Home | Renungan

Tentang Liburan

Di Yogyakarta pada musim liburan seperti sekarang ini, konon frekuensi kecelakaan lalu lintas -- khususnya di kalangan anak-anak muda -- cenderung meningkat. Kenapa? Kalau sudah libur, pikiran anak-anak muda itu penuh dengan, ya just fun. Untuk sementara terbebas dari rutinitas dan tanggung jawab untuk belajar, berarti bisa santai sejenak. Rileks dululah. Sah-sah saja keinginan itu, wong kita ini memang perlu waktu jeda untuk mengambil napas segar kok. Masalahnya, suasana ini cenderung diwarnai dengan kurangnya kehati-hatian. Kalau di jalan orang lengah, akibatnya sudah bisa diduga. Ini menurut Pak Harry, yang sebentar lagi akan terbang ke Singapura -- bukan untuk berlibur, melainkan untuk belajar.

Sangat disayangkan, sikap semacam itu merembet pula ke dalam kehidupan rohani. Pulang liburan, berkumpul dengan sanak saudara, bersenang-senang -- dan ya, rileks dululah, kendor sedikit dalam berdoa, membaca firman, melatih otot-otot iman. Akibatnya, bisa ditebak pula. Pulang liburan, bukannya mengalami penyegaran dan kian on fire, eh malah down dan loyo dikepruki Iblis! (Eh, jangan jauh-jauh menyalahkan Iblis dulu, siapa tahu gara-garanya karena memanjakan kedagingan. Dan, bukankah Kebaktian Tengah Minggu kemarin Pak Eriel mengatakan, musuh itu tidak lain adalah jiwamu sendiri? Nah, makanya hati-hati!)

Dean Sherman dalam buku Peperangan Rohani mengatakan, Kekristenan itu tidak mengenal liburan -- 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 52 minggu setahun nonstop. Mungkin terlintas pikiran, "kejam" amat, masak Tuhan tidak kasih kita istirahat. Masalahnya bukan Tuhan, Mas! Masalahnya, itu lho, "Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (2 Ptr 5:8). Si Iblis sibuk terus cari mangsa tanpa kenal libur. Kalau sampeyan mau berlibur, dan memberi diri menjadi mangsa Iblis, ya sumangga... eh, ya jangan dong! Lawan itu! Itu berarti memang harus waspada 24 jam sehari, 'kan?

"Sekolah Roh Kudus" memang tidak mengenal libur. Di dalamnya kita terus dilatih, dipersiapkan -- nyaris tanpa henti. Bukan berarti kita tegang terus. Justru di situ sebenarnya kehidupan kita, sukacita kita, "liburan" kita. Ya, kita bisa berlibur dari serangan Iblis dan menikmati persekutuan dan kemenangan bersama-Nya. Kenapa? Karena "Aku datang, supaya mereka hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yoh 10:10). Yesus juga mengatakan, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan" (Mat 11:28-30). Nah, ajaib to, belajar pada Dia justru membuat kita mengalami ketenangan jiwa, mengalami liburan!

Dalam musim liburan kali ini, Denmas Marto dengar ada beberapa dari kalian yang oleh dorongan Roh Tuhan menunda atau membatalkan kepulangan, agar tidak membuyarkan apa yang tengah Tuhan kerjakan dalam diri kalian. Great! Adapun kalian yang memang harus pulang, ya berangkatlah dengan damai sejahtera. Bagus sekali kalau dalam kesempatan liburan ini kalian bisa bersaksi melalui perubahan yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kalian. Yang penting, entah di Yogya atau berlibur ke daerah asal, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan! Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:11-12).

Bagaimana praktisnya? Selain terus membangun hubungan pribadi dengan Tuhan, kalau ada saudara-saudara yang satu kota, kenapa tidak bikin kelompok sel? Itu yang dilakukan beberapa anak Cirebon dalam liburan tahun kemarin. Selain dari Yogya, mereka juga berkumpul bareng dengan saudara-saudara dari Bandung dan Jakarta. Menjangkau orang baru lagi! Luar biasa, 'kan?

Jangan lupa pula membawa bekal buku-buku rohani dan kaset khotbah. Perpustakaan memberi kemurahan bagi kalian untuk meminjam buku dan kaset untuk dibawa pulang (tentu saja bagi yang sudah mendaftar jadi anggota). Yang penting dirawat baik-baik itu barang. Kalau nggak, ya mampir dulu belanja di toko buku.

Akhirnya, Denmas marto mau mengakhiri catatan kali ini dengan bagian akhir dari kitab Pengkhotbah. Bagian ini dimulai dengan menarik. Perhatikan: "Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat." Selamat liburan! *** (Januari 1997)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1