wherein they will abide for ever;
SHAKIR: Staying in it for ever;
YUSUFALI: Further, that He may warn those
(also) who say, "Allah hath begotten a son":
PICKTHAL: And to warn those who say: Allah
hath chosen a son,
SHAKIR: And warn those who say: Allah has
taken a son.
YUSUFALI: No knowledge have they of such a
thing, nor had their fathers. It is a grievous thing that issues from their
mouths as a saying what they say is nothing but falsehood!
PICKTHAL: (A thing) whereof they have no
knowledge, nor (had) their fathers, Dreadful is the word that cometh out of
their mouths. They speak naught but a lie.
SHAKIR: They have no knowledge of it, nor
had their fathers; a grievous word it is that comes out of their mouths; they
speak nothing but a lie.
YUSUFALI: Thou wouldst only, perchance, fret
thyself to death, following after them, in grief, if they believe not in this
Message.
PICKTHAL: Yet it may be, if they believe not
in this statement, that thou (Muhammad) wilt torment thy soul with grief over their
footsteps.
SHAKIR: Then maybe you will kill yourself
with grief, sorrowing after them, if they do not believe in this announcement.
YUSUFALI: That which is on earth we have made
but as a glittering show for the earth, in order that We may test them - as to
which of them are best in conduct.
PICKTHAL: Lo! We have placed all that is on
the earth as an ornament thereof that We may try them: which of them is best in
conduct.
SHAKIR: Surely We have made whatever is on
the earth an embellishment for it, so that We may try them (as to) which of
them is best in works.
YUSUFALI: Verily what is on earth we shall
make but as dust and dry soil (without growth or herbage).
PICKTHAL: And lo! We shall make all that is
thereon a barren mound.
SHAKIR: And most surely We will make what
is on it bare ground without herbage.
YUSUFALI: Or dost thou reflect that the
Companions of the Cave and of the Inscription were wonders among Our Sign?
PICKTHAL: Or deemest thou that the People of
the Cave and the Inscription are a wonder among Our portents?
SHAKIR: Or, do you think that the Fellows
of the Cave and the Inscription were of Our wonderful signs?
YUSUFALI: Behold, the youths betook
themselves to the Cave: they said, "Our Lord! bestow on us Mercy from
Thyself, and dispose of our affair for us in the right way!"
PICKTHAL: When the young men fled for refuge
to the Cave and said: Our Lord! Give us mercy from Thy presence, and shape for
us right conduct in our plight.
SHAKIR: When the youths sought refuge in
the cave, they said: Our Lord! grant us mercy from Thee, and provide for us a
right course in our affair.
YUSUFALI: (Unbelievers) whose eyes had been
under a veil from remembrance of Me, and who had been unable even to hear.
PICKTHAL: Those whose eyes were hoodwinked
from My reminder, and who could not bear to hear.
SHAKIR: They whose eyes were under a cover
from My reminder and they could not even hear.
YUSUFALI: Do the Unbelievers think that they
can take My servants as protectors besides Me? Verily We have prepared Hell for
the Unbelievers for (their) entertainment.
PICKTHAL: Do the disbelievers reckon that
they can choose My bondmen as protecting friends beside Me? Lo! We have prepared
hell as a welcome for the disbelievers.
SHAKIR: What! do then those who disbelieve
think that they can take My servants to be guardians besides Me? Surely We have
prepared hell for the entertainment of the unbelievers.
YUSUFALI: Say: "Shall we tell you of
those who lose most in respect of their deeds?-
PICKTHAL: Say: Shall We inform you who will
be the greatest losers by their works?
SHAKIR: Say: Shall We inform you of the
greatest losers in (their) deeds?
YUSUFALI: "Those whose efforts have been
wasted in this life, while they thought that they were acquiring good by their
works?"
PICKTHAL: Those whose effort goeth astray in
the life of the world, and yet they reckon that they do good work.
SHAKIR: (These are) they whose labor is
lost in this world's life and they think that they are well versed in skill of
the work of hands.
YUSUFALI: They are those who deny the Signs
of their Lord and the fact of their having to meet Him (in the Hereafter): vain
will be their works, nor shall We, on the Day of Judgment, give them any
weight.
PICKTHAL: Those are they who disbelieve in
the revelations of their Lord and in the meeting with Him. Therefor their works
are vain, and on the Day of Resurrection We assign no weight to them.
SHAKIR: These are they who disbelieve in
the communications of their Lord and His meeting, so their deeds become null,
and therefore We will not set up a balance for them on the day of resurrection.
YUSUFALI: That is their reward, Hell, because
they rejected Faith, and took My Signs and My Messengers by way of jest.
PICKTHAL: That is their reward: hell, because
they disbelieved, and made a jest of Our revelations and Our messengers.
SHAKIR: Thus it is that their recompense is
hell, because they disbelieved and held My communications and My messengers in
mockery.
YUSUFALI: As to those who believe and work
righteous deeds, they have, for their entertainment, the Gardens of Paradise,
PICKTHAL: Lo! those who believe and do good
works, theirs are the Gardens of Paradise for welcome,
SHAKIR: Surely (as for) those who believe
and do good deeds, their place of entertainment shall be the gardens of
paradise,
YUSUFALI: Wherein they shall dwell (for aye):
no change will they wish for from them.
PICKTHAL: Wherein they will abide, with no
desire to be removed from thence.
SHAKIR: Abiding therein; they shall not
desire removal from them.
YUSUFALI: Say: "If the ocean were ink
(wherewith to write out) the words of my Lord, sooner would the ocean be
exhausted than would the words of my Lord, even if we added another ocean like
it, for its aid."
PICKTHAL: Say: Though the sea became ink for
the Words of my Lord, verily the sea would be used up before the words of my
Lord were exhausted, even though We brought the like thereof to help.
SHAKIR: Say: If the sea were ink for the
words of my Lord, the sea would surely be consumed before the words of my Lord
are exhausted, though We were to bring the like of that (sea) to add
YUSUFALI: Say: "I am but a man like
yourselves, (but) the inspiration has come to me, that your Allah is one Allah:
whoever expects to meet his Lord, let him work righteousness, and, in the
worship of his Lord, admit no one as partner.
PICKTHAL: Say: I am only a mortal like you.
My Lord inspireth in me that your Allah is only One Allah. And whoever hopeth
for the meeting with his Lord, let him do righteous work, and make none sharer
of the worship due unto his Lord.
SHAKIR: Say: I am only a mortal like you;
it is revealed to me that your god is one Allah, therefore whoever hopes to
meet his Lord, he should do good deeds, and not join any one in the service of
his Lord.