----- Original Message -----

From: Jusuf Achmad

To: [email protected]

Sent: Tuesday, September 28, 2004 11:16 AM

Subject: Re: [ahmadi-ina] Fw: Ruang dan Waktu

 

Saya sudah duga demikian....  Saya pikir keindahan kelompok Islam dijaman permulaan Nabi saw bukan semua mempunyai pandangan yang sama tapi senantiasa mempunyai tali persaudaraan yang kuat dalam walau dalam perbedaan.  Senantiasa menegakkan Tauhid yang direalisasikan dalam bentuk-bentuk perilaku Kesetaraan - Kesatuan - Kebersamaan - Inklusivitas - Unity (demokrasi sejati), menjauhkan keterpisahan - eksklusivitas - Separation. (lihat: http://www.geocities.com/jachmad/2004-08-04-SoalIslamdariPerspektifBerbeda.htm )

 

Namun kita selalu ingat tiada yg cacat dalam ciptaan-ciptaanNya.

 

May we always be in peace,

 

Jusuf Achmad.

 

----- Original Message -----

From: Farzand Abdullatif

To: [email protected]

Sent: Tuesday, September 28, 2004 6:55 AM

Subject: Re: [ahmadi-ina] Fw: Ruang dan Waktu

Assalamu'alaikum wr. wb.
Saya tidak melihat adanya perbedaan pandangan antara yang saya pahami dari
literatur2 yang pernah saya baca dengan tulisan Dr. Nakamura itu.

In the quantum world, tiny particles such as  electrons and photons behave
like waves as well.
(Ini tidak lain dualisme gelombang-partikel yang sudah saya saya sampaikan)
Since these waves represent the  existence probabilities of these particles,
(Gelombang yg dimaksud merupakan gel. probabilitas, yang digagaskan Max Born)
.....a single particle can  probabilistically exist in different places at
one time.....
(Probabilistically, bukan zahir, bisa berada di tempat yang berbeda pada
saat yang sama)

Penafsiran orang atas suatu pernyataan memang bisa berbeda-beda bergantung
pada cara berpikir masing-masing.  Hanya Allah yang Mahamengetahui, baik
yang gaib mapun yang zahir. Setuju sekali bahwa tiada yang cacat dengan
penciptaan Allah. Jangan sampai ada pertentangan antara satu hukum alam
dengan hukum-hukum alam yang lain (Ini yang selama ini menjadi salah satu
kriteria dasar bagi fisikawan teoretik untuk memutuskan dapat diterima atau
tidaknya suatu model tentang fenomena alam), terlebih dengan sunatullah.
Kita cuma bisa belajar dan berupaya untuk bisa menafsirkannya secara benar,
.....Subhanallah.

Wassalam,

Farzand Abdullatif

----- Original Message -----

From: Jusuf Achmad

To: [email protected]

Sent: Monday, September 27, 2004 2:52 PM

Subject: Re: [ahmadi-ina] Fw: Ruang dan Waktu

 

Dalam tulisan Dr. Kazuo Nakamura, seorang peneliti di Fundamental Research Lab, NEC Corp.  "An Introduction to Quantum Information Technology", (lampiran hanya u/ Farzand Abdullatif . mengingat besarnya file pdf)....In the quantum world, tiny particles such as electrons and photons behave like waves as well. Since these waves represent the existence probabilities of these particles, a single particle can probabilistically exist in different places at one time..... Saya yang awam dengan Fisika Quantum akan menyimpulkan hal yang sama dengan penulis Business Week bahwa sebuah benda dapat berada dibanyak tempat pada saat bersamaan (sebagai tambahan saya: namun tidak bisa dipastikan persisnya di mana). Menguatkan kepercayaan akan yang gaib (kalau sudah tuntas dibuktikan secara ilmiah bukan gaib lagi namanya) seperti Tuhan ada dimana-mana, walaupun demikian kalau kita pakai analogi di atas menjadi keberadaannya tidak dapat dipastikan alias gaib (Dia yang nyata sekaligus gaib - The Seen and Unseen).

 

Dengat sedikit browsing dan keterangan dari Saudara Farzand Abdullatif saya sadar bahwa ada beberapa kubu dalam Fisika Quantum.  Saya sendiri lebih mempunyai kecocokan dengan padangan yg kelihatannya lebih metafisik, lebih mendukung pandangan spiritual saya.  Pandangan Fritjof Capra dalam Tao of Pyhsics: Menyingkap Paralelisme Fisika Modern dan Mistisisme Timur justru mendukung kita akan kepercayaan kepada yang gaib. 

"Para sufi mengeksplorasi lewat meditasi. Para fisikawan mengeksplorasinya melalui eksperimentasi dan hipotesis.  Adalah alam semesta, seperti yang kita pahami kini, sebuah "tarian kosmis" dari paradoksikal yang kelak menyatukan hubungan-hubungan sebuah visi organis yang dengan cemerlang dipanggil oleh fisikawan berbakat berpikiran jenial.. Sebuah karya terlaris yang cemerlang dengan jernih menganalisis ajaran-ajaran Hinduisme, Budhisme dan Taoisme untuk menunjukan paralel-paralel mereka yang mengarah pada penemuan-penemuan terkini dalam cyclotron" demikian ulasan Douglas Auchincloss dari New York Times atas buku Tao of Physics.

Terlepas dari apakah iptek dapat membuktikan ruang-waktu dapat ditembus atau tidak, para pejalan spiritual sudah banyak mengalaminya sendiri (Nonton sepak bola siaran langsung mel TV pun sebenarnya pengalaman ada di dua tempat pada saat yang bersamaan.  Ingat juga cerita seorang Sahabat nabi yg sedang berperang dan diminta naik kebukit dari jarak yang sangat jauh....padahal waktu itu belum ada AWACS).  Terima kasih pada rekan-rekan atas keterangannya sehingga saya lebih bisa menghubungkan teori quantum yg ngejelimet dengan spiritualitas (yg ngejelimet juga).

 

Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaan Nya (saduran permulaan Al-Mulk)

 

May we always be in peace,

 

Jusuf Achmad

 

----- Original Message -----

From: Farzand Abdullatif

To: [email protected]

Sent: Monday, September 27, 2004 9:52 AM

Subject: Re: [ahmadi-ina] Fw: Ruang dan Waktu

 

Assalamu'alaikum wr. wb.

Yang saya tangkap, paragraf ini:

"The world of the quantum stretches the limits of  human imagination. Who
could ever believe, for instance, that atoms -- the  building blocks of our
seemingly solid landscape -- are able to exist in  different places at one
time? That they can be "entangled"  together such that an action on one
atom or particle will affect another across  considerable distances? Or
that they are irrevocably altered  simply by the act of being observed?"

merupakan pengantar artikel yang ditulis. Paragraf-paragraf berikutnya
memaparkan berbagai aplikasi fisika kuantum dalam teknologi.  Tidak
terlihat adanya kaitan dengan pembuktian bahwa partikel bisa berada di dua
tempat pada saat yang bersamaan.

Memang tampaknya penulis artikel itu menafsirkan bahwa fisika kuantum
memungkinkan atom bisa berada di dua tempat pada saat yang bersamaan.
Adapun interpretasi "resmi" yang dikemukakan oleh Niels Bohr dan Werner
Heisenberg,  dua dari beberapa peletak dasar Fisika Kuantum, mendukung Max
Born, tokoh yang lain, yang menginterpretasikan bahwa gelombang materi
merupakan gelombang probabilitas (statistik).

Memang ada dua versi yang berbeda berkenaan dengan interpretasi mekanika
kuantum, dan ini sudah mulai memasuki kawasan filsafat: 1. Interpretasi
Kopenhagen, 2. Semesta Sejajar. Namun, interpretrasi-interpretasi yang
berbeda itu justru digagaskan untuk menjelaskan kenyataan bahwa bila
dilakukan ekperimen dengan karakteristik yang berbeda, elektron akan
menampakan tabiat yang berbeda.  Kedua tabiat itu, gelombang dan partikel,
tidak pernah muncul secara bersamaan.  Kalau pada suatu ketika dilakukan
observasi yang menampakkan sifat gelombang lalu kita mencoba mencari di
mana elektron itu, maka sifat gelombang akan lenyap dan sifat partikel yang
muncul.... mungkin ini yang dimaksudkan oleh penulis itu dengan kalimatnya:
"Or that they are irrevocably altered  simply by the act of being
observed?".



Wassalam,

______________________________________________________
R. Farzand Abdullatif
Department of Theoretical Physics      Telephone      : +61 2 6125 XXXX
Le Couteur Building (Building 59)      Fax      : +61 2 6125 XXXX
Research School of Physical Sciences and Engineering
The Australian National University
Canberra  ACT 0200
AUSTRALIA
--------------------------------------------------------------------------------

 

----- Original Message -----

From: Jusuf Achmad

To: [email protected]

Sent: Monday, September 27, 2004 9:29 AM

Subject: Re: [ahmadi-ina] Re: Fw: Ruang dan Waktu

 

Greetings with Love and Light from the One Infinite Creator - Dengan Nama Allah Maha Pemurah Maha Penyayang.

 

Dari Business Week 15 March 2004:

 

....The world of the quantum stretches the limits of human imagination. Who could ever believe, for instance, that atoms -- the building blocks of our seemingly solid landscape -- are able to exist in different places at one time? That they can be "entangled" together such that an action on one atom or particle will affect another across considerable distances? Or that they are irrevocably altered simply by the act of being observed?

Yet that is what quantum laws tell us. Einstein himself was famously troubled by the implication that reality was actually just a collection of probabilities, where God not only played dice with the universe but also hid the dice. "To common sense, quantum mechanics is nonsensical," says Nobel prize-winning physicist William D. Phillips of the National Institute of Standards & Technology (NIST).....

 

Bukankah ini menambah keyakinan kita dalam percaya akan yang gaib:

  • ...are able to exist in different places at one time.., Tuhan ada di mana-mana.
  • ...an action on one atom or particle will affect another across considerable distances..., bukti kebenaran Jihad Akbar, kelakuan baik (jadi termasuk kelakuan tidak baik) kita dapat menyebar kemana-mana dengan sendirinya.
  • ...irrevocably altered simply by the act of being observed..., sepertinya ini bukti ampuhnya doa.

Tiada yang cacat dalam ciptaan-ciptaan Nya (saduran permulaan Al-Mulk)

 

May we always be in peace,

 

Jusuf Achmad

 

----- Original Message -----

From: Mubarik

To: [email protected]

Sent: Monday, September 27, 2004 7:46 AM

Subject: [ahmadi-ina] Re: Fw: Ruang dan Waktu

Jazakumullah...saya miskin ilmu, walaupun demikian saya berkeyakinan
tidak mungkin ada suatu benda berada di dua tempat sekaligus, tidak
pernah tercatat dalam sejarah para Nabi Allah mempunyai 'mukzijat'
seperti ini.
Walaupun sedikit penjelasan dari Farzand sahib tetapi sangat membantu
menguatkan keyakinan saya itu...teruslah belajar...
Salam, Mubarik

--- In [email protected], Farzand Abdullatif wrote:
>
>       Pemahaman bahwa fisika kuantum memungkinkan sebuah benda ada di dua
> tempat pada waktu yang bersamaan merupakan sebuah misinterpretasi.  Ini
> mungkin timbul dari salah pengertian tentang tabiat dualisme
> gelombang-partikel yang dimiliki benda.  Sebuah tabiat yang akan mudah
> tampak pada benda-benda  yang amat kecil seperti elektron.
>       Gelombang dan partikel mempunyai sifat yang jauh berbeda. Yang
> paling mencolok adalah gelombang bisa berada di seluruh ruang, sedangkan
> partikel bersifat terkungkung pada satu ruang terbatas. Artinya,
partikel
> hanya bisa berada di satu tempat pada satu waktu.
>       Memang fenomena dualisme ini sangat menakjubkan, malah mungkin bisa
> membingungkan.  Bagaimana bisa sebuah benda memiliki dua sifat yang
> demikian berlawanan. Namun, yang perlu diingat adalah kedua sifat
ini tidak
> bisa termanifestasi secara bersamaan. Sifat mana yang muncul bergantung
> pada observasi yang dilakukan. Sebagai contoh, sifat gelombang akan
muncul
> kalau dilakukan percobaan difraksi (pembelokan gelombang ke banyak arah
> kalau melalui celah yang sempit). Kalau kita berupaya untuk menentukan
> posisi benda, artinya melokalisasi benda, maka hanya sifat partikel yang
> muncul.
>       Yang perlu diperhatikan lagi adalah gelombang materi merupakan
> gelombang probabilitas, bukan gelombang nyata seperti gelombang laut
atau
> gelombang suara. Secara probabilitas elektron bisa berada di manapun
pada
> suatu saat. Namun begitu kita melakukan pengamatan terhadap elektron
untuk
> mengetahui di mana posisinya, terjadilah apa yang disebut "luruhan
kuantum"
> (quantum collapse) gelombang probabilitas itu akan luruh dan
manifestasinya
> adalah partikel elektron pada suatu tempat.
>
> n.b. Maaf kalau terlampau kabur. Saya berusaha untuk menyampaikan secara
> singkat.
>
> Farzand Abdullatif

 

 

Hosted by www.Geocities.ws

1