Home | Renungan

Baru

A thrill of hope, the weary world rejoices
For yonder breaks a new and glorius morn

Dalam Galatia 4:4-5, Paulus mengatakan, "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia dutus untuk menebus mereka." Apakah artinya "setelah genap waktunya?" Yesus datang pada waktu dan ternpat yang begitu muram dalam lembaran selarah. Palestina saat itu menjadi ajang kekuasaan yang begitu bengis. Segala bentuk penindasan tengah bercokol di sana.

Negeri itu sedang dijajah oleh Romawi. Kekuasaan sipil dipegang oleh Herodes yong bertanggung jawab atas pembunuhan bayi-bayi di Betlehem. Selama itu, praktik ke­agamaan dijalankan secara legalistik dan keras. Belum lagi perekonomian yang koyak-­moyak: rakyat dibebani pajak dan disedot kekayaannya secara tidak adil, sehingga sebagian besar penduduk menanggung kemiskinan yang parah.

Secara rohani, kondisinya lebih gawat lagi. Kekuasaan Iblis mencecar melalui berbagai penderitaan yang disebabkan oleh sakit-penyakit dan kerasukan. Masa perubahan dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru ditandai oleh ledakan mendadak aktivitas roh jahat yang berlangsung amat mencengangkan, sehingga hampir seluruh bangsa tertimpa serbuan roh jahat sampai pada taraf yang mengancam keselamatan nyawa.

Di tengah-tengah kemuraman itulah Dia datang, membangkitkan geletar pengharapan dan suka cita bagi dunia yang letih lesu merana. Ia tidak melakukannya dengan menulis pamflet atau memanggul senjata dan mengumpulkan pasukan tentara. Ia hanya berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan orang yang dikuasai Iblis. Ia dengan setia menyampaikan kebenaran. Itulah yang dilakukan-Nya. Namun demikian, kehidupan yang bersahaja ini, sampai lebih dari 2000 tahun kemudian masih tetap berbicara, masih tetap membangkitkan pengharapan dan suka cita yang sama. Benar, kedatangan-Nya seperti fajar baru yang merekah penuh kemuliaan, menyingkirkan kegelapan.

Yesaya antara lain menubuatkan, "Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-­Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya Ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia Ia akan menyatakan hukum, Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai Ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya" (Yesaya 42:1-4).

Menyambut pengharapan, suka cita dan kebaruan yang diberikan-Nya ini, hanya satu yang patut kita lakukan. Seperti lanjutan logu Holy Night tadi: Fall on your knees, sujudlah menyembah Dia! *** (24/12/1995)

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1