Home | Renungan

Tidak Ada Tempat bagi-Nya

Tidak ada tempat bagi-Nya? Lukas 2:6 7 mencatat paradoks yang pahit tersebut. Seperti seluruh bagian kekaisaran Roma lainnya, Betlehem sedang disibukkan dengan sensus yong dimaklumatkan oleh Kaisar Agustus. Orang-orang yang berasal dari kota roti itu pun berdatangan dari berbagai penjuru untuk didaftarkan. Kamar-kamar hotel, tanpa perlu promosi ataupun perang diskon, sudah sold out, laris manis. Orang-orang sibuk dengan kepentingannya masing-masing, ingin cepat-cepat merampungkan urusan cacah jiwa tersebut. Tidak ada yang peduli dengan wanita muda yang tengah hamil tua dan diiringi tunangannya yang tampak bersahaja itu. Para pemilik hotel juga tidak tergerak hatinya. Dan dokter Lukas pun mencatat, "Ketika mereka di situ tibalah waktu bagi Maria untuk melahirkan, dan ia melahirkan seorang anak laki laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan."

Sebuah harian sore terkemuka, sepanjang masa Natal ini, membuka sebuah rubrik khusus untuk memuat berita berita perayaan Natal. Tiap tiap berita panjangnya sekitar tiga empat baris. Bisa ditebak, yang dimuat paling paling begini: "Instansi A merayakan Natal tanggal sekian di situ. Pembicara Pendeta Polan. Acara ini dimeriahkan dengan paduan suara, drama, dll." Singkatnya, kering. Tentu saja berita berita kecik itu "ditelan" oleh headline yang lebih garang, mulai dari kasus Pakpahan, Udin hingga Zarina dan ectassy. Nama rubrik itu, "Gema Natal", dengan demikian hanya menjadi sebuah ironi. Cuma sebegitukah "gema" Natal itu? Sekering itukah kabar baik kelahiran Immanuel?

Toko-toko boleh berhias dengan aksen warna hijau dan merah, anak-anak boleh asyik dengan pesta Santa Klaus, orang-orang boleh sibuk berkirim kartu Natal, Jingle Bells boleh bergema, pohon terang boleh kelap-kelip, tapi, di manakah Bayi itu? Dua ribu tahun sudah berlalu, namun keadaan ternyata belum banyak beranjak.

Tidak ada tempat bagi Nya.

Anda bisa membayangkan betapa ganjilnya ini? Allah, yang Omnipresence, ada di mana-mana, namun tidak mempunyai tempat? Ganjil memang. Namun benar. Karena Dia sendiri yang menyatakannya. Jauh sebelum peristiwa di Betlehem itu, dengan pedih Tuhan sudah mengatakan, "Roh Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging" (Kejadian 6:3).

Jadi, apa yang sepatutnya kita harapkan dari sebuah perayaan Natal? Hadiah kejutan? Anda sudah menerima, pinjam istilah David Meeche, the greatest gift of our life! Perayaan yang semarak? Tidakkah kedatangan-Nya -- bahwa Allah yang Mahatinggi itu ada di antara kita -- membangkitkan a thrill of hope, the weary world rejoice "geletar pengharapan yang membuat dunia yang letih lesu bersuka cita"? Kita sudah menerima pemberian yang sangat berharga, namun bisa-bisa kita kehilangan inti Natal kalau kita tidak menyadari jeritan hati-Nya. Ketika Anak Manusia itu berjalan di muka bumi dan orang-orang berharap untuk mengikuti-Nya, Ia menjawab, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya" (Matius 8:20).

Betapa sering kita berbicara tentang berdiam di hadirat Tuhan. Dan, ya, Tuhan memang menjanjikannya. Namun betapa egoisnya kita kalau kita hanya memandang sisi ini, tanpa menyadari sebuah aspek yang lain. Tidak sadarkah Anda, bahwa lebih daripada kerinduan kita untuk berdiam di dalam hadirat-Nya, Tuhan rindu untuk berdiam di antara kita. Enam ribu tahun lebih Tuhan menanggung kerinduan tersebut!

Sampai berapa lama lagi ia harus menunggu? Akankah Natal ini hanya akan kembali tersedia "kandang" bagi Dia -- hati kita yang penuh dengan persoalaan, hawa nafsu, kedagingan? Bukankah ini saat untuk mempersiapkan sebuah ruang, tempat Dia menjejakkan kaki, tempat Dia meletakkan kepala? Seperti dikatakan lagu yang begitu sering kita dengar dalam masa Natal ini:

Joy to the world
The Lord has come
Let earth receives her King
Let every heart prepares Him room....
*** (15/12/1996)

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1