Karate

Created by Dian Ratna Sari

Karate is from Japanese word, kara means hand, te means empty. It means that karate is a martial art without any equipments needs. Karate is one of the sport clubs. It is originally from Japan. There are several colours of belt in karate, those are : white belt, yellow belt, green belt, blue belt, brown belt, and black belt.

In addition to that, there are two majors provided of karate itself. First kata, it is a form of art in karate. Second is kumite, in which the person will fight each other. The benefit of joining karate is not only getting healthy. Furthermore, karate teachs us about discipline, dare to face any sudden activity, decrease the stressful of having fulltime of studying. And also if it is joined regularly, it  might be encourages person to lost the respiration illness some like astma.

Karate has it’s own pledge known as “Sotokan do jo kun “.

“Oosshh..!!”

Here is the Pledge of Karate :

Shotokan Dojokun

Hitotsu. Jin kaku kansei ni tsumoro koto

First. Seek perfection of character.

Hitotsu. Makoto no michi wo mamoru koto.

First. Protect the way of the truth.

Hitotsu. Doryoku no seishin wo yashinau koto.

First. Foster the spirit of effort.

Hitotsu. Reigi wo omonzuru koto.

First. Respect the principles of etiquette and respect others.

Hitotsu. kekki no yu wo imashimuru koto.

First. Guards against impatuous courage and refrain iron violent behaviour.

Ijou ni.. Rei

Shome ni.. Rei

INDONESA no shinzen.to..FORKI no shinzen,to. INKANAS no shinzen ni...Rei

Sensei or Senpai ni.. Rei

Otage ni.. Rei

Dojo ni.. Rei

 

 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mata Air Panas Gemuhak Baturaja

Created by Dian Ratna Sari

Air Panas Gemuhak Ogan Komering Ulu
Wisata Ogan Komering Ulu di Desa Gunung Tiga/Kelumpang, dengan jarak 6 Km, atau Sekitar 1,5 jam, pada ketinggian 398 m dpl, dengan beberapa sumber yang menyemburkan air panas setinggi 3m setiap selang 15-45 detik.

Sepanjang perjalanan mata anda akan dimanjakan oleh indahnya hamparan persawahan, serta keindahan alam yg disajikan sepanjang perjalanan, dengan beberapa kali menybrangi sungai Ogan yg beraliran deras dibagian hulu tentu akan menghadirkan sensasi tersendiri yg sulit untuk dilupakan terutama bagi Pencinta WISATA ALAM-TERBUKA.

Mata Air Panas GEMUHAK adalah mata Air Panas Alami dengan Suhu Sekitar 97derajat celcius, dengan kandungan Sulfur dan Yodium Yang Diyakini dapat mencegah penyakit gondok dan mengobati Berbagai macam panyakit kulit.

Hala Lupe Mbawe telokh mun kamu nag husek ke sini…!!

Foto terkait: Bunga “Bintang”  Konon bunga Bintang Hanya Tumbuh Disekitar Mata air panas ini, Menjadi Simbol bahwa Anda Pernah Mengunjungi Tempat Wisata GEMUHAK ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
 

Created by Dian Ratna Sari

 

1.  MARAH selama 5 menit saja, imunitas sistem tubuh kita akan depressi 6 jam.

2.  Dendam, menyimpan kepahitan, imunitas tubuh kita mati. Disitulah bermula awal segala penyakit, STRESS, Kolesterol tinggi, pemicu Darah Tinggi, Jantung, rheumatik, arthritis, Stroke (perdarahan/penyumbatan pembuluh darah).

3.  Jika kita sering membiarkan diri kita STRESS, maka kita sering mengalami GA

NGGUAN PENCERNAAN.

4.  Jika kita sering merasa KHAWATIR, maka kita mudah terkena penyakit NYERI PUNGGUNG.

5. Jika MUDAH TERSINGGUNG, maka kita akan cenderung terkena penyakit INSOMNIA (susah tidur).

6.  Jika sering mengalami KEBINGUNGAN, maka kita akan terkena GANGGUAN TULANG BELAKANG BAGIAN BAWAH.

7.  Jika sering membiarkan diri kita merasa TAKUT yang BERLEBIHAN, maka kita akan mudah terkena penyakit GINJAL.

8.  Jika suka ber-NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna).

9.  Jika kita mudah EMOSI dan cendrung PEMARAH, maka kita bisa rentan terhadap penyakit HEPATITIS.

10. Jika kita sering merasa APATIS (tidak pernah peduli) terhadap lingkungan, maka kita akan berpotensi mengalami PENURUNAN KEKEBALAN TUBUH.

11. Jika sering MENGANGGAP SEPELE semua persoalan, maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit DIABETES.

12.  Jika kita sering merasa KESEPIAN, maka kita bisa terkena penyakit DEMENSIA SENELIS (memori dan kontrol fungsi tubuh berkurang).

13. Jika sering BERSEDIH dan merasa selalu RENDAH DIRI, maka kita bisa terkena penyakit LEUKEMIA (kanker darah putih).

So, every body let’s thanksful to Allah SWT, as we’ve gotten the healthyness and Happiness.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
 

Created by : Dian Ratna Sari

Saat semua orang tertawa dan bercanda ria dengan sosok wanita yang selalu menemani, setiap saat  selalu menampakkan kebahagiaan dalam setiap hembusan napas yang tak kan pernah bisa terhapuskan oleh masa, tanpa di sadari batang usia pun telah beranjak tinggi.

Pagi hari yang cerah ditemani degan kicaunya suara burung menghantarkan seorang anak menuju gerbang sekolah. Dia dikenal dengan nama panggilan “Shery”. Dia adalah siswi yang rajin, disiplin, dan jujur, dia bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Tunas Bangsa. Di samping itu dia juga patuh dan hormat kepada guru – gurunya, tak sekali pun dia berani meninggalkan nasehat gurunya.

Dia tinggal bersama Nenek, Paman, dan Bibinya. Penghasilan sehari hari mereka diperoleh dari hasil berdagang kebutuhan rumah tangga sehari- hari. Selekas pulang sekolah Shery selalu membantu mereka menyiapkan barang – barang yang akan dijual besok harinya.

Seketika sore tiba angin yang berhembus sepoi- sepoi menghantarkannya menuju masjid Darul Iman untuk mempelajari mulianya kitab suci Al – Qur’an. Dia senang melakukannya, walaupun raga tak memungkinkan untuk selalu bersama orang yang di sayangi. Tetapi seiring gemilir angin berlalu kerinduan datang dalam jiwa anak tersebut seakan akan hati berteriak merindukan sosok wanita yang sangat menyayanginya.

Realita berkata lain, orang tuanya telah berpisah karena ketidakselarasan dalam hubungan keluarga, sejak dia berusia satu setengah tahun. Pada saat itu dia sama sekali belum mengetahui apa- apa, bagaikan kertas yang masih bersih dari hitamnya warna tinta, tetapi bibir kecil yang selalu menyebut dan memanggil nama “mama..mama..dan mama”. Kaki mungil yang terus melangkah lalu terjatuh tetapi terus melangkah lagi yang seakan hilang diterpa angin. Namun hati yang tulus kini berangsur tegar dalam menjalani kehidupan tanpa kehadiran sosok pahlawan hati layak anak sebayanya.

Kelam pun berganti cerah, tanpa disadari seorang bocah lucu telah memasuki masa remajanya, Dia terus menatap jalannya kehidupan bersama ayah dan keluarga dari ayahnya, Namun disisi lain telah ada sosok yang menjadi pengganti ibunya yang membuatnya harus memilih untuk hidup mandiri tanpa peduli akan getirnya kehidupan yang nyata.

Dalam benaknya kehidupan seakan terlihat keras, kejam dan masa depan yang mencekam gelap gulita dimatanya. Seakan akan pendidikan menjadi arus besar yang harus dilewatinya, tanda tanya besar menghadang di depan matanya dan Ujian Nasional menjadi beban besar di punggung gadis kecil tersebut. Hatinya pun bertanya – tanya tak tentu arah untuk melangkahkan kaki di dunia pendidikan selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Asam manis kehidupan telah dia rasakan dan kini membawanya menjadi Sosok yang lebih berintgritas bak cemerlangnya pelangi yang berwarna - warni. Suara hati yang memaksanya untuk menyelami lautan ilmu yang begitu luas hingga membawanya meraih bintang yang selalu hadir di dalam mmipimya. Shery adalah seorang siswi yang selalu menjadi bintang di sekolah dia selalu haus akan ilmu pengetahuan dan memupuk kemampuannya agar tumbuh gemilang. Selain itu dia juga aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah, dia juga seorang Qori’ah yang selalu menjadi sosok terpercaya untuk mengikuti berbagai perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an dengan suara yang merdu yang bisa mengalahkan riuhnya kalbu.

Suatu ketika Shery berada di sekolah, terdengar suara keramaian siswa – siswi di sekolah tersebut. Suara tersebut datang dari kerumunan di depan uniknya karya –karya siswa yang di pajang di dinding membuat hatinya terketuk ingin mengetahui apa yang terjadi.

“ Hei.. Apa yang terjadi Dona?” tanya Shery.

“ Oo, begini Sher, ada pemberitahuan dari Kepala Sekolah utuk anak kelas sembilan bahwa ada sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri Intersional  Sumatera Selatan ( Sampoerna Academy )”. Jelas. Dona

“ Dimanakah letak sekolah tersebut?”. Tanya Shery.

“ Di Palembang”. Sahut Dona.

“ Wah .. sayang letaknya cukup jauh dari daerah kita, lagi pula saya yakin siswa – siswi yang bersekolah di sana pasti berasal dari golongan elite”. Ujar Dona.

“Oo, sama sekali tidak Shery. Sekolah tersebut menyediakan beasiswa khusus hanya untuk anak – anak yang kurang mampu tetapi berprestasi seperti kamu Sher”. Jelas Dona.

“ Apa kamu yakin Dona?” Ujar Shery memastikan.

“ Ya, itu memang benar Shery” ujar Dona meyakinkan.

Hati Shery tersentak, tertegun dan hasrat mulia untuk mencoba memasuki kehidupan yang lebih luas, demi bertambahnya bekal pengetahuan dan pengalaman hidup.

Keesokan harinya siswa – siswi kelas Sembilan Sibuk membicarakan tentang Sekolah Menengah Atas Sumatera Selatan ( Sampoerna Academy ). Hatinya pun bertanya tanya dan bergumam “ Apakah aku bisa menuntut ilmu disana sedangkan aku tidak punya apa – apa?”.

Terlebih ketika dia melihat lembaran – lembaran kertas formulir yang telah tersusun rapi di atas meja guru dan siap untuk di kirim. Tubuhnya tersentak panas dingin keringat mengucur dari tubuhnya, Lalu tiba – tiba seorang sahabat karib Shery datang menghampirinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Hei, apa yang kau renungkan di sini Shery?” tanya Dona.

“Aku sedang sedih memikirkan nasib pendidikanku, Don! Apa aku sanggup untuk bersekolah di sekolah internasional?”. Jelas shery.

“Mengapa tidak shery ..kamu pasti bisa!”. Ujar Sepri.

“Terima kasih wahai sahabatku, kau telah membangkitkan semangat dalam jiwaku”. Jawab Shery.

Sepulang sekolah Shery bergegas untuk membantu neneknya seperti biasa, selepas itu dia beranjak dari kesibukkanya untuk mengisi data – data yang tertera di dalam formulir. Apa yang terjadi di lembar pertengahan? tubuhnya bergetar tetesan air mata tak tertahankan, dan ternyata di dalam formulir tersebut harus terlampir data - data asli tentang orang tua kandung, sedangkan realita sangat jauh berbeda, Shery pun teringat betapa sedih pengalamannya tetapi tak lama kemudian dia pun sadar dia bersegera mengambil air wudhu yang begitu menyejukkan hati menenangkan jiwa dan di lanjutkan dengan sholat.

Di dalam do’anya terlantun kata – kata indah, menusuk hati, penuh pengharapan, di ungkapnya semua masalah yang terjadi padanya. Setelah itu dia pergi ke rumah ayahnya untuk meminta bantuan, kemudian ayahnya menganjurkan untuk mengisi data ibu kandung di isi dengan data seorang yang kini telah menggantikan posisi ibunya.

Tentunya hati yang begitu indah, lemah, menjadi seakan akan hancur tak tersisa mendengar ungkapan dari ayahnya tetapi Shery hanya diam membisu suara hati yang berkata tidak hanya berteriak dan menggema di dalam jiwa seorang anak remaja tersebut.

Pagi harinya dia kembali pergi ke sekolah dengan penuh pengharapan sambil memandang debu yang berterbangan kesana kemari membuat hatinya menjadi risau. Sesampai di sekolah di serahkannya formulir kepada gurunya dan tak lupa dia menanyakan tentang semua permasalahannya.

Hati yang risau dan kacau kini menjadi tenang, damai, seakan tak ada luka yang membakar di hati. Ibu memperbolehkan untuk mengisi data orang tua dengan Perwalian jika memang kenyataannya tak bisa di paksa, dan formulir- formulir tersebut akan segera di kirim karena batas waktu penerimaannya tinggal tiga hari lagi.

Dua minggu kemudian di umumkan pemenang seleksi pertama dan keberuntungan dari Allah S.W.T datang kepada Shery sehingga Shery bisa untuk mengikuti tes tahap kedua dan disertai dengan home visit. Dua bulan setelah itu tepatnya pada tanggal empat juni pengumuman pemenang beasiswa di publikasikan melalui berbagai media.

Hari itu adalah hari yang sangat di nanti seakan lembaran – lembaran kertas itu menjadi bangkit dari mimpi – mimpinya  yang bisa membawa kemajuan di dalam hidupnya. Kebahagiaan muncul dari raut muka seorang anak remaja tersebut. Walaupun di suatu hari nanti dia  harus rela berada jauh dari Nenek, Paman, dan ayahnya demi menjadi sosok pribadi yang mandiri, berintegritas dan mampu untuk menjadi seorang pemimpin dan tibalah saatnya untuk kembali melawan arus yang sangat deras dan terjangan ombak yang sangat kuat di tengah keramaian  tetapi tak seorang pun sanak saudara menemani karena cerahnya cahaya manikam yang selalu setia menyinari semua orang yang membutuhkannya.

 

www.dianrsaye.com

 

 

 

 

>> Next

<< Back