-----
Original Message -----
From: Jusuf
Achmad Sent: Thursday, September 30, 2004 3:00
AM Subject: Jawaban standard atas anggapan
bahwa saya keliru atau salah Ini
adalah jawaban standard saya kalau ada pihak menganggap saya keliru atau salah. ----- Original Message -----
From: Jusuf
Achmad
To: Setiap pihak
yang menganggap saya keliru atau salah. Sent: Thursday,
September 30, 2004 2:26 AM Subject:
--deleted--- Dengan Nama Allah Maha Pemurah Maha Penyanyang Kalaupun saya keliru (atau salah), itu bukan suatu cacat dan
yang menganggap pihak lain keliru pun (atau salah) tidak cacat, karena
saya percaya seperti yang tertulis dalam ayat-ayat dipermulaan Surah Al-Mulk
tidak ada yang cacat dalam ciptaan-ciptaanNya: http://www.kuran.gen.tr/html/indonesia/067.php3 3. Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Lebih
jelasnya dari 3 orang penterjemah lainnya: http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/067.qmt.html 067.003 067.004 Kalau demikian apalah arti suatu kekeliruan (atau kesalahan) ?
Seperti yang saya jelaskan dalam http://www.geocities.com/jachmad/2004-07-12-ArtiKehidupan.htm dan
posting saya yang baru "Empat Jalan Kembali KepadaNya" alasan kita
berada di Alam ini adalah mengerti / mengalami / mengapresiasi arti
keterbatasan. Melakukan kekeliruan (atau kesalahan) adalah bagian dari
mengalami keterbatasan. Kalau kita telah puas berada di Alam yang
terbatas ini dan ingin kembali ke Alam Ketakberhinggaan marilah kita menuju
pencerahan hakiki seperti yang tertulis dalam homepage
saya: http://www.geocities.com/jachmad/ Pencerahan
Hakiki: May
we always be in peace. (1)
saduran Al-Quran 2:115 dan ayat-ayat sebelumnya. Itupun
kalau setuju, "Tiada paksaan dalam agama". May we
always be in peace. HambaNya
- Saudaramu - Teman perjalananmu di Alamm ini, Jusuf
Achmad. -----deleted------------------
4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan
payah.
YUSUFALI: He Who created the seven heavens
one above another: No want of proportion wilt thou see in the Creation of (Allah)
Most Gracious. So turn thy vision again: seest thou any flaw?
PICKTHAL: Who hath created seven heavens in
harmony. Thou (Muhammad) canst see no fault in the Beneficent One's creation;
then look again: Canst thou see any rifts?
SHAKIR: Who created the seven heavens one
above another; you see no incongruity in the creation of the Beneficent Allah;
then look again, can you see any disorder?
YUSUFALI: Again turn thy vision a second
time: (thy) vision will come back to thee dull and discomfited, in a state worn
out.
PICKTHAL: Then look again and yet again, thy
sight will return unto thee weakened and made dim.
SHAKIR: Then turn back the eye again and
again; your look shall '~ come back to you confused while it is fatigued.
Ketika kemanapun kita memandang hanya wajah kecantikan Nya yang terlihat, maka
kita telah sampai kepada pencerahan hakiki (1). Walaupun secara
kasat mata chaos ada dimana-mana, mata hati kita dapat melihat keindahan
Nya di segala penjuru. Kita jatuh cinta kepada Semua, karena Semua itu
Satu adanya, yang ada di seluruh Alam Semesta ini hanya Dia dan terasa pula
Semua-Dia jatuh cinta kepada kita (2). Jatuh cinta kepada yang cantik,
yang istimewa adalah hal mudah, namun mencintai ciptaan-ciptaan Nya yang
terbatas, terhina, terpinggirkan, terbelakang tidaklah mudah. Setelah kita
mengerti apa arti keterbatasan, yakni apa arti superioritas - apa arti
inferioritas, barulah kita bisa melihat kesempurnaan dalam seluruh
ciptaan-ciptaan Nya (3) dan terbukalah pintu menuju jalan kembali kepada
Nya. Selamat sejahtera kita telah menemukan salah satu jalan kembali ke
Kerajaan Nya (4), kita telah menemukan kembali jalan ke Alam Kesatuan,
Alam Keabadian yang tak berbatas - tak terbayangkan, tempat asal kita
semua. Sebentar lagi selesai sudah pengembaraan kita di Alam
Keterbatasaan ini.
Saudaramu: Jusuf Achmad.
(2) saduran Al-Quran 89:27-30
(3) saduran permulaan Surah Al-Mulk.
(4) saduran Surah Ar-Rahman