Home | Renungan

Silakan Mati Kehausan!

Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepada-Mu. (Yakobus 4:8a)

Jill sudah kehausan setengah mati. Dan sungai berair jernih-segar itu tinggal sepelemparan batu di depannya. Namun, sosok Aslan yang berbaring di tepiannya membuat Jill tertegun ragu-ragu. Ia belum mengenal benar singa itu. Bagaimana kalau Aslan menerkamnya?

Setelah memberanikan diri bertanya, dan diberi tahu kalau sumber air yang ada hanya sungai itu, Jill masih was-was juga.

"Ya, silakan mati kehausan," jawab Aslan.

Jawaban yang tampaknya konyol, namun benar.

Dongeng Kursi Perak karangan C.S. Lewis ini dengan sangat bagus menggambarkan cara kita mendekati Tuhan Yesus, yang dilukiskan sebagai Aslan sang Singa (ingat "Singa dari suku Yehuda"?). Nah, mungkin kita pernah mengalami kekeringan rohani, namun justru ragu-ragu untuk datang kepada Yesus. Sebagaimana Jill membayangkan Aslan seperti singa-singa yang dikenalnya, kita menganggap Yesus seperti sosok otoritas di dunia, yang tidak gampang didekati.

Atau, ada masalah yang lebih parah lagi. Paulus memperingatkan, "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiranmu disestakan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya" (II Korintus 10:3). Kesetiaan di sini berarti suatu ibadah yang sepenuh hati, tulus, sungguh-sungguh dan murni. Ibadah yang bersahaja. Ibadah yang melimpah dengan kecintaan kepada Yesus.

Masihkah kita berjalan dalam kesetiaan yang bersahaja ini?

Tuhan mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan penuh keberanian. Begitu Jill mau mereguk air sungai itu, langsung dahaganya terpuaskan. Tuhan Yesus mengatakan, "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya" (Yohanes 4:13-14). Maukah Anda mereguk air yang ditawarkan-Nya itu? *** (5/3/1995)

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1