Lari“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa
aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa
yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di
hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu
panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Filipi 3:13-14). "Aku akan lari lagi sampai jauh sekali, sehingga tak
seorang pun akan membawaku kembali." Itu bukan perkataan Forrest Gump, yang terus saja berlari tanpa tahu, dari kotak kehidupannya ia akan mendapatkan coklat rasa apa. Itu
pengakuan Nicky Cruz. Anak Puerto Rico yang terbuang
dari lingkungannya ini melarikan diri sebagai upaya untuk menemukan jati
diri. Sampai ia terdampar dalam kehidupan bengis gang Brooklyn. Sampai
suatu ketika ia berjumpa David Wilkerson, yang antara lain
mengatakan,"Nicky, suatu hari kelak kau akan berhenti berlari dan
kau akan berlari pada-Nya." Sama seperti Nicky, suatu kali kita pernah berlari.
Berlari tanpa tahu arah tujuan. Atau, berlari mengejar jati diri. Dan
yang kita temukan hanyalah kehampaan. Sampai kita berhenti dan berjumpa
dengan Dia. Sampai kita mulai berlari kepada-Nya. A.W. Tozer melukiskan pengalaman ini dengan
menggelora, "Pada saat Roh Kudus menghidupkan kita ke dalam
kehidupan yang baru, seluruh tubuh, jiwa dan roh kita merasakan adanya
pertalian keluarga dengan Allah dan melompat-lompat penuh suka cita
karena Ia menerima kita. Itulah kelahiran surgawi, yang tanpanya kita
tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Namun itu bukanlah akhir segalanya,
melainkan suatu permulaan, karena sekarang dimulailah sebuah pengejaran
yang mulia, sebuah penjelajahan yang penuh sukacita ke dalam kekayaan
Allah yang tiada terhingga. Suatu paradoks kasih bagi jiwa kita: Kita
telah menemukan Allah, namun masih juga kita mengejar-Nya." Apakah Anda telah menemukan Allah? Dan apakah Anda masih
terus mengejar-Nya? *** © 2003 Denmas Marto |