Home | Renungan

Jikalau Bukan Tuhan

Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. -- Mazmur 127:1

Ketika kita dilahirkan kembali, dan Tuhan memeteraikan kita dengan Roh Kudus, kita menjadi rumah-Nya, tempat kediaman Allah di dalam Roh. Melalui Petrus, Tuhan menegaskan bahwa Ia mau membangun kita menjadi suaru rumah rohani (2 Pet. 2:5). Dengan demikian, setelah dilahirkan kembali, bukan berarti segalanya selesai. Ada sesuatu yang mau dibangun di dalam diri kita. Dan yang hendak dibangun-Nya adalah suatu bangunan yang sangat menakjubkan.

Setiap kali kita membuka-buka buku Everyday In Bible Times, Denmas Marto selalu kagum melihat gambar Bait Salomo yang dibentang selebar tiga halaman. Bait yang dilapisi emas itu, "laut" yang ditopang dua belas lembu, mezbah korban bakaran dan kesibukan para imam di pelataran… wow, luar biasa! Namun firman Tuhan mengatakan, bahwa kemuliaan rumah yang kemudian akan jauh lebih besar daripada rumah yang terdahulu. Dan rumah yang terakhir itu adalah kita, umat-Nya pada akhir zaman.

Sesuatu yang jauh lebih mencengangkan daripada kegemilangan Bait Salomo -- siapakah yang sanggup membangunnya? Betapa sering kita tidak menyadari dan tidak mengerti apa yang tengah dibangun Tuhan di dalam diri kita, lalu kita berusaha dengan kekuatan kita sendiri untuk membangun rumah rohani itu. Melalui firman Tuhan yang disampaikan sepanjang pertemuan dengan Bu Indri, kita diperlihatkan bahwa hal itu bukan saja bodoh, melainkan juga terkutuk. "Beginilah firman Tuhan: 'Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada Tuhan!" (Yeremia 17:5). Orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri akhirnya pasti akan mentok, gagal, frustrasi, dan bersungut-sungut, menyalahkan Tuhan.

Daud mendapatkan wahyu yang sangat jelas mengenai hal ini. Kalau bukan Tuhan sendiri yang bekerja, tegasnya, sia-sia saja apa pun yang dilakukan manusia. Dan menyadari ketidakmampuan dirinya ini, Daud berpaut total pada Tuhannya. Mazmur-mazmurnya merupakan jeritan hatinya yang paling dalam, seruannya kepada Tuhan pada waktu-waktu kesesakan. Ketika terjepit, ia tidak berusaha menghadapi masalah dengan kekuatannya sendiri, tapi ia berseru, "Berharaplah kepada Tuhan, hai jiwaku!" Tuhan menjadi kekuatannya, Tuhan menjadi andalannya.

Hati yang seperti itu yang kita perlukan. Hati yang berpaut sepenuhnya pada Tuhan, mata yang tertuju kepada-Nya. Seperti dikatakan Yosafat ketika terdesak oleh orang Moab dan Amon, "Kami tidak tahu apa yang harus kmi lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu" (2 Taw. 20:12). Seruan secam ini keluar dari hati yang mengenal Tuhan dan intim dengan Dia.

Kita memerlukan hati yang semacam itu kalau kita ingin melihat janji-janji Tuhan digenapi dalam kehidupan kita. Penulis Ibrani mengatakan, janji Tuhan hanya dapat diperoleh melalui iman dan kesabaran (Ibr. 6:12). Nah, iman kita hanya dapat bekerja, dan kita akan dapat bertekun, bila hati kita terus berkobar-kobar dengan kasih mula-mula kepada-Nya. Nyala api kasih ini hanya dapat dipertahankan selama kita tekun mengejar Dia -- bukan mengejar janji-Nya, melainkan mengejar Sang Pemberi Janji itu sendiri.

Bahwa kita akan menjadi rumah kediaman-Nya adalah salah satu janji-Nya yang luar biasa. Namun, kita hanya dapat menerima kepenuhan janji ini bila kita mengandalkan Dia. Seperti doa Paulus untuk jemaat Filipi, "Dan inilah doaku, semoga ksihmu makin melimpah dalam segala pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah" (Fil. 1:9-11). Kuncinya ada pada frasa terakhir itu: yang dikerjakan oleh Yesus Kristus. Dia yang mengerjakannya! Bagian kita adalah mengejar Dia dan tinggal di dalam Dia, maka kemulian-Nya akan nyata menyelubungi kita. *** (13/07/1997)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1