|
|
GUA PUTERI Created by Dian Ratna Sari Gua puteri merupakan sebuah objek wisata yang menjadi salah satu ikon di kota baturaja Baturaja dibelah oleh Sungai Ogan dengan tiga jembatan penghubung yang menghubungkan antara bagian Timur dan bagian Barat yaitu jembatan Ogan satu, Ogan dua dan Ogan tiga. Wisata Andalan ini terletak di Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji Sebelum masuk Goa Putri dipinggir Sungai Ogan terlihat sebuah batu yang biasa disebut penduduk sebagai Batu Putri. Konon batu ini merupakan penjelmaan Putri Balian yang berubah menjadi batu akibat sumpah seorang sakti yaitu Si Pahit Lidah. Nah adanya legenda inilah yang menyebabkan gua ini dinamakan Gua Putri.
Si pahit lidah mengucap sumpah kepada sang putri karena kesal sang
putri tidak menyaut ketika dipanggil berulang kali karena ia sedang
sibuk mencuci. Goa Putri adalah tujuan wisata terkemuka di Provinsi Sumatera Selatan, terletak 230 kilometer dari Palembang, atau 35 kilometer dari Baturaja, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Gua ini terletak sekitar satu kilometer dari jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Baturaja dan Muara Enim. Gua ini penuh dengan stalaktit dan stalagmit. Stalaktit merupakan kalsium karbonat yang menggantung dan membeku di langit-langit gua dan dapat ditemukan di gua kapur. Stalagmit adalah batuan berbentuk kerucut es yang menghadap ke atas dapat ditemukan di lantai gua. Di Goa Putri, stalaktit dan stalagmit bertemu membentuk pilar yang unik. Gua ini juga memiliki kolam yang airnya berasal dari gua-gua yang airnya berasal dari Sungai Semuhun, yang bermuara di Sungai Ogan. Berdampingan dengan Goa Putri terdapat Goa Harimau, tempat ditemukannya situs kerangka manusia yang berumur ± 3.000 tahun yang lalu oleh Pusat Penelitian dan pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Goa ini terletak di desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji yang berjarak ± 500 meter dari Goa Putri. Dari hasil penelitian Tim Arkeologi, di Goa ini ditemukan dua kerangka manusia yang masih utuh dan beberapa kerangka yang tidak utuh lagi, serta serpihan-serpihan bebatuan yang diduga sebagai peralatan yang digunakan mereka. Selain itu pada dinding Goa Harimau terdapat beberapa gambar lukisan yang sampai sekarang masih diteliti.
|
|
EAGLE POETRY WE ARE FROM DIFFERENT PLACE BUT,OUR HEARTH IS ONE IT IS IN EAGLE
ALONE DOESN’T MEAN WE DON’T CARE BUT ALONE MEANS WE DON’T WANT OTHERS HURT I CAN SEE,FIRMNESS IS OUR CHARACTERISTIC WE ARE AUTONUMOUS
REFF : EAGLE,FLY HIGH TO REACH YOUR GOAL EVENTHOUGH MANY OBSTACLES COME KEEP FLYING AS WHAT YOUR HEART SAY YOUR EYES,A SYMBOL OF FIRMNESS YOUR WINGS,SHOW HOW STRONG YOU ARE YOUR CLAY,A SYMBOL OF COURAGE MANY PEOPLE THINK WE ARE ARROGANT AND EGOIST BUT THEY ARE WRONG, BECAUSE,IN OUR DEEP HEARTH THERE IS A GREAT LOVE TO LOVE EACH OTHER
EAGLE……..FLY HIGH!!!!!!!!!
|
Miniatur Tunas Kelapa Created by : Dian Ratna Sari Di sebuah gubuk kecil aku terdiam sambil termenung memandangi ilalang yang bergoyang kesana kemari karena tiupan angin sore. Kicau burung pun membuat tubuhku terpaku untuk mewujudkan mimpiku mengejar hasrat yang telah terpendam lama dalam diriku. Dari kejauhan 5 meter nampak seorang Adik kecil yang berjalan tertatih - tatih seakan membawa beban yang tak sepantasnya dia dapatkan saat ini meuju gubuk kecilku. “ Kak, darimana saja kakak selama ini?“. Si adik bertanya kepadaku. “ Ma’af adik ini siapa ya..?”. Jawabku dengan merasa sangat aneh. “ Kak, jangan Cuma termenung di gubuk tua ini, mari kita pulang ke rumah ibu!”. Sahut si adik dengan nada memaksa. “ Sebenarnya kamu ini siapa ya dik?”. Karena kekesalan dari adik tersebut, dia pun pergi meninggalkanku sendirian tanpa peduli akan hal yang telah ia sampaikan kepadaku. Dalam hatiku bertanya, “Apakah makna dari semua ini?”. Kini aku sedang terpaku dengan kemajuan desaku. Hatiku pedih bagai tersayat pisau memikirkan luasnya lahan pertanian dan indahnya pemandangan hasil karya Nenek Moyangku yang kinI telah di lalap oleh Bulldozer karena keserakahan Si metropolitan. Disisi lain, aku tak mempunyai apa apa dan aku bukanlah seorang yang berada di posisi dan bisa memerintah rakyatku untuk mengikuti kemauanku. “Sshhhhhhh………ckkraaakkkk” Aku pun terkejut dengan sebuah kelapa yang jatuh tepat di atas kepalaku melalui lubang yang berada di atas gubuk tua yang telah reyot yang sesaat menyadarkan aku dari lamunanku. Lalu, kuambilah kelapa yang telah menimpaku tadi, aku tak berniat untuk mengupas atau sekalipun meminum air segar dari kelapa asli tersebut. Sesaat kemudian terbayang olehku sesuatu yang cemerlang seakan menggempar dunia dengan sebuah karya yang terinspirasi dari kelapa yang pada umumnya hanya menjadi pelengkap dalam masakan sayur di dapur. Dengan sedikit bekal dari Ayahku yang telah lama menutup cerahnya sang surya dari matanya. Ayahku dulu adalah seorang pekerja keras yang tak pernah mengeluh atau pun terbawa arus globalisasi. Beliau merupakan pemimpin sejati yang selalu terinspirasi untuk menciptakan hal – hal baru dengan ide – ide yang brilian dan ku jadikan beliau sebagai panutan dalam hidupku setelah Rasulullah yang tercinta. Sesaat sebuah ide masuk kedalam kepalaku. Aku berniat untuk membuat sesuatu yang baru dengan berinspirasikan sebuah kelapa tersebut. Sebuah Miniature dari Tunas Kelapa terbayangkan olehku. Bagiku, tunas kelapa merupakan lambang dari cikal bakal generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa kharismatik yang tinggi dan menjadi pemimpin sejati dengan kemampuan yang excellent. Semua bagian dari tanaman kelapa mempunyai manfaatnya masing – masing, mulai dari obat – obatan hingga untuk di jadikan bahan bangunan, hal tersebut ku ibaratkan seorang pemuda yang telah berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang tinggi sehingga mampu untuk menghadapi kejamnya perubahan dunia dan menggetarkan cakrawala. Dengan kesabaran hatiku, aku memulai karyaku dengan menata bagian – bagian yang menjadi dasar dari miniature itu sendiri. Sentuhan serabut kelapa menambah indahnya sebuah karya yang sederhana tersebut. Hingga akhirnya menyerupai sebuah minatur megah yang berdiri kokoh diatas riuhnya kepekikkan dunia. Aku mendengar bahwa ada seorang turis yang sedang bermalam di kampung kami. Dia sedang melanjutkan penelitian berkaitan dengan pencapaian gelar magisternya. Berbekal sedikit pengetahuan dari pengalaman SMP, aku pun memberanikan diri untuk berbicara langsung dengan turis jerman tersebut. Dia bernama keith, tak kusangka jika dia juga sangat menggemari organisasi internasional yang juga pernah ku ikuti pada saat SMP tahun lalu. Keesokkan harinya, Keith berkunjung ke rumahku dan dia sangat tertarik ketika melihat sebuah karya sederhana yang tampak megah di sudut ruang tamu yang mungil itu. Ketika itu pula Keith memberitahuku tentang Sekolah Menengah Pertama berstandar Internasional ( Sampoerna Academy ) karena dia merasa prihatin akan kelanjutan pendidikanku yang tak tentu arah pasti. Dia telah mengetahui sedikit banyak tentang diriku dan juga pendidikanku sejak beberapa hari kami berkenalan. Tak lupa dia mengenalakanku dengan berbagai macam jenis alat – alat teknologi dan komunikasi melalui tablet mewahnya untuk memotivasiku. Ternyata hal tersebut merupakan awal dari kemajuan pendidikaku sendiri, sesaat aku pun teringat pada seorang adik kecil yang pernah mengajakku untuk kembali pulang ke rumah ibu, setelah ku tela’ah adik tersebut merupakan anak dari tetanggaku yang selalu membantu ibuku ketika berjualan di warung kopi yang ternyata hendak mengingatkan aku akan kelanjutan pendidikanku sendiri. Terlintas di benakku untuk segera menemui ibuku tercinta di desa dengan tujuan untuk memberitahu hal tersebut. Dengan persetujuan dan ridho dari ibunda tercinta, aku pun bertekad kuat untuk mengikuti tes masuk di Sekolah Menengah Atas Internasional ( Sampoerna Academy ) tersebut. Setelah mengikuti beberapa tahap tes, pengumuman pun disebarkan melalui berbagai media. Ku raih uang receh dari saku kusutku untuk membeli sebuah koran untuk mengetahui hasil pengumuman tersebut. Alhamdulillah... namaku disebutkan pada kolom ke dua puluh enam sebagai peserta yang lulus untuk masuk di Sekolah Menengah Atas tersebut. Setelah bersekolah di sana, ku kembangkan bakat dan kemampuanku dalam memimpin berbagai organisasi, satu diantaranya adalah Pramuka. Berkat ketekunanku, miniatur tunas kelapa yang dulunya hanya tergeletak di dalam rumah mungil kini telah menjadi bahan acuan untuk membuat The Tower of International Scout. Menara tersebut merupakan lambang persatuan Pramuka sedunia yang letaknya di negara Jerman. Sungguh sebuah karya yang menakjubkan, dan hal tersebut tidak membuatku berhenti begitu saja tetapi menjadi cambuk motivasi yang handal bagiku. Semua ini merupakan pelajaran dari sebuah Miniatur Tunas Kelapa.
|